Identifikasi Potensi Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Bintan dalam Upaya Konservasi Duyung (Dugong dugon, Muller 1776)

Tri Apriadi, I. Ashari, D. Saputri, N. Fitri, S. Susiana
{"title":"Identifikasi Potensi Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Bintan dalam Upaya Konservasi Duyung (Dugong dugon, Muller 1776)","authors":"Tri Apriadi, I. Ashari, D. Saputri, N. Fitri, S. Susiana","doi":"10.31629/pkmmar.v1i1.774","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pulau Bintan merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang menjadi habitat duyung. Beberapa tempat di Pulau Bintan terdapat masyarakat yang berada di wilayah pesisir, khususnya yang berdekatan dengan habitat duyung. Salah satu potensi konservasi duyung yaitu melalui kearifan lokal yang ada di masyarakat itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kearifan lokal masyarakat pesisir Pulau Bintan dalam upaya konservasi duyung (Dugong dugon). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai 17 informan kunci pada beberapa lokasi di Pulau Bintan yang memiliki ekosistem lamun dan memiliki riwayat kemunculan duyung. Lokasi yang dipilih yaitu Kampung Kelam Pagi, Desa Berakit, Desa Pengudang, Desa Busung, serta Desa Penaga. Selain itu, juga dilakukan studi kepustakaan sebagai data pelengkap. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat pesisir di Pulau Bintan, aktivitas warga di ekosistem padang lamun yaitu pengumpulan moluska dengan tangan (bekarang), pengumpulan krustase (nyondong), serta menangkap ikan menggunakan pancing dan bubu bento. Menurut masyarakat, aktivitas yang mereka lakukan tersebut sudah dilakukan sejak lama dan tidak merusak dari ekosistem lamun itu sendiri. Selain itu juga terdapat potensi kearifan lokal lainnya untuk upaya koservasi duyung berupa sejarah duyung yang berasal dari manusia, nelayan yang masih menggunakan sampan dayung, kekompakan nelayan dalam melarang penggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, serta titik lokasi tertentu yang tidak boleh dilakukan aktivitas penangkapan.","PeriodicalId":330780,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maritim","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Maritim","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31629/pkmmar.v1i1.774","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

Abstract

Pulau Bintan merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang menjadi habitat duyung. Beberapa tempat di Pulau Bintan terdapat masyarakat yang berada di wilayah pesisir, khususnya yang berdekatan dengan habitat duyung. Salah satu potensi konservasi duyung yaitu melalui kearifan lokal yang ada di masyarakat itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kearifan lokal masyarakat pesisir Pulau Bintan dalam upaya konservasi duyung (Dugong dugon). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai 17 informan kunci pada beberapa lokasi di Pulau Bintan yang memiliki ekosistem lamun dan memiliki riwayat kemunculan duyung. Lokasi yang dipilih yaitu Kampung Kelam Pagi, Desa Berakit, Desa Pengudang, Desa Busung, serta Desa Penaga. Selain itu, juga dilakukan studi kepustakaan sebagai data pelengkap. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat pesisir di Pulau Bintan, aktivitas warga di ekosistem padang lamun yaitu pengumpulan moluska dengan tangan (bekarang), pengumpulan krustase (nyondong), serta menangkap ikan menggunakan pancing dan bubu bento. Menurut masyarakat, aktivitas yang mereka lakukan tersebut sudah dilakukan sejak lama dan tidak merusak dari ekosistem lamun itu sendiri. Selain itu juga terdapat potensi kearifan lokal lainnya untuk upaya koservasi duyung berupa sejarah duyung yang berasal dari manusia, nelayan yang masih menggunakan sampan dayung, kekompakan nelayan dalam melarang penggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, serta titik lokasi tertentu yang tidak boleh dilakukan aktivitas penangkapan.
在保护海牛的努力中发现当地沿海社区的潜在谨慎(儒艮,穆勒1776)
宾坦岛是印度尼西亚的一个地区,是美人鱼的栖息地。在宾坦岛的一些地方有沿海社区,特别是与美人鱼栖息地毗邻的社区。美人鱼保护的潜力之一是通过当地存在于社会本身的智慧。这项研究的目的是了解当地的智慧社区Bintan岛海岸保护过程中,美人鱼(儒艮dugon)。这项研究的数据收集技术采用访谈法。面试做采访17线人锁定Bintan岛上的几个地点的历史有海草生态系统和新出现的美人鱼。选择的地点是黑暗的早晨村、贝尔克特村、乞丐村、布桑村和佩纳加村。此外,文献研究也是辅助资料。根据采访一些沿海社区Bintan岛上居民在海草床生态系统的活动,就是用手(bekarang)软体动物,收集收集krustase (nyondong),用鱼竿捕鱼和便当步。根据公众的说法,它们所做的活动是长期以来一直在做的,而且没有对海草本身的生态系统造成任何损害。此外,对人类历史上的美人鱼观察工作也有可能获得其他地方的智慧,这些渔民仍然使用划艇,渔民在禁止不友好的环境捕捞工具时的集体参与,以及他们不允许在任何地方进行捕捉活动的特定地点。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信