{"title":"Pergeseran dan Pengertian Ulang Hukum Sabat di Tengah Pandemi Covid-19","authors":"Dicky Aprianto","doi":"10.52104/harvester.v7i1.86","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Sabbath became one of the important Identity for Jews. Sabbath is one of the ten commandments of God given to the Jews. The Jews lived the Sabbath stricly, because it was placed within the frameword of God’s covenant and Israel. The Sabbath also refers to the act of God who rest on the seventh day and sanctified the sevent day. The purpose of this study is to examine the law of the Sabbath in the Old Testament is reflected newly by Christians in the light of the Easter Mystery and progressive law in the midst of the Covid-19 pandemic. Using library reserach, this article will discuss the development of the Sabbath in the history of the Torah, the era of Kings, the Prophets age, and the time after exile. The results of the research shows that the limiting to celelebrate Masses on Sundays during Covid 19 Pandemic can be a manifestation of the progresive law which goes against the normality of the law of Sabbath or Sunday Masses. Fundamental values such as liberation and human dignity are being promoted yet under those limited celebrations. Such implementation on the limited celebrations is a humanitarian step to prevent the pandemic from spreading. Therefore, the obligations to celebrate Masses on Sundays has still to be adjusted to the current situation of the people.AbstrakHari Sabat menjadi salah satu identitas penting bagi orang Yahudi. Sabat adalah salah satu dari sepuluh perintah Allah yang diberikan kepada orang Yahudi. Orang-orang Yahudi menjalankan hari Sabat dengan ketat, karena itu ditempatkan dalam kerangka perjanjian Allah dan Israel. Sabat juga mengacu pada tindakan Allah yang beristirahat pada hari ketujuh dan menguduskan hari ketujuh. Tujuan penelitian ini mengkaji hukum sabat dalam Perjanjian Lama yang direfleksikan secara baru oleh orang-orang Kristen dalam terang Misteri Paskah dan hukum progresif di tengah pandemi Covid-19. Menggunakan metode penelitian pustaka, artikel ini akan membahas perkembangan hari Sabat dalam sejarah Taurat, zaman Raja-raja, zaman Nabi, dan zaman setelah pembuangan. Dari hasil penelitian, pembatasan perayaan ekaristi hari minggu di masa pandemi covid-19 ini, dapat dikatakan sebagai bagian dari hukum progresif terhadap hukum sabat atau hukum beribadat pada hari minggu. Nilai mendasar yang diperjuangkan adalah bahwa ke pembebasan dan kemanusiaan tetapi ada dalam pembatasan ibadat ini. Pelaksanaan ibadat yang terbatas ini, merupakah langkah konkrit dari perjuangan kemanusiaan untuk mencegah semakin tersebarnya pandemi ini. Maka kewajiban hukum untuk merayakan hari Minggu tetap disesuaikan dengan konteks kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat.","PeriodicalId":273602,"journal":{"name":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"89 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52104/harvester.v7i1.86","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The Sabbath became one of the important Identity for Jews. Sabbath is one of the ten commandments of God given to the Jews. The Jews lived the Sabbath stricly, because it was placed within the frameword of God’s covenant and Israel. The Sabbath also refers to the act of God who rest on the seventh day and sanctified the sevent day. The purpose of this study is to examine the law of the Sabbath in the Old Testament is reflected newly by Christians in the light of the Easter Mystery and progressive law in the midst of the Covid-19 pandemic. Using library reserach, this article will discuss the development of the Sabbath in the history of the Torah, the era of Kings, the Prophets age, and the time after exile. The results of the research shows that the limiting to celelebrate Masses on Sundays during Covid 19 Pandemic can be a manifestation of the progresive law which goes against the normality of the law of Sabbath or Sunday Masses. Fundamental values such as liberation and human dignity are being promoted yet under those limited celebrations. Such implementation on the limited celebrations is a humanitarian step to prevent the pandemic from spreading. Therefore, the obligations to celebrate Masses on Sundays has still to be adjusted to the current situation of the people.AbstrakHari Sabat menjadi salah satu identitas penting bagi orang Yahudi. Sabat adalah salah satu dari sepuluh perintah Allah yang diberikan kepada orang Yahudi. Orang-orang Yahudi menjalankan hari Sabat dengan ketat, karena itu ditempatkan dalam kerangka perjanjian Allah dan Israel. Sabat juga mengacu pada tindakan Allah yang beristirahat pada hari ketujuh dan menguduskan hari ketujuh. Tujuan penelitian ini mengkaji hukum sabat dalam Perjanjian Lama yang direfleksikan secara baru oleh orang-orang Kristen dalam terang Misteri Paskah dan hukum progresif di tengah pandemi Covid-19. Menggunakan metode penelitian pustaka, artikel ini akan membahas perkembangan hari Sabat dalam sejarah Taurat, zaman Raja-raja, zaman Nabi, dan zaman setelah pembuangan. Dari hasil penelitian, pembatasan perayaan ekaristi hari minggu di masa pandemi covid-19 ini, dapat dikatakan sebagai bagian dari hukum progresif terhadap hukum sabat atau hukum beribadat pada hari minggu. Nilai mendasar yang diperjuangkan adalah bahwa ke pembebasan dan kemanusiaan tetapi ada dalam pembatasan ibadat ini. Pelaksanaan ibadat yang terbatas ini, merupakah langkah konkrit dari perjuangan kemanusiaan untuk mencegah semakin tersebarnya pandemi ini. Maka kewajiban hukum untuk merayakan hari Minggu tetap disesuaikan dengan konteks kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat.
安息日成为犹太人重要的身份之一。安息日是上帝给犹太人的十诫之一。犹太人严格遵守安息日,因为它是在上帝与以色列立约的框架内。安息日也指上帝在第七日休息并使第七日圣化的行为。本研究的目的是在2019冠状病毒病(Covid-19)大流行期间,根据复活节的神秘和进步的法律,研究基督徒在旧约中的安息日律法的新反映。利用图书馆的研究,本文将讨论安息日在Torah的历史,国王时代,先知时代和流亡后的时间的发展。研究结果表明,在新冠疫情期间,限制在周日举行弥撒,可能是违背安息日或周日弥撒的正常规律的进步规律的表现。解放和人的尊严等基本价值正在这些有限的庆祝活动中得到促进。在有限的庆祝活动上实施这种做法是防止这一流行病蔓延的人道主义步骤。因此,周日庆祝弥撒的义务仍需根据人民的现状进行调整。【摘要】hari Sabat menjadi salah satu identiting bagi or yahdi。上帝保佑,上帝保佑,上帝保佑,上帝保佑,上帝保佑。橙色-橙色Yahudi menjalankan hari Sabat dengan ketat, karena itu ditempatkan dalam kerangka perjanjian Allah dan Israel。神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊。图胡安penelitian ini mengkaji hukum sabat dalam Perjanjian喇嘛yang直接反映lekkkan secara baru oleh橘红色Kristen dalam terang部长Paskah dan hukum进展为腾加Covid-19大流行。Menggunakan metode penelitian pustaka, artikel ini akan membahas perkembangan hari Sabat dalam sejarah Taurat, zaman Raja-raja, zaman Nabi, dan zaman setelah pembuangan。我的意思是,我要为新冠肺炎疫情做准备,我要为新冠肺炎疫情做好准备,我要为新冠肺炎疫情做好准备,我要为新冠肺炎疫情做好准备。Nilai mendasar yang diperjuangkan adalah bahwa ke ppenbasan dan kemanusian and tetapi ada dalam pembatasan ibadat ini。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Maka kewajiban hukum untuk merayakan hari Minggu tetap disesaikan dengan konteks kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat。