COMPARISON OF BLOOD SUGAR LEVELS AFTER GIVING CORN RICE AND WHITE RICE TO COLLEGE STUDENTS BINA MANDIRI GORONTALO UNIVERSITY

Rita Amini Warastuti, Sudartik Sudartik
{"title":"COMPARISON OF BLOOD SUGAR LEVELS AFTER GIVING CORN RICE AND WHITE RICE TO COLLEGE STUDENTS BINA MANDIRI GORONTALO UNIVERSITY","authors":"Rita Amini Warastuti, Sudartik Sudartik","doi":"10.35971/gojhes.v7i1.17447","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Di Gorontalo, terdapat makanan pokok lain yakni nasi jagung yang biasa di sebut dalam budaya Gorontalo yaitu Balabinde. Masyarakat Gorontalo menganggap bahwa mengkonsumsi nasi jagung secara teratur dapat menurunkan penyakit gula darah, sehingga banyak di konsumsi penderita Diabetes. Kebaruan penelitian karena menganalisis perbandingan kadar gula darah setelah pemberian nasi jagung dan nasi putih. Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis perbandingan antara kenaikan kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian nasi jagung dan nasi putih. Metode penelitian menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental yang di gunakan untuk membandingkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam post prandial dengan menggunakan alat glukometer. Sampel berjumlah 20 orang mahasiswa UBM Gorontalo. Setiap sampel dilakukan 2 kali pemeriksaan, yakni GDP dan GD2PP. Seluruh sampel berpuasa ± 8 jam lalu diukur GDPnya. Kemudian sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 10 orang dengan perlakuan berupa pemberian makan nasi jagung dan kelompok kedua diberikan nasi putih, dengan tambahan lauk yang sama. Dua jam setelah makan, dilakukan pemeriksaan GD2PP. Kadar gula darah yang didapat dilakukan pengujian dengan uji t sampel yang berpasangan atau paired t tes untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang mempunyai data berpasangan dengan taraf signifikan α =0,05. Hasil penelitian didapatkan nilai thitung 1,808, nilai ttabel 2,262, dan nilai signifikasi 0,10 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan di mana hasil nilai t hitung 1,808 dan nilai signifikansi 0,10 0,05. Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan nasi jagung dan nasi putih. Kata kunci: Gula darah; Nasi Jagung; Nasi Putih. AbstractIn Gorontalo, there is another staple food, corn rice, which is commonly called in Gorontalo culture, Balabinde. The people of Gorontalo consider that consuming corn rice regularly can reduce blood sugar disease, so many people with diabetes are consumed it. The novelty of the study is that it analyzes the comparison of blood sugar levels after giving corn rice and white rice. This study aims to analyze the comparison between the increase in blood sugar levels before and after giving corn rice and white rice. The research method uses a Quasi-Experimental research design which is used to compare the results of the 2-hour post-prandial blood glucose level test using a glucometer. The sample was 20 UBM Gorontalo students. Each sample was carried out 2 times, namely GDP and GD2PP. All samples fasted ± 8 hours ago and measured GDP. Then the sample was divided into 2 groups of 10 people, each with a treatment in the form of feeding corn rice, and the second group was given white rice, with the addition of the same side dishes. Two hours after eating, a GD2PP examination is carried out. The blood sugar levels obtained were tested with a paired t-test or paired t-test to test the average difference between two groups that had paired data with a significant level of α = 0.05. The results of the study obtained a calculated value of 1.808, a t table value of 2.262, and a signification value of 0.10, which means that there is no significant difference where the result of the calculated t value is 1.808 and the significance value is 0.10 0.05. In conclusion, there is no difference in comparing blood glucose test results using corn rice and white rice.","PeriodicalId":411700,"journal":{"name":"Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35971/gojhes.v7i1.17447","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Di Gorontalo, terdapat makanan pokok lain yakni nasi jagung yang biasa di sebut dalam budaya Gorontalo yaitu Balabinde. Masyarakat Gorontalo menganggap bahwa mengkonsumsi nasi jagung secara teratur dapat menurunkan penyakit gula darah, sehingga banyak di konsumsi penderita Diabetes. Kebaruan penelitian karena menganalisis perbandingan kadar gula darah setelah pemberian nasi jagung dan nasi putih. Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis perbandingan antara kenaikan kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian nasi jagung dan nasi putih. Metode penelitian menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental yang di gunakan untuk membandingkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam post prandial dengan menggunakan alat glukometer. Sampel berjumlah 20 orang mahasiswa UBM Gorontalo. Setiap sampel dilakukan 2 kali pemeriksaan, yakni GDP dan GD2PP. Seluruh sampel berpuasa ± 8 jam lalu diukur GDPnya. Kemudian sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 10 orang dengan perlakuan berupa pemberian makan nasi jagung dan kelompok kedua diberikan nasi putih, dengan tambahan lauk yang sama. Dua jam setelah makan, dilakukan pemeriksaan GD2PP. Kadar gula darah yang didapat dilakukan pengujian dengan uji t sampel yang berpasangan atau paired t tes untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang mempunyai data berpasangan dengan taraf signifikan α =0,05. Hasil penelitian didapatkan nilai thitung 1,808, nilai ttabel 2,262, dan nilai signifikasi 0,10 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan di mana hasil nilai t hitung 1,808 dan nilai signifikansi 0,10 0,05. Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan nasi jagung dan nasi putih. Kata kunci: Gula darah; Nasi Jagung; Nasi Putih. AbstractIn Gorontalo, there is another staple food, corn rice, which is commonly called in Gorontalo culture, Balabinde. The people of Gorontalo consider that consuming corn rice regularly can reduce blood sugar disease, so many people with diabetes are consumed it. The novelty of the study is that it analyzes the comparison of blood sugar levels after giving corn rice and white rice. This study aims to analyze the comparison between the increase in blood sugar levels before and after giving corn rice and white rice. The research method uses a Quasi-Experimental research design which is used to compare the results of the 2-hour post-prandial blood glucose level test using a glucometer. The sample was 20 UBM Gorontalo students. Each sample was carried out 2 times, namely GDP and GD2PP. All samples fasted ± 8 hours ago and measured GDP. Then the sample was divided into 2 groups of 10 people, each with a treatment in the form of feeding corn rice, and the second group was given white rice, with the addition of the same side dishes. Two hours after eating, a GD2PP examination is carried out. The blood sugar levels obtained were tested with a paired t-test or paired t-test to test the average difference between two groups that had paired data with a significant level of α = 0.05. The results of the study obtained a calculated value of 1.808, a t table value of 2.262, and a signification value of 0.10, which means that there is no significant difference where the result of the calculated t value is 1.808 and the significance value is 0.10 0.05. In conclusion, there is no difference in comparing blood glucose test results using corn rice and white rice.
大学生食用玉米米和白米后血糖水平的比较
在Gorontalo,另一种主食是大米玉米,这种大米在Gorontalo文化中被称为Balabinde。Gorontalo的社区认为,经常吃玉米饭可以降低血糖疾病,导致许多糖尿病患者服用玉米。玉米饭和白米饭提供后的血糖比较研究。这项研究的目的是分析玉米和白米饭提供之前和之后血糖水平上升之间的比较。这项研究方法采用了一种实验Quasi的设计,这种设计用来比较双小时后的餐后血糖检测结果,使用胶质计。样本包括20名UBM Gorontalo的学生。每个样本都做了两次检查,即GDP和GD2PP。整个样本A±8小时前测量GDPnya禁食。然后将样本分成两组,每组10人吃一顿玉米饭,第二组人吃一顿白米饭,配一份配菜。饭后两小时,接受GD2PP检查。血糖水平的测试,成对的样本t检验或paired t测试来做两组之间的平均差异有显著程度数据与I±= 0。05。研究发现了thitung 1.808的值、ttable值2,262和0.10的值具有同等意义,这意味着t计算1.808的值和0.10 0.05的意义没有显著差异。他的结论是,用玉米米饭和白米饭来比较葡萄糖的结果没有什么不同。关键词:血糖;玉米饭;白米饭。A AbstractIn,保持在另一个主食玉米rice,哪种食品,is commonly叫在保持文化,Balabinde。Gorontalo的人们认为,这种玉米养料通常可以减少血液糖疾病,很多糖尿病患者都患有这种疾病。研究的小说是在玉米米饭和白米饭之后分析血液糖水平的分析。这一研究结果是在玉米米饭和白米饭之前分析血液糖水平的升高。这项研究采用了一种准实验设计研究的方法,用来比较两小时后的普拉格血液葡萄糖测试。样本是20个UBM Gorontalo学生。每个小瓶都有两倍的担心,namely GDP和GD2PP。所有样本fasted A±8小时前和measured GDP。然后,样本被分为两组10人组,每组对玉米大米进行一种治疗,第二组提供了一个白米饭,与餐边的加法是一样的。吃完饭两个小时后,GD2PP考试就停了。获得《blood sugar水平是考验with a paired t-test或paired t-test为了测试两个集团之间的平均影响这一点有paired数据与人工智能之浓厚,水平±= 0。05。研究结果表明,研究结果的结果为1808分,价格为2262分,价格为0.10分,这意味着没有重要的区别在结算中,用玉米米饭和白米饭进行血液葡萄糖测试推荐没有区别。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信