{"title":"PENGELOLAAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. R DAN Ny. U DENGAN NYERI KEPALA HIPERTENSI DI KOTA PEKALONGAN","authors":"Rosmiati Saleh, Suryo Pratikwo, Putri Aisyah Rahmania, Maslahatul Inayah","doi":"10.31983/jlk.v1i1.6452","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang : Hipertensi dapat menimbulkan masalah keperawatan nyeri kepala akibat ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan penyakit hipertensi dan juga karena kurangnya dukungan keluarga ketika serangan nyeri datang akibat tekanan darah yang tinggi. Penanganan nyeri kepala hipertensi sangat dibutuhkan dan perlu dilakukan secara benar, tepat dan dapat dilakukan dengan cara perawatan non farmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi (pengalihan nyeri) menggunakan musik.Tujuan : Agar klien dan keluarga mampu melakukan pengelolaan keperawatan nyeri kepala hipertensi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi menggunakan musik dengan benar dan tepat. Metode : Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan peristiwa atau fenomena yang ada pada saat ini. Penelitian ini berbentuk studi kasus dengan menggunakan 2 subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan penanganan nyeri kepala hipertensi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi menggunakan musik, pasien merasakan nyeri kepalanya berkurang dari score 4 menjadi 2 dan perlakuan ke 2, nyeri kepala dudah tidak ada rasa nyeri. Selanjutnya diberi pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi, dan pentingnya dukungan keluarga. Hasilnya didapatkan bahwa keluarga lebih memahami tentang penyakit hipertensi yaitu klien 1; dari nilai 45 menjadi 80 dan klien 2 dari nilai 50 menjadi 85. Hal ini juga berpengaruh pada klien yang mangalami nyeri kepala hipertensi.Simpulan : Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pengelolaan keperawatan keluarga pasien dengan nyeri kepala pada hipertensi di Kota Pekalongan didapatkan hasil dapat menurunkan tingkat nyeri dengan tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi menggunakan musik, demikian pula dengan pengetahuan dan dukungan keluarga juga dapat berpengaruh terhadap respon pengetahuan tentang hipertensi, terbukti ada perbedaan antara pasien I dengan pasien II dalam memahami informasi yang diberikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendidikan dari ke dua subyek tersebut. ","PeriodicalId":208249,"journal":{"name":"Jurnal Lintas Keperawatan","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Lintas Keperawatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31983/jlk.v1i1.6452","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang : Hipertensi dapat menimbulkan masalah keperawatan nyeri kepala akibat ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan penyakit hipertensi dan juga karena kurangnya dukungan keluarga ketika serangan nyeri datang akibat tekanan darah yang tinggi. Penanganan nyeri kepala hipertensi sangat dibutuhkan dan perlu dilakukan secara benar, tepat dan dapat dilakukan dengan cara perawatan non farmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi (pengalihan nyeri) menggunakan musik.Tujuan : Agar klien dan keluarga mampu melakukan pengelolaan keperawatan nyeri kepala hipertensi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi menggunakan musik dengan benar dan tepat. Metode : Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan peristiwa atau fenomena yang ada pada saat ini. Penelitian ini berbentuk studi kasus dengan menggunakan 2 subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan penanganan nyeri kepala hipertensi dengan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi menggunakan musik, pasien merasakan nyeri kepalanya berkurang dari score 4 menjadi 2 dan perlakuan ke 2, nyeri kepala dudah tidak ada rasa nyeri. Selanjutnya diberi pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi, dan pentingnya dukungan keluarga. Hasilnya didapatkan bahwa keluarga lebih memahami tentang penyakit hipertensi yaitu klien 1; dari nilai 45 menjadi 80 dan klien 2 dari nilai 50 menjadi 85. Hal ini juga berpengaruh pada klien yang mangalami nyeri kepala hipertensi.Simpulan : Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pengelolaan keperawatan keluarga pasien dengan nyeri kepala pada hipertensi di Kota Pekalongan didapatkan hasil dapat menurunkan tingkat nyeri dengan tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi menggunakan musik, demikian pula dengan pengetahuan dan dukungan keluarga juga dapat berpengaruh terhadap respon pengetahuan tentang hipertensi, terbukti ada perbedaan antara pasien I dengan pasien II dalam memahami informasi yang diberikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendidikan dari ke dua subyek tersebut.