Efek Pemberian Jamu Selama 45 Bulan terhadap Fungsi Ginjal pada Pasien Geriatri dengan Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Rumah Riset Jamu Tawangmangu: Studi Kasus

Fajar Novianto, Agus Triyono, P. R. W. Astana
{"title":"Efek Pemberian Jamu Selama 45 Bulan terhadap Fungsi Ginjal pada Pasien Geriatri dengan Hipertensi dan Diabetes Mellitus di Rumah Riset Jamu Tawangmangu: Studi Kasus","authors":"Fajar Novianto, Agus Triyono, P. R. W. Astana","doi":"10.32734/TM.V1I3.263","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang memiliki karakteristik multipatologi, daya faali menurun, dan dengan tanda penyakit yang tidak khas. Terapi pengobatan yang diterima pasien geriatri sangat kompleks sehingga sering menimbulkan Drug Related Problem terutama pada organ ginjal. Jamu menjadi terapi alternatif pada pasien geriatri yang memerlukan terapi jangka lama. Tujuan studi kasus ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian jamu pada pasien geriatri yang sudah berobat dalam jangka waktu 45 bulan terhadap fungsi ginjal. Metode penelitian ini merupakan studi kasus berdasarkan data rekam medis di Rumah Riset Jamu Tawangmangu terhadap pasien geriatri yang secara rutin kontrol dan periksa ureum atau kreatinin selama 45 bulan dan masih mengkonsumsi jamu hingga bulan April 2018. Untuk melihat pengaruh jamu pada ginjal dilakukan pemeriksaan Glomerulus Filtration Rate (GFR). Hasil: Seorang laki-laki umur 61 tahun dengan keluhan tangan kanan merasa kesemutan. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus lebih dari 15 tahun. Tekanan darah 140/90 mmHg dan tanda vital serta pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium Gula Darah Puasa (GDP) 227 mg/dL, ureum dan kreatinin diperiksa setelah bulan kelima pasien minum jamu yaitu ureum 35 mg/dL dan kreatinin 0,89 mg/dL. Selama minum jamu terjadi fluktuasi nilai GFR pasien tetapi tidak sampai menurun hingga kategori berat. Pada akhir bulan ke-45 meskipun terjadi penurunan GFR pasien dibanding pemeriksaan GFR yang pertama tetapi masih dalam kategori yang sama dengan nilai GFR pertama kali periksa (kategori ringan). Kesimpulan: Pemberian jamu dalam jangka waktu 45 bulan secara berturut-turut pada pasien geriatri tidak menyebabkan penurunan GFR signifikan. \n  \nGeriatric patients are elderly patients who have the characteristics of multi pathology, decreased physiology, and atypical symptom of a disease. Treatment received by geriatric patients is very complex so it often leads to Drug-Related Problems, especially in the kidney organs. Jamu is an alternative therapy for geriatric patients who need long-term therapy. The objective of this case study was to evaluate the effect of Jamu (herbs) on kidney function of geriatric patients who have been treated for 45 months. The research method was a case study based on the medical record of geriatric patients at Jamu Research Center in Tawangmangu who routinely control and examine for their urea or creatinine levels for 45 months and still consume herbs until April 2018. In order to evaluate the effect of jamu on the kidney, Glomerulus Filtration Rate (GFR) was examined. Results:  A 61-year-old male with a right hand feeling tingling. Patients have a medical history of hypertension and diabetes mellitus for more than 15 years. His blood pressure was 140/90 mmHg, meanwhile, the vital signs and other physical examinations were within normal levels. Laboratory tests of Fasting Blood Sugar (GDP) showed a level of 227 mg / dL, urea and creatinine levels were examined after the fifth month consumed jamu, the urea level was 35 mg / dL and creatinine level was 0.89 mg / dL. During jamu consumption there was a fluctuation in the patient's GFR but not until the severe category. At the end of the 45th month, despite a decrease in the patient's GFR compared to the first GFR examination but still in the same category as the first GFR score (mild category). Conclusion: Jamu consumption for 45 consecutive months in geriatric patients did not cause a significant reduction in GFR","PeriodicalId":220518,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/TM.V1I3.263","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang memiliki karakteristik multipatologi, daya faali menurun, dan dengan tanda penyakit yang tidak khas. Terapi pengobatan yang diterima pasien geriatri sangat kompleks sehingga sering menimbulkan Drug Related Problem terutama pada organ ginjal. Jamu menjadi terapi alternatif pada pasien geriatri yang memerlukan terapi jangka lama. Tujuan studi kasus ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian jamu pada pasien geriatri yang sudah berobat dalam jangka waktu 45 bulan terhadap fungsi ginjal. Metode penelitian ini merupakan studi kasus berdasarkan data rekam medis di Rumah Riset Jamu Tawangmangu terhadap pasien geriatri yang secara rutin kontrol dan periksa ureum atau kreatinin selama 45 bulan dan masih mengkonsumsi jamu hingga bulan April 2018. Untuk melihat pengaruh jamu pada ginjal dilakukan pemeriksaan Glomerulus Filtration Rate (GFR). Hasil: Seorang laki-laki umur 61 tahun dengan keluhan tangan kanan merasa kesemutan. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus lebih dari 15 tahun. Tekanan darah 140/90 mmHg dan tanda vital serta pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium Gula Darah Puasa (GDP) 227 mg/dL, ureum dan kreatinin diperiksa setelah bulan kelima pasien minum jamu yaitu ureum 35 mg/dL dan kreatinin 0,89 mg/dL. Selama minum jamu terjadi fluktuasi nilai GFR pasien tetapi tidak sampai menurun hingga kategori berat. Pada akhir bulan ke-45 meskipun terjadi penurunan GFR pasien dibanding pemeriksaan GFR yang pertama tetapi masih dalam kategori yang sama dengan nilai GFR pertama kali periksa (kategori ringan). Kesimpulan: Pemberian jamu dalam jangka waktu 45 bulan secara berturut-turut pada pasien geriatri tidak menyebabkan penurunan GFR signifikan.   Geriatric patients are elderly patients who have the characteristics of multi pathology, decreased physiology, and atypical symptom of a disease. Treatment received by geriatric patients is very complex so it often leads to Drug-Related Problems, especially in the kidney organs. Jamu is an alternative therapy for geriatric patients who need long-term therapy. The objective of this case study was to evaluate the effect of Jamu (herbs) on kidney function of geriatric patients who have been treated for 45 months. The research method was a case study based on the medical record of geriatric patients at Jamu Research Center in Tawangmangu who routinely control and examine for their urea or creatinine levels for 45 months and still consume herbs until April 2018. In order to evaluate the effect of jamu on the kidney, Glomerulus Filtration Rate (GFR) was examined. Results:  A 61-year-old male with a right hand feeling tingling. Patients have a medical history of hypertension and diabetes mellitus for more than 15 years. His blood pressure was 140/90 mmHg, meanwhile, the vital signs and other physical examinations were within normal levels. Laboratory tests of Fasting Blood Sugar (GDP) showed a level of 227 mg / dL, urea and creatinine levels were examined after the fifth month consumed jamu, the urea level was 35 mg / dL and creatinine level was 0.89 mg / dL. During jamu consumption there was a fluctuation in the patient's GFR but not until the severe category. At the end of the 45th month, despite a decrease in the patient's GFR compared to the first GFR examination but still in the same category as the first GFR score (mild category). Conclusion: Jamu consumption for 45 consecutive months in geriatric patients did not cause a significant reduction in GFR
抗凝血草药研究中心的老年高血压和糖尿病患者,为期45个月的肾功能治疗
老年患者是老年患者,其多发率下降,法利效应下降,症状不同寻常。老年痴呆症患者接受的治疗非常复杂,经常导致药物相关的问题,尤其是肾脏。草药是老年患者的替代疗法,需要长期治疗。该项研究的目的是研究草药对老年痴呆症患者在45个月的肾功能治疗过程中所起的作用。本研究方法是一个案例研究,基于Tawangmangu草药研究室的医学记录,对老年患者进行常规控制,检查尿素或肌酸素45个月,并于2018年4月服用草药。观察中药对肾脏的影响。结果:一名61岁的右勾拳手感到刺痛。患者有15年以上高血压和糖尿病的病史。血压为140/90 mmHg,生命体征和其他身体检查在正常范围内。空腹血糖检查(GDP) 227毫克mg/dL,尿道和肌酸素在患者5个月服用ureum 35毫克/dL,以及0.89 mg/dL的肌酸素后进行检查。在服用草药期间,患者的GFR值有波动,但不会降至体重类别。尽管在第45个月结束时,患者的GFR与第一次GFR检查相比有所下降,但它与第一次GFR值相同。结论:老年患者连续45个月服用草药并没有导致GFR显著下降。老年病人是一种病理病理病理患者,他们有多种病理、脱理生理和非典型症状。由老年病人提供的治疗非常复杂,所以它经常导致药物相关的问题,尤其是在疾病有机物中。草药是需要长时间治疗的老年病人的替代疗法。这个案例研究的目的是评估谁已经接受了45个月的老年病人的治疗效果。这项研究的方法是在达旺芒古的草药研究中心对老年病人的医疗记录进行案例研究,该研究对他们的尿素或肌酸水平进行了45个月的研究,到2018年4月才开始研究。为了评估药剂对肾的影响,格小球费率(GFR)被查费。建议:一个61岁的有右手感觉的男人。病人有高血压和糖尿病15年的病史。他的血液压力为140/90 mmHg,但与此同时,生命信号和其他生理实验处于正常水平。《血液糖的试验》由227毫克mg / dL、尿素和肌酸基质组成,在草药被发现后,尿素水平为35 mg / dL和肌酸素水平为0.89 mg / dL。在治疗期间,病人的GFR中有一种波动,但要等到几周后才会显现。在45个月后,病人的GFR向第一个GFR提出要求,但仍然像第一个GFR分数一样保持不变。结束语:GFR中有一种意味意味的退却
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信