{"title":"RELIGIOUSTY AND ISLAMIC NORMATIVISM IN PORNOGRAPHY AS A SOCIAL PHENOMENON","authors":"M. Muhammadong","doi":"10.30984/ajip.v8i1.2518","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrac: This article is to find out in the study of Islamic normativism about pornography as a social phenomenon caused by technological advances and the development of social media in people's lives. In the Islamic view, pornography is certainly strictly prohibited because it has an impact on moral decadence for the perpetrator. In Islamic studies, there is no clear mention of pornography because what is explained is only the issue of aurat and the consequences of adultery behavior that can damage the cultivation of life if not anticipated. Analysis of pornography in the current context must get answers from religious teachings so that the problems faced can be solved humanely so that the interpretation developed is not based on assumptions but through Islamic normative studies. Keywords: Reinterpretation, Islamic, Pornography, Social Media, TechnologicalAbstrak: Artikel ini untuk mengetahui dalam kajian normativisme Islam soal pornografi sebagai sebuah fenomena sosial yang diakibatkan salah satunya karena kemajuan teknologi dan perkembangan media sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam pandangan Islam, pornografi tentu sangat dilarang karena berdampak pada dekadensi moral bagi pelakunya. Dalam kajian keislaman tidak disebutkan secara jelas tentang pornografi karena yang dijelaskan hanya persoalan aurat dan akibat yang ditimbulkan dari perilaku perzinahan yang dapat merusak tatanam kehidupan apabila tidak diantisipasi. Analisis tentang pornografi dalam konteks kekinian harus mendapat jawaban dari ajaran keagamaan agar persoalan yang dihadapi dapat diselesaikan secara manusiawi sehingga interpretasi yang dikembangkan bukan atas dasar asumsi akan tetapi melalui kajian normatif keislaman. Kata Kunci: Reinterpretasi, Islam, Pornografi, Media Sosial, Tekhnologi","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/ajip.v8i1.2518","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrac: This article is to find out in the study of Islamic normativism about pornography as a social phenomenon caused by technological advances and the development of social media in people's lives. In the Islamic view, pornography is certainly strictly prohibited because it has an impact on moral decadence for the perpetrator. In Islamic studies, there is no clear mention of pornography because what is explained is only the issue of aurat and the consequences of adultery behavior that can damage the cultivation of life if not anticipated. Analysis of pornography in the current context must get answers from religious teachings so that the problems faced can be solved humanely so that the interpretation developed is not based on assumptions but through Islamic normative studies. Keywords: Reinterpretation, Islamic, Pornography, Social Media, TechnologicalAbstrak: Artikel ini untuk mengetahui dalam kajian normativisme Islam soal pornografi sebagai sebuah fenomena sosial yang diakibatkan salah satunya karena kemajuan teknologi dan perkembangan media sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam pandangan Islam, pornografi tentu sangat dilarang karena berdampak pada dekadensi moral bagi pelakunya. Dalam kajian keislaman tidak disebutkan secara jelas tentang pornografi karena yang dijelaskan hanya persoalan aurat dan akibat yang ditimbulkan dari perilaku perzinahan yang dapat merusak tatanam kehidupan apabila tidak diantisipasi. Analisis tentang pornografi dalam konteks kekinian harus mendapat jawaban dari ajaran keagamaan agar persoalan yang dihadapi dapat diselesaikan secara manusiawi sehingga interpretasi yang dikembangkan bukan atas dasar asumsi akan tetapi melalui kajian normatif keislaman. Kata Kunci: Reinterpretasi, Islam, Pornografi, Media Sosial, Tekhnologi
摘要:本文旨在通过伊斯兰规范主义的研究,找出色情作为一种社会现象,是由于科技进步和社交媒体的发展在人们的生活中造成的。在伊斯兰教看来,色情作品当然是被严格禁止的,因为它对犯罪者的道德堕落有影响。在伊斯兰研究中,没有明确提到色情,因为所解释的只是aurat问题和通奸行为的后果,如果没有预料到,这些行为会损害生活的培养。在当前的背景下,对色情的分析必须从宗教教义中得到答案,这样所面临的问题才能得到人道的解决,这样所开发的解释就不是基于假设,而是通过伊斯兰规范的研究。摘要:Artikel ini untuk mengetahui dalam kajian规范主义伊斯兰社会色情sebagai sebuah现象社会杨diakibatkan salah satunya karena kemajuan tecknologi dan perkembangan媒体社会dalam kehidupan masyarakat。达拉姆潘潘干伊斯兰教,色情tentu sangat dilarang karena berdampak pada dekadensi道德bagi pelakunya。Dalam kajian keislaman tidak disebutkan secara jelas tentang色情karena yang dijelaskan hanya个人aurat dan akibat yang ditimbulkan dari peraku perzinahan yang dapat merusak tatanam kehidupan apabila tidak diantisipasi。分析色情内容,例如:色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容,色情内容。Kata Kunci:重新诠释,伊斯兰教,色情,媒体社会,技术