{"title":"POPULARISASI IHYÂ ‘ULÛM AL-DÎN DI NUSANTARA: MELACAK AKAR HISTORIS MELALUI SUDUT PANDANG SUFISTIK DAN HADIS","authors":"In’amul Hasan","doi":"10.18592/msr.v3i1.4955","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"al-Ghazali as the author of the Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn has an interesting life journey background. He had been an ahlu al-ra'yi (philosopher) then turned into a Sufi in his old age. This change is indicated by several his books (kitab). One of them is Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn. This literature later became popular in the Nusantara. Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn is also used as the main reference for a Muslim's life guide. However, behind the popularity of this book, many hadith scholars (muhadditsîn) gave controversial comments on the hadis that contained in this book. Although there are many critical comments, the popularity of Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn has not been forgotten in Nusantara, and it still exists today. This was seen during the Musabaqah Qiraah al-Kutub (MQK). At the event, this book was used as one of the books contested for the branch of morality. This article discusses the reasons or causes for this book to still exist, especially in Nusantara. The research was conducted with a historical approach. Then the history of the arrival of Islam to Nusantara will be explored, which is accompanied by Sufi and muhadditsîn interpretations of the hadis that contained in this book. So this article will show the popularization of Ihyâ 'Ulûm al-Dîn in Nusantara.Imam al-Ghazali sebagai pengarang kitab Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn memiliki latar belakang yang menarik. Ia pernah menjadi ahlu al-ra’yi (filsuf) kemudian beralih menjadi seorang sufi pada masa tuanya. Perubahan tersebut ditunjukan oleh beberapa karangannya (kitab). Salah satunya adalah Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn ini. Literatur inilah di kemudian hari menjadi populer di Nusantara. Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn juga dijadikan sebagai rujukan utama panduan hidup seorang muslim. Namun, dibalik kepopuleran kitab ini, banyak ulama hadis (muhadditsîn) memberikan komentar yang kontroversial terhadap hadis-hadis yang dimuat dalam kitab ini. Walaupun komentar miring tersebut banyak, kepopuleran kitab Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn tidak lusuh di Nusantara, bahkan bisa bertahan hingga saat ini. Hal itu terlihat pada saat Musabaqah Qiraah al-Kutub (MQK). Pada event tersebut, kitab ini dijadikan sebagai salah satu kitab yang dilombakan pada cabang akhlak. Artikel ini membahas alasan atau penyebab kitab ini tetap eksis, terutama di Nusantara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan historis. Maka sejarah masuknya Islam ke Nusantara akan digali, yang diiringi dengan interpretasi sufi dan muhadditsîn terhadap hadis-hadis yang ada dalam kitab ini. Sehingga artikel ini akan menunjukan popularisasi Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn di Nusantara","PeriodicalId":226467,"journal":{"name":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/msr.v3i1.4955","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
al-Ghazali as the author of the Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn has an interesting life journey background. He had been an ahlu al-ra'yi (philosopher) then turned into a Sufi in his old age. This change is indicated by several his books (kitab). One of them is Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn. This literature later became popular in the Nusantara. Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn is also used as the main reference for a Muslim's life guide. However, behind the popularity of this book, many hadith scholars (muhadditsîn) gave controversial comments on the hadis that contained in this book. Although there are many critical comments, the popularity of Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn has not been forgotten in Nusantara, and it still exists today. This was seen during the Musabaqah Qiraah al-Kutub (MQK). At the event, this book was used as one of the books contested for the branch of morality. This article discusses the reasons or causes for this book to still exist, especially in Nusantara. The research was conducted with a historical approach. Then the history of the arrival of Islam to Nusantara will be explored, which is accompanied by Sufi and muhadditsîn interpretations of the hadis that contained in this book. So this article will show the popularization of Ihyâ 'Ulûm al-Dîn in Nusantara.Imam al-Ghazali sebagai pengarang kitab Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn memiliki latar belakang yang menarik. Ia pernah menjadi ahlu al-ra’yi (filsuf) kemudian beralih menjadi seorang sufi pada masa tuanya. Perubahan tersebut ditunjukan oleh beberapa karangannya (kitab). Salah satunya adalah Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn ini. Literatur inilah di kemudian hari menjadi populer di Nusantara. Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn juga dijadikan sebagai rujukan utama panduan hidup seorang muslim. Namun, dibalik kepopuleran kitab ini, banyak ulama hadis (muhadditsîn) memberikan komentar yang kontroversial terhadap hadis-hadis yang dimuat dalam kitab ini. Walaupun komentar miring tersebut banyak, kepopuleran kitab Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn tidak lusuh di Nusantara, bahkan bisa bertahan hingga saat ini. Hal itu terlihat pada saat Musabaqah Qiraah al-Kutub (MQK). Pada event tersebut, kitab ini dijadikan sebagai salah satu kitab yang dilombakan pada cabang akhlak. Artikel ini membahas alasan atau penyebab kitab ini tetap eksis, terutama di Nusantara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan historis. Maka sejarah masuknya Islam ke Nusantara akan digali, yang diiringi dengan interpretasi sufi dan muhadditsîn terhadap hadis-hadis yang ada dalam kitab ini. Sehingga artikel ini akan menunjukan popularisasi Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn di Nusantara
al-Ghazali作为ihy ' ulm al- d的作者有着有趣的人生旅程背景。他曾是一位哲学家,后来在晚年变成了苏菲派。他的几本书(kitab)表明了这种变化。其中之一是ihy ulm al- d n。这种文学后来在努沙塔拉流行起来。伊哈伊·乌尔姆·阿尔-达尔也被用作穆斯林生活指南的主要参考。然而,在这本书受欢迎的背后,许多圣训学者(muhaddits n)对这本书中包含的圣训给出了有争议的评论。虽然有很多批评的评论,但在努沙达拉,ihy ' ul m al- d n的流行并没有被遗忘,它今天仍然存在。这是在统一民族运动(MQK)期间看到的。在这次活动中,这本书被用作道德分支的竞争书之一。这篇文章讨论了这本书仍然存在的原因或原因,特别是在努沙塔拉。这项研究是用历史的方法进行的。然后将探讨伊斯兰教到达努沙塔拉的历史,伴随着苏菲派和穆哈迪斯对这本书中包含的圣训的解释。因此,本文将展示在努沙塔拉岛推广ihy ' ulm al- d的情况。伊玛目al-Ghazali sebagai pengarang kitab ihy ' ul m al- d n memiliki latar belakang yang menarik。i pernah menjadi ahlu al-ra 'yi (filsuf) kemudian beralih menjadi seorang sufi pada masa tuanya。Perubahan tersebut ditunjukan oleh beberapa karangannya (kitab)。Salah satunya adalah ihy ' ul m al- d n ini。文学是一种文化,文学是一种文化。ihy ' ul m al- d n juga dijadikan sebagai rujukan utama panduan hidup seorang穆斯林。Namun, dibalik kepopuleran kitab ini, banyak ulama hais (muhaddits)成员,评论者yang有争议的terhadap hadis-hadis yang dimuat dalam kitab ini。Walaupun komentar miring tersebut banyak, kepopuleran kitab ihy_ul_m al- d n tidak lusuh di Nusantara, bahkan bisa bertahan hingga saat ini。Hal itu terlihat pada saat Musabaqah Qiraah al-Kutub(统一民族运动党)。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”Artikel ini的成员已经有了alasan atau penyeb, kitab, tetaeksis, terutama di Nusantara。Penelitian dilakukan dengan pendekatan history。Maka sejarah masuknya Islam ke Nusantara akan digali, yang diiringi dengan interpretasi sufi dan muhaddits; n terhadap hadiss -hadis yang ada dalam kitab ini。sehinga artikel ini akan menunjukan popularisi hyhy.com ' ul m al- d n di Nusantara