Formulasi Nalar Linguistik Sibawayh: Polemik Legitimasi Otoritas Syair Dalam Perumusan Kaidah Nahwu

Lukman Sumarna, Delami Delami
{"title":"Formulasi Nalar Linguistik Sibawayh: Polemik Legitimasi Otoritas Syair Dalam Perumusan Kaidah Nahwu","authors":"Lukman Sumarna, Delami Delami","doi":"10.15548/diwan.v12i2.639","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk menganalisa dominasi prefensi dalil syair yang diadopsi Si>bawayh dalam konteks formulasi kaidah nahwu. Argumen ini didasari atas fakta yang menunjukkan bahwa pada setiap tema pembahasan nahwu yang dikonstruksi Si>bawayh dalam karyanya, selalu dilegitimasi dengan dalil syair (shawa>hid al-nah}w al-shi‘riyyah). Namun demikian, polemik posisi syair sebagai produk budaya verbal masyarakat Arab, mengundang perdebatan tajam disebabkan adanya diferensiasi interpretasi di kalangan ahli nahwu akan validitas dan otoritas syair yang layak diadopsi oleh Si>bawayh dalam proses pembukuan dan pembakuan kaidah nahwu. Dalam konteks tersebut, penulis hendak memaparkan argumentasi rasional, mengapa Sibawayhi lebih cenderung mengunggulkan syair ketimbang hierarki otoritas dalil nahwu yang lainnya. Perdebatan posisi syair di kalangan sarjana nahwu, berimplikasi melahirkan beragam ijtihad linguistik yang dapat dijadikan sebagai fondasi epistemologi dalam pengembangan disiplin ilmu nahwu. \nKecendrungan mengadopsi syair dalam perumusan kaidah nahwu, menggambarkan trend dan distingsi tersendiri bagaimana konstruk nalar lingguistik Si>bawayhi terbangun. Trend kajian liguistiknya, seakan menitik beratkan typologi berpikir antropo lingusitik sentrik, prototype nalar linguistik demikian banyak dijumpai dalam magnum opusnya “al-Kita>b” dikenal “al-Qu’a>n al-Nah}w” adalah karya monumental sepajang sejarah kajian nahwu. Dalam tulisan ini, analisis dan pembacaannya menggunakan teksto-linguistik merupakan bagian dari ilmu lingustik diperkuat dengan analisis historis. selanjutnya data dianalisis secara deskriftik analitik untuk dapat menyajikan perspektif ulama nahwu secara komprehensif tentang otoritas syair dalam perumusan kaidah nahwu.","PeriodicalId":153758,"journal":{"name":"Diwan: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Diwan: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15548/diwan.v12i2.639","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisa dominasi prefensi dalil syair yang diadopsi Si>bawayh dalam konteks formulasi kaidah nahwu. Argumen ini didasari atas fakta yang menunjukkan bahwa pada setiap tema pembahasan nahwu yang dikonstruksi Si>bawayh dalam karyanya, selalu dilegitimasi dengan dalil syair (shawa>hid al-nah}w al-shi‘riyyah). Namun demikian, polemik posisi syair sebagai produk budaya verbal masyarakat Arab, mengundang perdebatan tajam disebabkan adanya diferensiasi interpretasi di kalangan ahli nahwu akan validitas dan otoritas syair yang layak diadopsi oleh Si>bawayh dalam proses pembukuan dan pembakuan kaidah nahwu. Dalam konteks tersebut, penulis hendak memaparkan argumentasi rasional, mengapa Sibawayhi lebih cenderung mengunggulkan syair ketimbang hierarki otoritas dalil nahwu yang lainnya. Perdebatan posisi syair di kalangan sarjana nahwu, berimplikasi melahirkan beragam ijtihad linguistik yang dapat dijadikan sebagai fondasi epistemologi dalam pengembangan disiplin ilmu nahwu. Kecendrungan mengadopsi syair dalam perumusan kaidah nahwu, menggambarkan trend dan distingsi tersendiri bagaimana konstruk nalar lingguistik Si>bawayhi terbangun. Trend kajian liguistiknya, seakan menitik beratkan typologi berpikir antropo lingusitik sentrik, prototype nalar linguistik demikian banyak dijumpai dalam magnum opusnya “al-Kita>b” dikenal “al-Qu’a>n al-Nah}w” adalah karya monumental sepajang sejarah kajian nahwu. Dalam tulisan ini, analisis dan pembacaannya menggunakan teksto-linguistik merupakan bagian dari ilmu lingustik diperkuat dengan analisis historis. selanjutnya data dianalisis secara deskriftik analitik untuk dapat menyajikan perspektif ulama nahwu secara komprehensif tentang otoritas syair dalam perumusan kaidah nahwu.
基于语言理性的提法:《纳吾法典》概论中的诗歌权威合法性
本文旨在分析在《纳武法典》制定的语义基础上,诗歌的流行程度。基于这样一个事实然而,由于纳吾学者对《纳吾法典》(nahwu)的解读有效性和权威的细化,对诗歌的立场进行了激烈的辩论。在这种情况下,作者是在阐述理性的论点,为什么Sibawayhi更倾向于把诗歌凌驾于其他权威的等级制度dalil nahwu。讨论学者nahwu的词位,将产生多种语言许可,可作为对nahwu学科发展的认识论基础。这种想法在《纳吾法典》的序言中采用了诗歌,描述了这种趋势和独特的趋势,以及语言推理的特点:“唤醒”>“写道”。语言研究的发展趋势,就像mentyphologi认为语言学上有antropo lingus他sentrik,这种语言的原型理性在我们的《al- we >b》中被称为“al- we >b”在这篇文章中,对语言文本的分析和解读是历史分析强化的语言科学的一部分。随后的数据进行了详细的解析分析,以呈现纳吾学者对《纳吾法典》草案权威的全面看法。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信