PROGRAM PENINGKATAN SELF-AWARENESS PADA ANAK ASUH DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK RHS

Bertha Bertha, Penny Handayani
{"title":"PROGRAM PENINGKATAN SELF-AWARENESS PADA ANAK ASUH DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK RHS","authors":"Bertha Bertha, Penny Handayani","doi":"10.47841/adpi.v3i1.220","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) RHS merupakan LKSA khusus perempuan dengan karakteristik anak asuh yang beragam (usia, pendidikan, dan status keberadaan orang tua). Dengan latar belakang yang beragam tersebut, timbul yang terkait dengan hubungan sesama anak asuh yang kurang baik, mereka kurang mengenal diri sendiri dan satu sama lain. Pengasuh di LKSA RHS mengungkapkan bahwa mayoritas anak asuh kurang memiliki kesadaran akan tugas-tugasnya sebagai anak asuh dan sebagai pelajar sehingga pengasuh harus menegur dan mendisiplinkan berulang kali. Penyebab munculnya permasalahan anak asuh yang kurang memahami kapasitas diri, diantaranya karena mereka tidak memiliki pemahaman mengenai kekuatan, kelemahan, dan peranan dirinya. Hal tersebut disebabkan karena anak asuh kurang memiliki perasaan sadar diri (self-awareness). Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan adalah melalui wawancara, kuesioner, dan focus group discussion. Dengan hasil mengidentifikasi kebutuhan, maka dibuatlah sebuah program pelatihan dengan tujuan umum : anak asuh memiliki self-awareness, dan tujuan khusus : (1) meningkatkan self-awareness melalui faktor-faktor yang mempengaruhi self-awareness, (2) anak asuh dapat melaksanakan tugas-tugasnya, dan (3) anak asuh memiliki pemahaman mengenai program BK di LKSA RHS. Pelatihan di lakukan 21 November 2020, pk. 10.00-12.00 untuk jenjang SD-SMP dan pk. 14.00-16.00 untuk jenjang SMA-Universitas, kepada 46 anak asuh. Pada aspek kognitif, terdapat peningkatan pemahaman pada peserta. Pada aspek afektif, seluruh peserta menyadari pentingnya self-awareness dalam kehidupan. Pada aspek perilaku, seluruh anak asuh mampu untuk mengikuti role-play dalam pelatihan yang diberikan dan sudah mampu mengaplikasikan secara langsung self-awareness di LKSA RHS. Monitoring dan evaluasi program akan digunakan untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan pelatihan yang telah diberikan.","PeriodicalId":351204,"journal":{"name":"Seminar Nasional ADPI Mengabdi Untuk Negeri","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional ADPI Mengabdi Untuk Negeri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47841/adpi.v3i1.220","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) RHS merupakan LKSA khusus perempuan dengan karakteristik anak asuh yang beragam (usia, pendidikan, dan status keberadaan orang tua). Dengan latar belakang yang beragam tersebut, timbul yang terkait dengan hubungan sesama anak asuh yang kurang baik, mereka kurang mengenal diri sendiri dan satu sama lain. Pengasuh di LKSA RHS mengungkapkan bahwa mayoritas anak asuh kurang memiliki kesadaran akan tugas-tugasnya sebagai anak asuh dan sebagai pelajar sehingga pengasuh harus menegur dan mendisiplinkan berulang kali. Penyebab munculnya permasalahan anak asuh yang kurang memahami kapasitas diri, diantaranya karena mereka tidak memiliki pemahaman mengenai kekuatan, kelemahan, dan peranan dirinya. Hal tersebut disebabkan karena anak asuh kurang memiliki perasaan sadar diri (self-awareness). Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan adalah melalui wawancara, kuesioner, dan focus group discussion. Dengan hasil mengidentifikasi kebutuhan, maka dibuatlah sebuah program pelatihan dengan tujuan umum : anak asuh memiliki self-awareness, dan tujuan khusus : (1) meningkatkan self-awareness melalui faktor-faktor yang mempengaruhi self-awareness, (2) anak asuh dapat melaksanakan tugas-tugasnya, dan (3) anak asuh memiliki pemahaman mengenai program BK di LKSA RHS. Pelatihan di lakukan 21 November 2020, pk. 10.00-12.00 untuk jenjang SD-SMP dan pk. 14.00-16.00 untuk jenjang SMA-Universitas, kepada 46 anak asuh. Pada aspek kognitif, terdapat peningkatan pemahaman pada peserta. Pada aspek afektif, seluruh peserta menyadari pentingnya self-awareness dalam kehidupan. Pada aspek perilaku, seluruh anak asuh mampu untuk mengikuti role-play dalam pelatihan yang diberikan dan sudah mampu mengaplikasikan secara langsung self-awareness di LKSA RHS. Monitoring dan evaluasi program akan digunakan untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan pelatihan yang telah diberikan.
RHS儿童福利机构寄养儿童的自我意识提升计划
儿童福利机构RHS是一种特殊的妇女,其特征包括不同的寄养儿童(父母的年龄、教育和地位)。在不同的背景下,由于寄养关系不佳,他们对自己和彼此都不了解。LKSA RHS的保姆透露,大多数寄养儿童对他们作为寄养儿童和学生的职责缺乏认识,因此保姆不得不一再责备和管教他们。寄养儿童缺乏自我意识的原因,部分原因是他们对自己的优势、弱点和角色缺乏理解。这是因为寄养的孩子缺乏自我意识。用来确定需求的方法是通过采访、问卷调查和焦点小组讨论。识别培训需求,于是一个程序的结果有一个共同目标:寄养self-awareness,特殊目的:(1)增加self-awareness通过影响self-awareness的因素,(2)寄养儿童能够执行职务,(3)寄养项目有了解BK在LKSA RHS。2020年11月21日的训练,11月10日至12日,11月10日至12日,4 - 4日至4日,46名寄养儿童。在认知方面,参与者的理解增加了。在情感方面,所有参与者都认识到生活中自我意识的重要性。在行为方面,所有寄养儿童都能够在培训中遵循角色扮演,并已经能够直接应用于lhs的自我意识。监督和评估计划将用于确定培训实施的影响。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信