{"title":"Self Disclosure pada Anggota Komunitas ATP","authors":"Siti Nabila Meiriskha, Yulianti","doi":"10.29313/bcscm.v3i1.6672","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The community is a place for social interaction, both educational and non-educational. Researchers suspect that self-disclosure on social media or online networks, especially Instagram, is carried out for certain reasons or motives that make individuals more likely to express themselves on Instagram social media. Problems that arise on social media Instagram, in which there is a process of communication from within the individual as outlined in photos (status), videos, live Instagram, and Insta-stories. With this, the writer wants to know the self-disclosure of ATP members in using Instagram social media. Because in terms of self-disclosure it can also be realized not only by face-to-face communication, but can also be through the media or channels to be able to communicate it. This relates to the existence of self-disclosure in individuals. The theory used is the functional theory of self-disclosure by Derlega & Grzelak, 1979: Omarzu, 2000 which was developed for social media on the grounds that different social media capabilities activate different disclosure purposes, which in turn shape disclosure. The purpose of this study was to determine social legitimacy, expression, relationship development, identity clarification and social control on self-disclosure of Instagram social media users. The research method used in this study is to use descriptive quantitative research methods. The results of the research on self-disclosure of members of the ATP community on Instagram are disclosed in general, but on the dimension of social legitimacy for private employee work groups it is more open than the other dimensions, namely self-employed work and for the dimension of identity clarification for male and female gender groups both open, while in another dimension men are more open than women. \nAbstrak. Komunitas menjadi wadah untuk melakukan interaksi sosial baik bersifat edukasi maupun non edukasi. Peneliti menduga bahwa pengungkapan diri di media sosial atau jejaring online khususnya Instagram dilakukan karena ada alasan maupun motif – motif tertentu yang membuat individu lebih cenderung mengungkapkan dirinya di media sosial Intagram. Permasalahan yang muncul pada media sosial Instagram, didalamnya terdapat suatu proses komunikasi dari dalam diri individu yang dituangkan dalam foto (status), video, live Instagram, maupun Insta-stories. Dengan begitu penulis ingin mengetahui keterbukaan diri anggota ATP dalam menggunakan media sosial Instagram. Karena dalam hal keterbukaan diri dapat pula terwujud tidak hanya dengan komunikasi tatap muka, namun dapat pula melalui media atau saluran untuk dapat mengomunikasikannya. Hal ini berhubungan dengan adanya self disclosure pada individu. Teori yang digunakan adalah teori fungsional pengungkapan diri oleh Derlega & Grzelak, 1979: Omarzu, 2000 yang dikembangkan ke media sosial dengan alasan bahwa kemampuan media sosial berbeda mengaktifkan tujuan pengungkapannya yang berbeda, yang pada gilirannya membentuk pengungkapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan sosial, ekspresi, perkembangan hubungan klarifikasi identitas dan kendali sosial pada self disclosure pengguna media sosial Instagram. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian Self disclosure anggota komunitas ATP di Instagram diungkapkan secara umum, namun pada dimensi keabsahan sosial untuk kelompok pekerjaan pegawai swasta lebih terbuka dari pada dimensi lain, yaitu pekerjaan wiraswasta dan untuk dimensi klarifikasi identitas untuk kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama terbuka, sedangkan dimensi lain laki – laki lebih terbuka dari pada perempuan. ","PeriodicalId":344249,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Communication Management","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bandung Conference Series: Communication Management","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/bcscm.v3i1.6672","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. The community is a place for social interaction, both educational and non-educational. Researchers suspect that self-disclosure on social media or online networks, especially Instagram, is carried out for certain reasons or motives that make individuals more likely to express themselves on Instagram social media. Problems that arise on social media Instagram, in which there is a process of communication from within the individual as outlined in photos (status), videos, live Instagram, and Insta-stories. With this, the writer wants to know the self-disclosure of ATP members in using Instagram social media. Because in terms of self-disclosure it can also be realized not only by face-to-face communication, but can also be through the media or channels to be able to communicate it. This relates to the existence of self-disclosure in individuals. The theory used is the functional theory of self-disclosure by Derlega & Grzelak, 1979: Omarzu, 2000 which was developed for social media on the grounds that different social media capabilities activate different disclosure purposes, which in turn shape disclosure. The purpose of this study was to determine social legitimacy, expression, relationship development, identity clarification and social control on self-disclosure of Instagram social media users. The research method used in this study is to use descriptive quantitative research methods. The results of the research on self-disclosure of members of the ATP community on Instagram are disclosed in general, but on the dimension of social legitimacy for private employee work groups it is more open than the other dimensions, namely self-employed work and for the dimension of identity clarification for male and female gender groups both open, while in another dimension men are more open than women.
Abstrak. Komunitas menjadi wadah untuk melakukan interaksi sosial baik bersifat edukasi maupun non edukasi. Peneliti menduga bahwa pengungkapan diri di media sosial atau jejaring online khususnya Instagram dilakukan karena ada alasan maupun motif – motif tertentu yang membuat individu lebih cenderung mengungkapkan dirinya di media sosial Intagram. Permasalahan yang muncul pada media sosial Instagram, didalamnya terdapat suatu proses komunikasi dari dalam diri individu yang dituangkan dalam foto (status), video, live Instagram, maupun Insta-stories. Dengan begitu penulis ingin mengetahui keterbukaan diri anggota ATP dalam menggunakan media sosial Instagram. Karena dalam hal keterbukaan diri dapat pula terwujud tidak hanya dengan komunikasi tatap muka, namun dapat pula melalui media atau saluran untuk dapat mengomunikasikannya. Hal ini berhubungan dengan adanya self disclosure pada individu. Teori yang digunakan adalah teori fungsional pengungkapan diri oleh Derlega & Grzelak, 1979: Omarzu, 2000 yang dikembangkan ke media sosial dengan alasan bahwa kemampuan media sosial berbeda mengaktifkan tujuan pengungkapannya yang berbeda, yang pada gilirannya membentuk pengungkapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan sosial, ekspresi, perkembangan hubungan klarifikasi identitas dan kendali sosial pada self disclosure pengguna media sosial Instagram. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian Self disclosure anggota komunitas ATP di Instagram diungkapkan secara umum, namun pada dimensi keabsahan sosial untuk kelompok pekerjaan pegawai swasta lebih terbuka dari pada dimensi lain, yaitu pekerjaan wiraswasta dan untuk dimensi klarifikasi identitas untuk kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama terbuka, sedangkan dimensi lain laki – laki lebih terbuka dari pada perempuan.
摘要社区是社会互动的场所,包括教育和非教育。研究人员怀疑,在社交媒体或在线网络上,尤其是Instagram上的自我表露,是出于某种原因或动机,使个人更有可能在Instagram社交媒体上表达自己。社交媒体Instagram上出现的问题,其中有一个从个人内部传播的过程,如照片(状态)、视频、Instagram直播和Instagram故事。因此,作者想了解ATP成员在使用Instagram社交媒体时的自我表露。因为就自我表露而言,它不仅可以通过面对面的交流来实现,也可以通过媒体或渠道来实现。这与个体自我表露的存在有关。所使用的理论是Derlega & Grzelak(1979)和Omarzu(2000)提出的自我披露功能理论(functional theory of self-disclosure),该理论是针对社交媒体发展起来的,其依据是不同的社交媒体能力会激活不同的披露目的,而披露目的又会形成披露。本研究的目的是确定Instagram社交媒体用户自我披露的社会合法性、表达、关系发展、身份澄清和社会控制。本研究采用的研究方法是描述性定量研究方法。Instagram上ATP社区成员自我披露的研究结果总体上是公开的,但在社会合法性维度上,私人雇员工作群体比个体经营的其他维度开放,在身份澄清维度上,男性和女性性别群体都是开放的,而在另一个维度上,男性比女性开放。Abstrak。Komunitas menjadi wadah untuk melakukan interaksi social baik bersifat edukasi maupun non edukasi。Peneliti menduga bahwa pengungkapan diri di media social atau jejaing online khususnya Instagram dilakukan karena ada alasan maupun motif - motif tertentu yang会员个人lebih cenderung mengungkapan dirinya di media social Instagram。Permasalahan yang muncul pada media social Instagram, didalamnya terdapat suatu proses komunikasi dari dalam diri individual yang dituangkan dalam photo(状态)、视频、Instagram直播、maupun Insta-stories。邓安开始在萌格塔辉的社交媒体Instagram上发表评论。Karena dalam hal keterbukaan diri dapat pula terwujud tidak hanya dengan komunikasi tatap muka, namun dapat pula melalui media atau saluran untuk dapat monunikasikannya。Hal ini berhubungan dengan adanya自我披露的个人。[3][杨德昌,1979 .][j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j]。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan social, ekspresi, perkembangan hubungan klarifikasi身份识别dan kendali social,自我披露pengguna媒体社交Instagram。方法penpenelitian yang digunakan patadpenelitian ini adalah adalah menggunakan方法penpenelitian定量描述。Hasil penelitian自我披露anggota komunitas ATP di Instagram diungkapkan secara umum, namun pada dimension i keabsahan social untuk kelompok pekerjaan pegawai swasta lebih terbuka dari pada dimensi lain, yitu pekerjaan wiraswasta danuntuk dimensi klarifikasi identituk kelompok jenis kelamin laki-laki danperempuan sama-sama terbuka, sedangkan dimensi laki-laki lebih terbuka dari pada perempuan。