{"title":"From Pan-Arabism to Pharaonism: Egypt’s Gradual Change of National Identity during the Sisi Era","authors":"M.B.A. Setiyono","doi":"10.20473/jgs.17.2.2023.307-326","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Many scholars argue that globalization will replace local cultures with global cultures. This writing rejects the argument. On the contrary, the world is seeing the revival of indigenous cultures and efforts to redefine national identities in several countries, including Egypt. In the Arab world, this phenomenon was caused by the Arab Spring. Egypt has been Arabicized for centuries, and the Egyptians tend to define themselves as Arabs. Abdel Fattah El-Sisi, who has been the president of Egypt after deposing Mohamed Morsi, is reviving Egypt’s Pharaonic identity. This study uses a qualitative approach by collecting President Abdel Fattah El-Sisi or Egypt-related online news to be analyzed and used to prove the gradual change of Egyptian national identity. Domestic and foreign policies define the identity of a state. Sisi’s decisions to ban the Pan-Islamist Muslim Brotherhood and improve relations with Israel indicate his effort to distinguish Egypt from Islamic and Arab identities. Egypt’s transition from Arab identity to Pharaonic identity can be seen in its new capital’s architectural designs and Egyptian government-initiated cultural events. All of these transitions are strengthened by the government’s decision to introduce hieroglyphs into the Egyptian school curriculum.\nKeywords: Egypt, Pharaonism, identity, culture, globalization\n \nBanyak penstudi berpendapat bahwa globalisasi akan menggantikan budaya lokal dengan budaya global. Tulisan ini menolak pendapat tersebut. Sebaliknya, dunia sedang menyaksikan kebangkitan budaya-budaya pribumi dan upaya-upaya pendefinisian ulang identitas nasional di beberapa negara, termasuk Mesir. Dalam dunia Arab, fenomena ini disebabkan oleh Arab Spring. Mesir telah mengalami Arabisasi selama berabad-abad dan masyarakat Mesir cenderung mendefinisikan diri sebagai orang-orang Arab. Abdel Fattah El-Sisi, yang menjadi presiden Mesir setelah menggulingkan Mohamed Morsi, sedang membangkitkan identitas Faraonis Mesir. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan berita-berita daring yang berkaitan dengan Mesir atau Presiden Abdel Fattah El-Sisi untuk dianalisis dan digunakan untuk membuktikan perubahan bertahap identitas nasional Mesir. Kebijakan dalam negeri dan luar negeri menunjukkan identitas dari sebuah negara. Keputusan Sisi untuk melarang Ikhwanul Muslimin yang Pan-Islamis serta memperbaiki hubungan dengan Israel mengindikasikan upayanya untuk memisahkan Mesir dari identitas Islam dan Arab. Transisi Mesir dari identitas Arab ke identitas Faraonis dapat dilihat pada desain arsitektur ibukota baru Mesir serta acara-acara kebudayaan yang diinisiasi oleh pemerintah Mesir. Semua ini diperkuat oleh keputusan pemerintah untuk memperkenalkan hieroglif dalam kurikulum pendidikan Mesir.\nKata-kata Kunci: Mesir, Faraonisme, identitas, budaya, globalisasi","PeriodicalId":322623,"journal":{"name":"Jurnal Global Strategis","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Global Strategis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/jgs.17.2.2023.307-326","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Many scholars argue that globalization will replace local cultures with global cultures. This writing rejects the argument. On the contrary, the world is seeing the revival of indigenous cultures and efforts to redefine national identities in several countries, including Egypt. In the Arab world, this phenomenon was caused by the Arab Spring. Egypt has been Arabicized for centuries, and the Egyptians tend to define themselves as Arabs. Abdel Fattah El-Sisi, who has been the president of Egypt after deposing Mohamed Morsi, is reviving Egypt’s Pharaonic identity. This study uses a qualitative approach by collecting President Abdel Fattah El-Sisi or Egypt-related online news to be analyzed and used to prove the gradual change of Egyptian national identity. Domestic and foreign policies define the identity of a state. Sisi’s decisions to ban the Pan-Islamist Muslim Brotherhood and improve relations with Israel indicate his effort to distinguish Egypt from Islamic and Arab identities. Egypt’s transition from Arab identity to Pharaonic identity can be seen in its new capital’s architectural designs and Egyptian government-initiated cultural events. All of these transitions are strengthened by the government’s decision to introduce hieroglyphs into the Egyptian school curriculum.
Keywords: Egypt, Pharaonism, identity, culture, globalization
Banyak penstudi berpendapat bahwa globalisasi akan menggantikan budaya lokal dengan budaya global. Tulisan ini menolak pendapat tersebut. Sebaliknya, dunia sedang menyaksikan kebangkitan budaya-budaya pribumi dan upaya-upaya pendefinisian ulang identitas nasional di beberapa negara, termasuk Mesir. Dalam dunia Arab, fenomena ini disebabkan oleh Arab Spring. Mesir telah mengalami Arabisasi selama berabad-abad dan masyarakat Mesir cenderung mendefinisikan diri sebagai orang-orang Arab. Abdel Fattah El-Sisi, yang menjadi presiden Mesir setelah menggulingkan Mohamed Morsi, sedang membangkitkan identitas Faraonis Mesir. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan berita-berita daring yang berkaitan dengan Mesir atau Presiden Abdel Fattah El-Sisi untuk dianalisis dan digunakan untuk membuktikan perubahan bertahap identitas nasional Mesir. Kebijakan dalam negeri dan luar negeri menunjukkan identitas dari sebuah negara. Keputusan Sisi untuk melarang Ikhwanul Muslimin yang Pan-Islamis serta memperbaiki hubungan dengan Israel mengindikasikan upayanya untuk memisahkan Mesir dari identitas Islam dan Arab. Transisi Mesir dari identitas Arab ke identitas Faraonis dapat dilihat pada desain arsitektur ibukota baru Mesir serta acara-acara kebudayaan yang diinisiasi oleh pemerintah Mesir. Semua ini diperkuat oleh keputusan pemerintah untuk memperkenalkan hieroglif dalam kurikulum pendidikan Mesir.
Kata-kata Kunci: Mesir, Faraonisme, identitas, budaya, globalisasi
许多学者认为,全球化将以全球文化取代地方文化。这篇文章驳斥了这一论点。相反,在包括埃及在内的几个国家,世界正在看到土著文化的复兴和重新定义民族身份的努力。在阿拉伯世界,这种现象是由阿拉伯之春引起的。埃及已经阿拉伯化了几个世纪,埃及人倾向于把自己定义为阿拉伯人。阿卜杜勒·法塔赫·塞西(Abdel Fattah El-Sisi)在推翻穆罕默德·穆尔西(Mohamed Morsi)后担任埃及总统,他正在重振埃及的法老身份。本研究采用定性方法,收集总统塞西或与埃及相关的网络新闻进行分析,并用于证明埃及国家认同的逐渐变化。国内政策和外交政策决定了一个国家的身份。塞西禁止泛伊斯兰穆斯林兄弟会(Pan-Islamist Muslim Brotherhood)并改善与以色列关系的决定表明,他努力将埃及与伊斯兰和阿拉伯身份区分开来。埃及从阿拉伯身份到法老身份的转变可以从新首都的建筑设计和埃及政府发起的文化活动中看到。政府决定将象形文字引入埃及学校课程,这加强了所有这些转变。关键词:埃及,法老主义,认同,文化,全球化Banyak penstudi berpendapat bahwa globalisasi akan menggantikan budaya本地,登干,budaya全球图里桑是一名男子,他是一名男子。塞巴利尼亚,duunia sedang menyaksikan kebangkitan budaya-budaya prihumi dan upaya-upaya penpenian,马来西亚民族认同,beberapa negara, termasuk MesirDalam dunia Arab,阿拉伯之春的现象。Mesir cenderung mendefinisikan diri sebagai橙色阿拉伯人。阿卜杜勒·法塔赫·塞西,埃及总统穆罕默德·穆尔西,埃及总统法拉尼斯·梅西尔。总统阿卜杜勒·法塔赫·塞西(Abdel Fattah El-Sisi)在突尼斯的分析中说,突尼斯是突尼斯的国家,突尼斯是突尼斯的国家。Kebijakan dalam negeri danluar negeri menunjukkan identitas dari sebuah negara。Keputusan Sisi untuk melarang Ikhwanul muslim yang泛伊斯兰教serta成员perbaiki hubungan dengan Israel mengindikasikan upayanya untuk memisahkan Mesir dari身份是伊斯兰教和阿拉伯人。Transisi messir dari身份是阿拉伯人的身份,而Faraonis的身份是阿拉伯人的身份,是阿拉伯人的身份,是阿拉伯人的身份。Semua ini diperkuat oleh keputusan peremintah untuk memperkenalkan象形文字dalam kurikulum pendididikan Mesir。Kata-kata Kunci: messir, Faraonisme, identitas, budaya, globalisasi