{"title":"Politics of Islamic Law in Indonesia: Indonesianization of Islamic Law","authors":"K. Kamsi","doi":"10.14421/ajish.v52i1.304","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Indonesianization of Islamic law contains two tendencies; first, is the ideal of building Islamic law that characterizes Indonesia by freeing itself from Arab culture and making Indonesian custom as one of the sources of Islamic law. The peak is marked by the emergence of the concept of Jurisprudence of Indonesia. The second tendency is constitutional-oriented Indonesianness, which is to formulate Islamic law in the form of legislation through consensus (Ijma`) of Indonesian clerics. The author argues that such a process of Islamic law becomes a national law. Given Indonesia is a country with a population of bhinneka (Plurality). In this article the author analyzes with the theory of differentiation in unification that is paying attention to diversity (plurality), in the form of a codification of law that contains legal unification as well as legal differentiation. And in the process of enactment toward the Indonesianization of the law it is necessary to note the existence of the national guidance principles, namely: the law in Indonesia must guarantee the integration or the integrity of the nation, the law must be created democratically, the law must encourage the creation of social justice and must pay attention to the principles of humanity, principles of human rights, and the principle of equality before the law.Abstrak: Indonesianisasi hukum Islam mengandung dua kecenderungan; pertama, adalah cita-cita membangun hukum Islam yang berciri khas Indonesia dengan membebaskan diri dari budaya Arab dan menjadikan adat Indonesia sebagai salah satu sumber hukum Islam. Puncaknya ditandai dengan munculnya konsep fikih Indonesia. Kecenderungan kedua adalah keindonesiaan yang berorientasi konstitusional, yakni memformulasikan hukum Islam dalam bentuk peraturan perundang-undangan melalui konsensus (Ijma`) ulama Indonesia. Penulis berpendapat bahwa proses demikian menjadikan hukum Islam sebagai hukum nasional. Mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk yang plural. Dalam artikel ini penulis menganalisis dengan teori diferensiasi dalam unifikasi yaitu memperhatikan pluralitas, dalam bentuk satu kodifikasi hukum yang mengandung unifikasi hukum sekaligus diferensiasi hukum. Dalam proses pemberlakuan menuju Indonesianisasi hukum perlu diperhatikan adanya kaedah-kaedah penuntun nasional, yaitu: hukum di Indonesia harus menjamin integrasi bangsa, hukum harus diciptakan secara demokratis, hukum harus mendorong terciptanya keadilan sosial, dan harus memperhatikan prinsip kemanusiaan, prinsip hak asasi manusia, dan prinsip persamaan di depan hukum.","PeriodicalId":138405,"journal":{"name":"Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum","volume":"125 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/ajish.v52i1.304","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Abstract
Abstract: Indonesianization of Islamic law contains two tendencies; first, is the ideal of building Islamic law that characterizes Indonesia by freeing itself from Arab culture and making Indonesian custom as one of the sources of Islamic law. The peak is marked by the emergence of the concept of Jurisprudence of Indonesia. The second tendency is constitutional-oriented Indonesianness, which is to formulate Islamic law in the form of legislation through consensus (Ijma`) of Indonesian clerics. The author argues that such a process of Islamic law becomes a national law. Given Indonesia is a country with a population of bhinneka (Plurality). In this article the author analyzes with the theory of differentiation in unification that is paying attention to diversity (plurality), in the form of a codification of law that contains legal unification as well as legal differentiation. And in the process of enactment toward the Indonesianization of the law it is necessary to note the existence of the national guidance principles, namely: the law in Indonesia must guarantee the integration or the integrity of the nation, the law must be created democratically, the law must encourage the creation of social justice and must pay attention to the principles of humanity, principles of human rights, and the principle of equality before the law.Abstrak: Indonesianisasi hukum Islam mengandung dua kecenderungan; pertama, adalah cita-cita membangun hukum Islam yang berciri khas Indonesia dengan membebaskan diri dari budaya Arab dan menjadikan adat Indonesia sebagai salah satu sumber hukum Islam. Puncaknya ditandai dengan munculnya konsep fikih Indonesia. Kecenderungan kedua adalah keindonesiaan yang berorientasi konstitusional, yakni memformulasikan hukum Islam dalam bentuk peraturan perundang-undangan melalui konsensus (Ijma`) ulama Indonesia. Penulis berpendapat bahwa proses demikian menjadikan hukum Islam sebagai hukum nasional. Mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk yang plural. Dalam artikel ini penulis menganalisis dengan teori diferensiasi dalam unifikasi yaitu memperhatikan pluralitas, dalam bentuk satu kodifikasi hukum yang mengandung unifikasi hukum sekaligus diferensiasi hukum. Dalam proses pemberlakuan menuju Indonesianisasi hukum perlu diperhatikan adanya kaedah-kaedah penuntun nasional, yaitu: hukum di Indonesia harus menjamin integrasi bangsa, hukum harus diciptakan secara demokratis, hukum harus mendorong terciptanya keadilan sosial, dan harus memperhatikan prinsip kemanusiaan, prinsip hak asasi manusia, dan prinsip persamaan di depan hukum.
摘要:伊斯兰教法的印尼化有两种倾向;首先,是建立伊斯兰法律的理想,这是印度尼西亚的特点,它将自己从阿拉伯文化中解放出来,并使印度尼西亚习俗成为伊斯兰法律的来源之一。这一高峰的标志是印度尼西亚法理学概念的出现。第二种倾向是宪法导向的印尼性,即通过印尼神职人员的共识(Ijma’),以立法的形式制定伊斯兰教法。作者认为,伊斯兰教法的这一过程成为国家法律。鉴于印度尼西亚是一个人口为bhinneka(多元)的国家。本文从注重多样性(多元)的分异统一理论出发,以法典化的形式进行分析,既包含法律的统一性,又包含法律的分异性。在法律印尼化的制定过程中,有必要注意到国家指导原则的存在,即:印度尼西亚的法律必须保证国家的整合或完整,法律必须民主地制定,法律必须鼓励创造社会正义,必须注意人道原则、人权原则和法律面前人人平等的原则。【摘要】:印尼语;pertama, adalah cita-cita member bangun hukum Islam杨伯西里khas印度尼西亚dengan成员baskan diri dari budaya阿拉伯dan menjadikan adat印度尼西亚sebagai salah satu sumumhukum Islam。Puncaknya ditandai dengan munculnya konsep fikih Indonesia。印尼宪法,印尼宪法,印尼宪法,印尼宪法,印尼宪法,印尼宪法,印尼宪法Penulis berpendapat bahwa proses demikian menjadikan hukum Islam sebagai hukum nasional。印度尼西亚adalah negara dengan penduduk yang复数。Dalam artikel ini penulis menganalis dengan teori diffensias Dalam unifikasi yiti memperhatikan pluralitas, Dalam bentuk satu kodifikasi hukum yang mengandung unifikasi hukum sekaligus不同点hukum。Dalam提出了penberlakan menuju Indonesia ianisasi hukum perlu diperhatikan adanya kaedah-kaedah penuntun national, yitu: hukum di Indonesia harus menjamin integrasi bangsa, hukum harus diciptakan secara democratians, hukum harus menderong ciptanya keadilan社会,dan harus成员harpatikan prinsip kmanusiaan, prinsip hak asasi manusia, dan prinsip persamaand di depan hukum。