Witanto Agung Prayogi, Y. Asyiawati, Dudi Nasrudin
{"title":"Kajian Kerentanan Pantai terhadap Pengembangan Wilayah Pesisir Pangandaran","authors":"Witanto Agung Prayogi, Y. Asyiawati, Dudi Nasrudin","doi":"10.29313/PWK.V0I0.29384","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The coastal area of Pangandaran is a dynamic area, which is a southern coastal area, making this area also vulnerable to the activities of the Indo-Autralian tectonic plate. This causes the Pangandaran coastal area to be vulnerable to the threat of natural disasters in the form of tidal flooding, abrasion, earthquakes and tsunamis. This study aims to identify the level of coastal vulnerability and the impact of coastal vulnerability on regional development in the Pangandaran coastal area. The analytical method used in this research is multi-disaster vulnerability analysis which is carried out using overlay, scoring and weighting techniques. The parameters used in this analysis are disaster vulnerability from the physical aspects of the influence of sea and land, social and economic factors. The results showed that the study area had a low level of vulnerability of 50.02%, a medium vulnerability of 36.97%, and a high level of vulnerability of 13.01%. This has an impact on the development of community socio-economic activities in the Pangandaran coastal area, especially for the development of tourism, trade and service activities. From the results of the analysis, there are several things that can be recommended from this study, namely (1) planning based on disaster mitigation; (2) improve disaster mitigation support facilities; (3) mitigation education to reduce community losses; (4) provide disaster evacuation sites in areas of low vulnerability. \nAbstrak. Wilayah pesisir Pangandaran merupakan wilayah yang dinamis, yang merupakan wilayah pesisir selatan menjadikan kawasan ini juga rentan terhadap aktivitas terkonik lempeng bumi Indo-Autrali. Hal ini menyebabkan wilayah pesisir Pangandaran rentan terhadap ancaman bencana alam berupa banjir rob, abrasi, gempa bumi dan tsunami. Studi ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kerentanan pantai dan dampak kerentanan pantai terhadap pengembangan wilayah di wilayah pesisir Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kerentanan multibencana yang dilakukan denga teknik overlay, skoring dan pembobotan. Parameter yang digunakan dalam analisis ini yang menjadi kerentanan bencana dari aspek fisik dari pengaruh laut dan darat, faktor sosial dan ekonomi. Hasil penelitian diperoleh bahwa wilayah studi memiliki tingkat kerentanan rendah sebesar 50.02%, kerentanan sedang 36.97%, dan tingkat kerentanan tinggi sebesar 13.01%. Hal ini memberikan dampak terhadap pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat di wilayah pesisir pangandaran, terutama untuk pengembangan kegiatan wisata, perdagangan dan jasa. Dari hasil analisis tersebut ada beberapa yang dapat direkomendasikan dari kajian ini adalah (1) perencanaan berbasis mitigasi bencana; (2) meningkatkan fasilitas penunjang mitigasi bencana; (3) edukasi mitigasi untuk mengurangi kerugian masyarakat; (4) menyediakan tempat evakuasi bencana pada kawasan tingkat kerentanan rendah.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.29384","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Abstract. The coastal area of Pangandaran is a dynamic area, which is a southern coastal area, making this area also vulnerable to the activities of the Indo-Autralian tectonic plate. This causes the Pangandaran coastal area to be vulnerable to the threat of natural disasters in the form of tidal flooding, abrasion, earthquakes and tsunamis. This study aims to identify the level of coastal vulnerability and the impact of coastal vulnerability on regional development in the Pangandaran coastal area. The analytical method used in this research is multi-disaster vulnerability analysis which is carried out using overlay, scoring and weighting techniques. The parameters used in this analysis are disaster vulnerability from the physical aspects of the influence of sea and land, social and economic factors. The results showed that the study area had a low level of vulnerability of 50.02%, a medium vulnerability of 36.97%, and a high level of vulnerability of 13.01%. This has an impact on the development of community socio-economic activities in the Pangandaran coastal area, especially for the development of tourism, trade and service activities. From the results of the analysis, there are several things that can be recommended from this study, namely (1) planning based on disaster mitigation; (2) improve disaster mitigation support facilities; (3) mitigation education to reduce community losses; (4) provide disaster evacuation sites in areas of low vulnerability.
Abstrak. Wilayah pesisir Pangandaran merupakan wilayah yang dinamis, yang merupakan wilayah pesisir selatan menjadikan kawasan ini juga rentan terhadap aktivitas terkonik lempeng bumi Indo-Autrali. Hal ini menyebabkan wilayah pesisir Pangandaran rentan terhadap ancaman bencana alam berupa banjir rob, abrasi, gempa bumi dan tsunami. Studi ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kerentanan pantai dan dampak kerentanan pantai terhadap pengembangan wilayah di wilayah pesisir Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kerentanan multibencana yang dilakukan denga teknik overlay, skoring dan pembobotan. Parameter yang digunakan dalam analisis ini yang menjadi kerentanan bencana dari aspek fisik dari pengaruh laut dan darat, faktor sosial dan ekonomi. Hasil penelitian diperoleh bahwa wilayah studi memiliki tingkat kerentanan rendah sebesar 50.02%, kerentanan sedang 36.97%, dan tingkat kerentanan tinggi sebesar 13.01%. Hal ini memberikan dampak terhadap pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat di wilayah pesisir pangandaran, terutama untuk pengembangan kegiatan wisata, perdagangan dan jasa. Dari hasil analisis tersebut ada beberapa yang dapat direkomendasikan dari kajian ini adalah (1) perencanaan berbasis mitigasi bencana; (2) meningkatkan fasilitas penunjang mitigasi bencana; (3) edukasi mitigasi untuk mengurangi kerugian masyarakat; (4) menyediakan tempat evakuasi bencana pada kawasan tingkat kerentanan rendah.
摘要Pangandaran沿海地区是一个动态区域,属于南部沿海地区,也容易受到印澳构造板块活动的影响。这使得Pangandaran沿海地区容易受到潮汐洪水、磨损、地震和海啸等自然灾害的威胁。本研究旨在确定邦干达兰沿海地区的沿海脆弱性水平及其对区域发展的影响。本研究采用的分析方法是多灾种脆弱性分析,采用叠加、评分和加权技术进行分析。这一分析中使用的参数是海洋和陆地影响的物理方面的灾害脆弱性、社会和经济因素。结果表明,研究区低脆弱性为50.02%,中等脆弱性为36.97%,高脆弱性为13.01%。这对邦干达兰沿海地区社区社会经济活动的发展,特别是旅游业、贸易和服务活动的发展产生了影响。从分析结果来看,本研究可以提出几点建议,即:(1)基于减灾的规划;(2)完善减灾保障设施;(3)减灾教育,减少社区损失;(4)在低易损性地区提供灾害疏散场所。Abstrak。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,印度-澳大利亚。哈尔尼·曼尼·巴布坎·维拉亚总统潘甘达兰·伦丹·巴尼达兰·伦丹·巴尼达兰·伦丹·巴尼达兰·伦丹·巴尼达兰·伦丹·巴尼达兰·伦丹·布丹·海啸。我的研究表明,我是在为我的祖国而战,我是在为我的祖国而战,我是为我的祖国而战。Metode分析yang digunakan dalam penelitian ini adalah分析kerentanan multibenana yang dilakakan denga teknik overlay, skoring dan pembobotan。参数yang digunakan dalam分析ini yang menjadi kerentanan benana dari asek fisik dari pengaruh laut dandarat,社会和经济因素。Hasil penelitian diperoleh bahwa wilayah studiiliki tingkat kerentanan rendah sebesar 50.02%, kerentanan sedang 36.97%, dan tingkat kerentanan tinggi sebesar 13.01%。国民经济委员会委员、国民经济委员会委员、国民经济委员会委员、国民经济委员会主席、国民经济委员会委员、国民经济委员会委员、国民经济委员会委员、国民经济委员会委员。darhail分析terbut ada beberapa yang dapat direkomendasikan Dari kajian ini adalah (1) perencanan berbasis mitigasi benana;(2) meningkatkan fasilitas penunjang mitigasi benana;(3) edukasi mitigasi untuk mengurangi kerugian masyarakat;(4) menyediakan tempat evakuasi bencana pada kawasan tingkat kerentanan rendah。