{"title":"PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ANAK OLEH ORANG TUA PASCA PERCERAIAN","authors":"Isa Vila Rizki Ullabanati, Mahfudz Sidiq","doi":"10.35719/annisa.v12i1.10","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Jember is a district with a high divorce rate in the East Java province. Divorcing leaves behind a victim which is the child of a divorced couple. Children who are victims of broken home usually have negative behavior both for themselves and the surrounding environment due to family conditions that are broke apart. In addition, the needs of broken home child unlike when the family is still intact. But the children's victim of the divorced parents in Tegalsari Village did not show deviant behavior like most children who were victims of broken home. The purpose of this study is to describe how to fulfill the basic needs of children by parents after divorce. The approach of this research is qualitative and uses descriptive type of research. Determination of informants in this study using a purposive technique. The technique of collecting data uses observation, interviews, and documentation. Data analysis used data reduction, data presentation, and conclusion or verification. The data validity technique used is in the form of source triangulation. The results showed that both divorced parents still met their children's needs even though they were not in one house. Needs fulfilled by parents are educational needs, health needs and needs of achievement. The way fathers and mothers fulfill their children's needs is somewhat different. Mothers in meeting their children's needs are more responsive, organized and resilient starting from simple things to serious problems. While the father in fulfilling his children's needs is less sensitive to the needs of his child. It means that the father in meeting the needs of his children seems serious when the problem is considered very important, for example a child who is seriously ill must be taken to the hospital and others. \nJember merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat perceraian yang tinggi di Provinsi Jawa Timur. Perceraian meninggalkan korban yang merupakan anak dari pasangan yang bercerai. Anak-anak yang menjadi korban broken home biasanya memiliki perilaku negatif baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya akibat kondisi keluarga yang berantakan. Selain itu, kebutuhan anak broken home tidak seperti saat keluarga masih utuh. Namun anak-anak korban dari orang tua yang bercerai di Desa Tegalsari tidak menunjukkan perilaku menyimpang seperti kebanyakan anak yang menjadi korban broken home. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar anak oleh orang tua pasca perceraian. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan berupa triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua orang tua yang bercerai tetap dapat memenuhi kebutuhan anaknya meskipun tidak berada dalam satu rumah. Kebutuhan yang dipenuhi oleh orang tua adalah kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan dan kebutuhan berprestasi. Cara ayah dan ibu memenuhi kebutuhan anak mereka agak berbeda. Ibu dalam memenuhi kebutuhan anaknya lebih tanggap, teratur dan ulet mulai dari hal yang sederhana hingga masalah yang serius. Sedangkan ayah dalam memenuhi kebutuhan anaknya kurang peka terhadap kebutuhan anaknya. Artinya bapak dalam memenuhi kebutuhan anaknya nampak serius padahal masalah dianggap sangat penting, misalnya anak yang sakit parah harus dibawa ke rumah sakit dan lain-lain.","PeriodicalId":191972,"journal":{"name":"An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35719/annisa.v12i1.10","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Jember is a district with a high divorce rate in the East Java province. Divorcing leaves behind a victim which is the child of a divorced couple. Children who are victims of broken home usually have negative behavior both for themselves and the surrounding environment due to family conditions that are broke apart. In addition, the needs of broken home child unlike when the family is still intact. But the children's victim of the divorced parents in Tegalsari Village did not show deviant behavior like most children who were victims of broken home. The purpose of this study is to describe how to fulfill the basic needs of children by parents after divorce. The approach of this research is qualitative and uses descriptive type of research. Determination of informants in this study using a purposive technique. The technique of collecting data uses observation, interviews, and documentation. Data analysis used data reduction, data presentation, and conclusion or verification. The data validity technique used is in the form of source triangulation. The results showed that both divorced parents still met their children's needs even though they were not in one house. Needs fulfilled by parents are educational needs, health needs and needs of achievement. The way fathers and mothers fulfill their children's needs is somewhat different. Mothers in meeting their children's needs are more responsive, organized and resilient starting from simple things to serious problems. While the father in fulfilling his children's needs is less sensitive to the needs of his child. It means that the father in meeting the needs of his children seems serious when the problem is considered very important, for example a child who is seriously ill must be taken to the hospital and others.
Jember merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat perceraian yang tinggi di Provinsi Jawa Timur. Perceraian meninggalkan korban yang merupakan anak dari pasangan yang bercerai. Anak-anak yang menjadi korban broken home biasanya memiliki perilaku negatif baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya akibat kondisi keluarga yang berantakan. Selain itu, kebutuhan anak broken home tidak seperti saat keluarga masih utuh. Namun anak-anak korban dari orang tua yang bercerai di Desa Tegalsari tidak menunjukkan perilaku menyimpang seperti kebanyakan anak yang menjadi korban broken home. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar anak oleh orang tua pasca perceraian. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan berupa triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua orang tua yang bercerai tetap dapat memenuhi kebutuhan anaknya meskipun tidak berada dalam satu rumah. Kebutuhan yang dipenuhi oleh orang tua adalah kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan dan kebutuhan berprestasi. Cara ayah dan ibu memenuhi kebutuhan anak mereka agak berbeda. Ibu dalam memenuhi kebutuhan anaknya lebih tanggap, teratur dan ulet mulai dari hal yang sederhana hingga masalah yang serius. Sedangkan ayah dalam memenuhi kebutuhan anaknya kurang peka terhadap kebutuhan anaknya. Artinya bapak dalam memenuhi kebutuhan anaknya nampak serius padahal masalah dianggap sangat penting, misalnya anak yang sakit parah harus dibawa ke rumah sakit dan lain-lain.
六月是东爪哇省一个离婚率高的地区。离婚留下了一个受害者,那就是离婚夫妇的孩子。由于破裂的家庭条件,家庭破裂的受害者儿童通常对自己和周围环境都有消极的行为。此外,破碎家庭的孩子的需求也不同于家庭还完整时的孩子。但在泰加尔萨里村,父母离异的受害儿童并没有像大多数家庭破裂的受害儿童那样表现出异常行为。本研究的目的是描述离婚后父母如何满足孩子的基本需求。本研究的方法是定性和使用描述性的研究类型。本研究采用目的性技术确定举报人。收集数据的方法包括观察、访谈和记录。数据分析使用数据简化、数据呈现和结论或验证。采用的数据有效性技术采用源三角剖分的形式。结果显示,离婚的父母即使不住在一个房子里,也能满足孩子的需求。父母满足的需求是教育需求、健康需求和成就需求。父亲和母亲满足孩子需求的方式有些不同。从简单的事情到严重的问题,母亲在满足孩子的需求时反应更灵敏、更有条理、更有弹性。而父亲在满足孩子的需求时对孩子的需求就不那么敏感了。这意味着父亲在满足孩子的需要时似乎很认真,而问题被认为是非常重要的,例如,一个孩子得了重病,必须被送到医院和其他地方。在爪哇铁木尔省,恭祝merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat perperan yang tinggi。Perceraian meninggalkan korban yang merupakan anak dari pasangan yang bercerai。Anak-anak yang menjadi korban破碎的家biasanya memiliki peraku negative baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitarya akibat kondisi keluarga yang berantakan。Selain itu, kebutuhan anak,破碎的家,我的家,我的家,我的家。Namun anak-anak korban dari orang tua yang berceri di Desa Tegalsari tidak menunjukkan peraku menyimpang seperti kebanyakan anak yang menjadi korban破碎的家。Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskprisikan bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar anak oleh orang pasca perceria。Pendekatan penelitian ini adalah qualitif dan menggunakan jenis penelitian deskscriptif。pententuan线人dalam penpenlitian在mongunakan技术的目的。孟古纳坎观测站,瓦万卡拉,丹文献。分析数据蒙古纳坎的数据,彭亚健的数据,丹帕纳坎的数据,验证数据。Teknik keabsahan数据阳迪库纳坎三角数。Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua orang tua berceri tetap tapat memenhi kebutuhan anaknya meskipun tidaka berada dalam satu rumah。Kebutuhan yang dipenuhi oleh orang tua adalah Kebutuhan pendidikan, Kebutuhan kesehatan dan Kebutuhan berprestasi。卡拉·阿亚·丹·伊布·阿纳克·梅雷卡·阿纳克·贝贝达。伊布dalam memenuhi kebutuhan anaknya lebih tanggap, terataturlet mulai dari hal yang sederhana hingga masalah yang serius。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。在这里,我们可以看到,在这里,我们可以看到,在这里,我们可以看到,在这里,我们可以看到,在这里,我们可以看到。