{"title":"Daya Terima dan Kandungan Gizi Mie Basah Berbasis Tepung Hati Ayam dan Tepung Talas Bogor","authors":"Desi Rohmalia, Nunung Cipta Dainy","doi":"10.24853/mjnf.4.1.1-13","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsi mie semakin meningkat. Peningkatan konsumsi mie instan sekitar 25% per tahun, pada awal tahun 2000 an angka tersebut diperkirakan terus meningkat sekitar 15% per tahun. Hal ini dapat menjadi peluang pengembangan usaha, sehingga perlu dilakukan peningkatan cita rasa dan kualitas. Bahan baku pembuatan mie adalah tepung terigu sehingga menambah jumlah impor tepung terigu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu dalam pembuatan mie diperlukan alternatif substitusi tepung dari pangan lokal salah satunya tepung hati ayam dan tepung talas Bogor dimana hati ayam mengandung tinggi zat besi (Fe). Tujuan: Menganalisis daya terima dan kandungan gizi meliputi protein, lemak, karbohidrat, energi dan zat besi (Fe) mie basah berbasis tepung hati ayam dan tepung talas Bogor. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental Rancangan Acak Lengkap. Uji organoleptik dan uji daya terima mie menggunakan metode kuesioner. Analisis data menggunakan kruskal wallis dan uji lanjut mann-whitney. Hasil: Terdapat perbedaan antara F0, F1, F2 dan F3 terhadap mutu warna, aroma dan tekstur, sedangkan mutu rasa tidak menunjukkan perbedaan. Pada uji hedonik didapatkan formulasi terpilih adalah F1 dengan nilai 4,23 (suka). Kandungan gizi mie formula F1 yaitu protein 12,67%, kadar lemak total 2,71%, karbohidrat 49,825%, energi 274,37 kkal dan zat besi (Fe) 5,03 mg. Simpulan: Formula terpilih pada penelitian ini adalah mie formula F1 yang mengandung zat besi (Fe) 5,03 mg. Penelitian selanjutnya disarankan dilakukan analisis lama penyimpanan dan juga pengontrolan lama perebusan mie basah.","PeriodicalId":210526,"journal":{"name":"Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24853/mjnf.4.1.1-13","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: Kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsi mie semakin meningkat. Peningkatan konsumsi mie instan sekitar 25% per tahun, pada awal tahun 2000 an angka tersebut diperkirakan terus meningkat sekitar 15% per tahun. Hal ini dapat menjadi peluang pengembangan usaha, sehingga perlu dilakukan peningkatan cita rasa dan kualitas. Bahan baku pembuatan mie adalah tepung terigu sehingga menambah jumlah impor tepung terigu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu dalam pembuatan mie diperlukan alternatif substitusi tepung dari pangan lokal salah satunya tepung hati ayam dan tepung talas Bogor dimana hati ayam mengandung tinggi zat besi (Fe). Tujuan: Menganalisis daya terima dan kandungan gizi meliputi protein, lemak, karbohidrat, energi dan zat besi (Fe) mie basah berbasis tepung hati ayam dan tepung talas Bogor. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental Rancangan Acak Lengkap. Uji organoleptik dan uji daya terima mie menggunakan metode kuesioner. Analisis data menggunakan kruskal wallis dan uji lanjut mann-whitney. Hasil: Terdapat perbedaan antara F0, F1, F2 dan F3 terhadap mutu warna, aroma dan tekstur, sedangkan mutu rasa tidak menunjukkan perbedaan. Pada uji hedonik didapatkan formulasi terpilih adalah F1 dengan nilai 4,23 (suka). Kandungan gizi mie formula F1 yaitu protein 12,67%, kadar lemak total 2,71%, karbohidrat 49,825%, energi 274,37 kkal dan zat besi (Fe) 5,03 mg. Simpulan: Formula terpilih pada penelitian ini adalah mie formula F1 yang mengandung zat besi (Fe) 5,03 mg. Penelitian selanjutnya disarankan dilakukan analisis lama penyimpanan dan juga pengontrolan lama perebusan mie basah.