Teori Belajar dalam Perspektif Barat dan Islam

M. Muzammil
{"title":"Teori Belajar dalam Perspektif Barat dan Islam","authors":"M. Muzammil","doi":"10.36835/edukais.2019.3.2.143-157","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Teori belajar yang ditawarkan Barat mempunyai world view sekuler-positifistik-materialistik membatasi teori belajar pada gejala-gejala yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang bersifat empiris-rasional-kuantitaif. Konsekuensinya teori ini hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik minus aspek spiritual, seperti teori belajar behavioristik yang mereduksi manusia terbatas pada mekanikal-pragmatis. Teori kognitif menjadikan ingatan dan pikiran manusia bagaikan komputer yang hanya berfungsi memroses informasi. Dan teori humanistik yang bersifat anthroposentris. \nTerdapat perbedaan yang mendasar antara teori belajar Barat dengan Islam karena perbedaan pandangan dunia (world view). Barat kontemporer lebih menekankan pada peristiwa belajar yang bersifat rasional-empiris-kuantitatif yang bersumber pada pandangan dunia Barat (world view) sekuler-positifistik-materialistik. Sedangkan teori belajar Islam tidak hanya memberikan aksentuasi pada peristiwa belajar yang bersifat rasional-empiris, akan tetapi teori tersebut juga memberikan penekanan pada peristiwa belajar yang bersifat normatif-kualitatif yang berasal dari al-Qur’an dan al-Sunah serta khazanah intelektual Islam yang dikembangkan oleh cendikiawan muslim. \nMeskipun demikian, tidak semua teori belajar yang diusung oleh Barat itu bersifat destruktif atau sepenuhnya bertentangan dengan Islam. Di sisi lain masih terdapat teori-teori belajar yang tidak bertentangan dengan Islam, sehingga perlu diadakan sintesa. Dari sintesa kedua teori belajar tersebut muncul teori belajar terpadu yang selaras dengan idealisme Islam, yaitu kumpulan dari beberapa prinsip tentang yang berkaitan dengan belajar yang bersumber dari al-Qur’an, al-Sunah, khazanah pemikiran intelektual muslim, dan mengadopsi teori belajar Barat yang relevan dengan Islam.","PeriodicalId":156033,"journal":{"name":"Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36835/edukais.2019.3.2.143-157","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Teori belajar yang ditawarkan Barat mempunyai world view sekuler-positifistik-materialistik membatasi teori belajar pada gejala-gejala yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang bersifat empiris-rasional-kuantitaif. Konsekuensinya teori ini hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik minus aspek spiritual, seperti teori belajar behavioristik yang mereduksi manusia terbatas pada mekanikal-pragmatis. Teori kognitif menjadikan ingatan dan pikiran manusia bagaikan komputer yang hanya berfungsi memroses informasi. Dan teori humanistik yang bersifat anthroposentris. Terdapat perbedaan yang mendasar antara teori belajar Barat dengan Islam karena perbedaan pandangan dunia (world view). Barat kontemporer lebih menekankan pada peristiwa belajar yang bersifat rasional-empiris-kuantitatif yang bersumber pada pandangan dunia Barat (world view) sekuler-positifistik-materialistik. Sedangkan teori belajar Islam tidak hanya memberikan aksentuasi pada peristiwa belajar yang bersifat rasional-empiris, akan tetapi teori tersebut juga memberikan penekanan pada peristiwa belajar yang bersifat normatif-kualitatif yang berasal dari al-Qur’an dan al-Sunah serta khazanah intelektual Islam yang dikembangkan oleh cendikiawan muslim. Meskipun demikian, tidak semua teori belajar yang diusung oleh Barat itu bersifat destruktif atau sepenuhnya bertentangan dengan Islam. Di sisi lain masih terdapat teori-teori belajar yang tidak bertentangan dengan Islam, sehingga perlu diadakan sintesa. Dari sintesa kedua teori belajar tersebut muncul teori belajar terpadu yang selaras dengan idealisme Islam, yaitu kumpulan dari beberapa prinsip tentang yang berkaitan dengan belajar yang bersumber dari al-Qur’an, al-Sunah, khazanah pemikiran intelektual muslim, dan mengadopsi teori belajar Barat yang relevan dengan Islam.
西方提供的学习理论将学习理论限制在与经验理性研究事件相关的症状上。其结果是,它只考虑认知、情感和心理运动的精神方面,如恢复人类的行为理论仅限于机械实用主义。认知理论把人类的记忆和思想比作一台计算机,只处理信息。以及以人类为中心的人文理论。西方学习理论与伊斯兰教的根本区别在于世界观。当代西方强调的是基于西方世界观的世俗世俗主义经验定量学习。然而,伊斯兰学习理论不仅强调了理性经验学习事件,而且也强调了穆斯林学者所提倡的传统意义上的伊斯兰学习。然而,并不是所有西方提出的学习理论都是破坏性的或完全违背伊斯兰教的。另一方面,还有一些不违背伊斯兰教的学习理论,因此需要进行合成。从综合的这两种学习理论中产生了一种与伊斯兰理想相协调的学习理论,这是基于伊斯兰教知识思想的几个原则的集合,采用了与伊斯兰教相关的西方学习理论。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信