S. Hadi, Henik Prayuginingsih, Bejo Suroso, O. Oktarina, Taufiq Timur Warisaji
{"title":"Pembuatan Pakan Alternatif Ternak Sapi Melalui Fer-mentasi Gedebog Untuk Cadangan Musim Kemarau","authors":"S. Hadi, Henik Prayuginingsih, Bejo Suroso, O. Oktarina, Taufiq Timur Warisaji","doi":"10.32528/jiwakerta.v3i1.8041","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Permintaan akan daging ternak sapi pada tahun 2021 ini cenderung semakin banyak sejalan dengan bertambahnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bondowoso yang mencapai sebesar 0,52 persen. Pada tahun yang sama jumlah ternak sapi di Kabupten Bondowoso sebanyak 234.300 ekor dan sebagian berada di Kecamatan Pakem yaitu sebanyak 9.214 ekor yang tersebar salah satunya di Desa Pakem dengan jumlah sekitar lebih dari 700 ekor. Kondisi ini tentunya membutuhkan ketersediaan pakan ternak yang cukup memadai agar pertumbuhan dan perkembangan ternak sapi akan berlangsung normal, terutama pada saat musim kemarau. Oleh karena itu, tujuan program pengabdian pada masyarakat ini secara ekonomi untuk meningkatkan keuntungan dan efisiensi biaya produksi ternak sapi. Metode pelaksanaan ini berupa rekayasa teknologi dan sosial melalui pelatihan dengan pendekatan partisipatif dan pendampingan. Pelatihan dimaksud adalah berupa pelatihan pada aspek teknis pembuatan pakan alternatif fermentasi gedebog dan manajemen pakan. Proses pendampingan kepada mitra peternak bertujuan untuk menjamin terlaksananya program sesuai pedoman dan tercapainya indikator keberhasilan program. Hasil evaluasi di lapangan menunjukkan tingkat keberhasilan program dengan uraian sebagai berikut: a) rata-rata perkembangan produksi (bobot kambing) per bulan mencapai 21,99%, b) efisiensi biaya produksi penggemukan ternak sebelum program (1,21) sesudah program (1,90), dan tingkat keuntungan sesudah pelaksanaan program naik sebesar 91.31%, dan c) mitra tidak kesulitan untuk memberikan pakan ternak rumput pada musim kemarau, karena cukup hanya dengan satu sampai dua kali per minggu, sehingga dapat mengurangi waktu untuk mencari rumput pada musim penghujan sebesar ± 35%. ","PeriodicalId":117721,"journal":{"name":"JIWAKERTA: Jurnal Ilmiah Wawasan Kuliah Kerja Nyata","volume":"178 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIWAKERTA: Jurnal Ilmiah Wawasan Kuliah Kerja Nyata","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32528/jiwakerta.v3i1.8041","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Permintaan akan daging ternak sapi pada tahun 2021 ini cenderung semakin banyak sejalan dengan bertambahnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bondowoso yang mencapai sebesar 0,52 persen. Pada tahun yang sama jumlah ternak sapi di Kabupten Bondowoso sebanyak 234.300 ekor dan sebagian berada di Kecamatan Pakem yaitu sebanyak 9.214 ekor yang tersebar salah satunya di Desa Pakem dengan jumlah sekitar lebih dari 700 ekor. Kondisi ini tentunya membutuhkan ketersediaan pakan ternak yang cukup memadai agar pertumbuhan dan perkembangan ternak sapi akan berlangsung normal, terutama pada saat musim kemarau. Oleh karena itu, tujuan program pengabdian pada masyarakat ini secara ekonomi untuk meningkatkan keuntungan dan efisiensi biaya produksi ternak sapi. Metode pelaksanaan ini berupa rekayasa teknologi dan sosial melalui pelatihan dengan pendekatan partisipatif dan pendampingan. Pelatihan dimaksud adalah berupa pelatihan pada aspek teknis pembuatan pakan alternatif fermentasi gedebog dan manajemen pakan. Proses pendampingan kepada mitra peternak bertujuan untuk menjamin terlaksananya program sesuai pedoman dan tercapainya indikator keberhasilan program. Hasil evaluasi di lapangan menunjukkan tingkat keberhasilan program dengan uraian sebagai berikut: a) rata-rata perkembangan produksi (bobot kambing) per bulan mencapai 21,99%, b) efisiensi biaya produksi penggemukan ternak sebelum program (1,21) sesudah program (1,90), dan tingkat keuntungan sesudah pelaksanaan program naik sebesar 91.31%, dan c) mitra tidak kesulitan untuk memberikan pakan ternak rumput pada musim kemarau, karena cukup hanya dengan satu sampai dua kali per minggu, sehingga dapat mengurangi waktu untuk mencari rumput pada musim penghujan sebesar ± 35%.