{"title":"Parasitic Architecture and the Conversion of Abandoned Buildings into Green Open Space","authors":"P. Pratama, Arina Hayati, A. Dinapradipta","doi":"10.24843/jrs.2023.v10.i01.p09","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In several big cities in Indonesia, there are numerous cases of abandoned buildings due to delays in the construction process. Some of these buildings even remain abandoned and underused for an extended period. In line with this condition, cities experience a high level of urbanization that cause places tremendous pressure on urban spaces, especially green open spaces. This paper discusses Parasitic Architecture as an alternative design approach to address this issue. It proposes to use abandoned buildings as public facilities and is presented in sections. First, it reviews the concepts and principles of Parasitic Architecture, followed by observational studies using a contextual analysis to explore the context and function of abandoned buildings. The exploration results indicate a potential to apply Parasitic Architecture's concepts and principles in redesigning abandoned buildings and turning them into public facilities, particularly into green open spaces. In this context, the paper views Parasitic Architecture plays a vital role in providing innovative spatial and structural configurations to reorient the use of unused buildings for public functions.Keywords: abandoned building; contextual analysis; parasitic architecture; green open space \nAbstrakDi beberapa kota besar di Indonesia, banyak kasus bangunan terbengkalai akibat adanya kemunduran dalam proses konstruksi. Beberapa dari bangunan tersebut malahan terlalaikan dan tidak dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Seiring dengan permasalahan ini, kota-kota besar mengalami peningkatan jumlah urbanisasi yang menyebabkan ruang perkotaan semakin berkurang termasuk untuk ruang terbuka hijau kota. Paper ini membahas bagaimana parasitic architecture digunakan sebagai pendekatan perancangan untuk merespon permasalahan dengan memanfaatkan bangunan terbengkalai agar dapat berfungsi kembali dan dijadikan sebagai fasilitas atau ruang publik. Pertama, dilakukan kajian teori tentang konsep dan prinsip parasitic architecture, dilanjutkan dengan mengeksplorasi konteks dan fungsi bangunan terbengkalai melalui studi observasi dengan analisis kontekstual. Hasil eksplorasi menjelaskan terdapat potensi untuk menerapkan konsep dan prinsip parasitic architecture dalam perancangan kembali bangunan terbengkalai menjadi fasilitas publik, khususnya ruang terbuka hijau. Dalam konteks ini, parasitic architecture dipandang sebagai pendekatan perancangan berperan penting dalam pengadaan konfigurasi ruang dan struktur inovatif yang mampu mengalihkan bangunan terbengkalai menjadi ruang berfungsi publik. Kata kunci: bangunan terbengkalai; analisis kontesktual; parasitic architecture; ruang terbuka hijau","PeriodicalId":352480,"journal":{"name":"RUANG-SPACE, Jurnal Lingkungan Binaan (Space : Journal of the Built Environment)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"RUANG-SPACE, Jurnal Lingkungan Binaan (Space : Journal of the Built Environment)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/jrs.2023.v10.i01.p09","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
In several big cities in Indonesia, there are numerous cases of abandoned buildings due to delays in the construction process. Some of these buildings even remain abandoned and underused for an extended period. In line with this condition, cities experience a high level of urbanization that cause places tremendous pressure on urban spaces, especially green open spaces. This paper discusses Parasitic Architecture as an alternative design approach to address this issue. It proposes to use abandoned buildings as public facilities and is presented in sections. First, it reviews the concepts and principles of Parasitic Architecture, followed by observational studies using a contextual analysis to explore the context and function of abandoned buildings. The exploration results indicate a potential to apply Parasitic Architecture's concepts and principles in redesigning abandoned buildings and turning them into public facilities, particularly into green open spaces. In this context, the paper views Parasitic Architecture plays a vital role in providing innovative spatial and structural configurations to reorient the use of unused buildings for public functions.Keywords: abandoned building; contextual analysis; parasitic architecture; green open space
AbstrakDi beberapa kota besar di Indonesia, banyak kasus bangunan terbengkalai akibat adanya kemunduran dalam proses konstruksi. Beberapa dari bangunan tersebut malahan terlalaikan dan tidak dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Seiring dengan permasalahan ini, kota-kota besar mengalami peningkatan jumlah urbanisasi yang menyebabkan ruang perkotaan semakin berkurang termasuk untuk ruang terbuka hijau kota. Paper ini membahas bagaimana parasitic architecture digunakan sebagai pendekatan perancangan untuk merespon permasalahan dengan memanfaatkan bangunan terbengkalai agar dapat berfungsi kembali dan dijadikan sebagai fasilitas atau ruang publik. Pertama, dilakukan kajian teori tentang konsep dan prinsip parasitic architecture, dilanjutkan dengan mengeksplorasi konteks dan fungsi bangunan terbengkalai melalui studi observasi dengan analisis kontekstual. Hasil eksplorasi menjelaskan terdapat potensi untuk menerapkan konsep dan prinsip parasitic architecture dalam perancangan kembali bangunan terbengkalai menjadi fasilitas publik, khususnya ruang terbuka hijau. Dalam konteks ini, parasitic architecture dipandang sebagai pendekatan perancangan berperan penting dalam pengadaan konfigurasi ruang dan struktur inovatif yang mampu mengalihkan bangunan terbengkalai menjadi ruang berfungsi publik. Kata kunci: bangunan terbengkalai; analisis kontesktual; parasitic architecture; ruang terbuka hijau
在印度尼西亚的几个大城市,由于施工过程的延误,有许多废弃建筑的案例。其中一些建筑甚至在很长一段时间内被遗弃和未充分利用。在这种情况下,城市经历了高水平的城市化,这给城市空间尤其是绿色开放空间带来了巨大的压力。本文讨论了寄生架构作为解决这个问题的另一种设计方法。它建议将废弃的建筑作为公共设施,并以章节形式呈现。首先,它回顾了寄生建筑的概念和原理,然后使用语境分析来探索废弃建筑的语境和功能。探索结果表明,寄生建筑的概念和原则可以应用于重新设计废弃建筑,并将其转变为公共设施,特别是绿色开放空间。在这种背景下,本文认为寄生建筑在提供创新的空间和结构配置方面发挥着至关重要的作用,从而重新定位未使用建筑的公共功能。关键词:废弃建筑;语境分析;寄生架构;【摘要】印度尼西亚的绿色开放空间(beberapa kota besar di Indonesia),印度尼西亚的绿色开放空间(banyak kasus bangunan terbengkalai akibat adanya kemunduran dalam proprostoksi)。Beberapa dari bangunan tersebut malahan teralaikan dan tidak dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。纸是一种寄生建筑digunakan sebagai pendekatan perancangan untuk merespon permasalahan dengan memanfaatkan bangunan terbengkalai agar dapat berfungsi kembali dan dijadikan sebagai fasilitas atau ruang pubk。Pertama, dilakukan kajian teori tentenang konsep dan prinsip寄生建筑,dilanjutkan dengan mengeksplorasi konteks danfunsi bangunan terbengkalai melalui研究观测,dengan分析,kontekstual。Hasil eksplorasi menjelaskan terdapat potensi untuk menerapkan konsep dan prinsip寄生建筑dalam perancangan kembali bangunan terbengkalai menjadi fasilitas publik, khususnya ruang terbuka hijau。dam konteks ini,寄生建筑dipandang sebagai pendekatan perancangan berperan pendam pengadaan konfigasi ruang结构创新,yang mampu mengalihkan bangunan terbengkalai menjadi ruang berfungsi公共。Kata kunci: bangunan terbengkalai;分析kontesktual;寄生架构;Ruang terbuka hijau