Aplikasi Theopreneurship menurut Kejadian 26:1-14 bagi Keluarga Kristen

Natalia Pasaribu, Kogilambal Kogilambal, Mulina Tarigan
{"title":"Aplikasi Theopreneurship menurut Kejadian 26:1-14 bagi Keluarga Kristen","authors":"Natalia Pasaribu, Kogilambal Kogilambal, Mulina Tarigan","doi":"10.57069/haggadah.v3i2.63","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman tentang theopreneursip ditinjau dari Kejadian 26:1-14 dan aplikasinya bagi Keluarga Kristen di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. Sampai pertengahan tahun 2021 pandemi Covid- 19 belum juga dapat diatasi secara tuntas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selain berdampak kepada kematian orang yang terpapar, pandemi ini juga berdampak besar terhadap berbagai bidang, terutama ekonomi masyarakat. Istilah theopreneurship belum begitu umum dikenal orang, sehingga penulis memperhatikan banyak orang Kristen yang masih muda, gagah fisiknya tetapi pengangguran karena tidak mau berwirausaha. Prokontra terkait hubungan gereja dengan theopreneurship tetap ada sampai saat ini, sehingga ada orang Kristen tidak suka bekerja keras, tidak berani bertindak, tidak kreatif dan tidak inovatif. Bagaimanakah pemahaman tentang theopreneursip ditinjau dari Kejadian 26:1-6, 12-14 dan aplikasinya bagi Keluarga Kristen di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin? Konteks Kejadian 26:1-14 adalah tentang perjanjian Allah dengan Abraham yang diteguhkan kepada Ishak. Dalam ayat 1-6 Ishak tinggal di Gerar karena bencana kelaparan, dan Tuhan memberkati dia di sana. Dalam ayat 7-11 ada kisah sisipan dimana Ishak takut mengakui Ribka sebagai istrinya di depan Abimelekh. Dalam ayat 12-14 Ishak diberkati Tuhan menjadi kaya dan bertambah- tambah kaya sehingga orang-orang Filistin iri kepadanya. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif eksegesa, yakni menganalisa teks Alkitab berbahasa Ibrani untuk menemukan etimologi dan sintesis berdasarkan tafsiran ayat demi ayat. Penulis menemukan pemahaman mengenai theopreneursip ditinjau dari Kejadian 26:1-6, 12-14 dan aplikasinya bagi keluarga Kristen di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin adalah: keluarga Kristen harus bekerja keras, keluarga Kristen harus berani bertindak, keluarga Kristen harus kreatif dan keluarga Kristen harus inovatif.","PeriodicalId":402977,"journal":{"name":"HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"HAGGADAH: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.57069/haggadah.v3i2.63","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman tentang theopreneursip ditinjau dari Kejadian 26:1-14 dan aplikasinya bagi Keluarga Kristen di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. Sampai pertengahan tahun 2021 pandemi Covid- 19 belum juga dapat diatasi secara tuntas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selain berdampak kepada kematian orang yang terpapar, pandemi ini juga berdampak besar terhadap berbagai bidang, terutama ekonomi masyarakat. Istilah theopreneurship belum begitu umum dikenal orang, sehingga penulis memperhatikan banyak orang Kristen yang masih muda, gagah fisiknya tetapi pengangguran karena tidak mau berwirausaha. Prokontra terkait hubungan gereja dengan theopreneurship tetap ada sampai saat ini, sehingga ada orang Kristen tidak suka bekerja keras, tidak berani bertindak, tidak kreatif dan tidak inovatif. Bagaimanakah pemahaman tentang theopreneursip ditinjau dari Kejadian 26:1-6, 12-14 dan aplikasinya bagi Keluarga Kristen di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin? Konteks Kejadian 26:1-14 adalah tentang perjanjian Allah dengan Abraham yang diteguhkan kepada Ishak. Dalam ayat 1-6 Ishak tinggal di Gerar karena bencana kelaparan, dan Tuhan memberkati dia di sana. Dalam ayat 7-11 ada kisah sisipan dimana Ishak takut mengakui Ribka sebagai istrinya di depan Abimelekh. Dalam ayat 12-14 Ishak diberkati Tuhan menjadi kaya dan bertambah- tambah kaya sehingga orang-orang Filistin iri kepadanya. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif eksegesa, yakni menganalisa teks Alkitab berbahasa Ibrani untuk menemukan etimologi dan sintesis berdasarkan tafsiran ayat demi ayat. Penulis menemukan pemahaman mengenai theopreneursip ditinjau dari Kejadian 26:1-6, 12-14 dan aplikasinya bagi keluarga Kristen di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin adalah: keluarga Kristen harus bekerja keras, keluarga Kristen harus berani bertindak, keluarga Kristen harus kreatif dan keluarga Kristen harus inovatif.
根据创世纪26:1-14,基督徒家庭的“机会”应用
这项研究的目的是了解从《创世纪》26:1-14和基督教家庭在Musi banyual区蜡溪上的应用,以获得对theopreneursip的理解。到2021年中期,科维德- 19大流行尚未在全世界得到全面解决,包括印尼在内。除了对受感染人员死亡的影响外,它还对许多领域产生了深远的影响,尤其是对社会经济的影响。“opopreneurship”一词并没有得到普遍的认可,以至于作者注意到许多年轻的基督徒,他们都是精力充沛、缺乏创业精神的年轻基督徒。关于教会与“基督教”关系的争论一直存在到今天,因此一些基督徒不努力工作,没有勇气行动,没有创造力和创新。从《创世纪》26:1- 6,12 -14和对基督徒家庭在Musi banyusalate river蜡区的应用,如何看待对theopreneursip的理解?创世纪26:1-14的上下文是神与亚伯拉罕所立的约,是向以撒所立的。以撒因饥荒住在基拉耳,耶和华在那里赐福给他。在7-11节中,有一段记载,以撒不敢在亚比米勒面前承认利百加为他的妻子。在12-14节,以撒蒙了福,耶和华赐福,他发了财,非利士人就嫉妒他。作者采用了一种定性的方法,分析希伯来圣经文本,寻找词源学和一节对经文的解释。作者从《创世纪》26:1- 6,12 -14和对基督教家庭在Musi banyusalate选区蜡烛河上的应用中发现了他们的理解:基督徒家庭必须努力工作,基督徒家庭必须有勇气行动,基督徒家庭必须有创造力,基督徒家庭必须创新。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信