{"title":"KARAKTERISTIK PETUGAS PEMUNGUT SAMPAH DENGAN TINEA PEDIS DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) RAWA KUCING, KOTA TANGERANG","authors":"Rustika Rustika, W. Agung","doi":"10.22435/jek.17.1.106.11-19","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT \nGlobally, the prevalence of tinea pedis reaches a high enough rate of 10%. This study aims to determine the relationship between garbage collectors in landfill Rawa Kucing Tangerang city with infection of tinea pedis using cross-sectional design. There are 42 people were interviewed and physically and microscopically examined. Secondary data from the Environmental Office of Tangerang City, Rawa Kucing Landfill, and Neglasari Public Health Center were also collected. Data were analyzed using chi-square test and logistic regression. The results showed that respondents who experienced tinea pedis were 74.9%, poor individual hygiene were 61,9%, the largest group aged 31 - 55 years old (57.1%) and allergy history was about 66.7%. Poor personal hygiene was having tinea pedis 15.6 times, respondents who did not use personal protective equipment (PPE) at work were at risk of 10.3 times, and respondents who had a history of allergy were at risk of 8.5 times. The study suggested that it is necessary to improve routine supervisions by City Health Office concerning labor compliance in maintaining personal hygiene, as well as increasing the role of Puskesmas in improving counseling to maintain personal hygiene in overcoming tinea pedis. \nKeywords: Personal hygiene, use of self-protection equipment, tinea pedis \n \nABSTRAK \nSecara global, prevalensi tinea pedis mencapai angka yang cukup tinggi yaitu 10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petugas pemungut sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing Kota Tangerang dengan tinea pedis dengan disain cross sectional. Sampel sebanyak 42 orang diwawancarai, diperiksa secara fisik dan mikroskopis. Data sekunder diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, TPA Rawa Kucing, dan Puskesmas Neglasari Kota Tangerang. Data diuji dengan chi-square dan regresi logistik. Hasil menunjukkan responden yang mengalami tinea pedis sebesar 74,9%, kebersihan individu yang kurang baik sebesar 61,9%, kelompok umur terbanyak adalah pada umur 31 – 55 tahun sebesar 57,1% dan mempunyai riwayat alergi sebesar 66,7%. Kebersihan individu yang jelek berisiko mempunyai tinea pedis 15,6 kali, responden yang tidak menggunakan APD saat bekerja berisiko 10,3 kali terkena tinea pedis dan responden yang mempunyai riwayat alergi berisiko 8,5 kali kejadian tinea pedis. Peenelitian ini menyarankan peningkatan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota mengenai kepatuhan tenaga kerja dalam menjaga kebersihan individu, serta pihak Puskesmas meningkatkan penyuluhan dalam menjaga kebersihan diri dalam mengatasi tinea pedis. \nKata kunci: Kebersihan individu, alat pelindung diri, tinea pedis","PeriodicalId":276290,"journal":{"name":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","volume":"244 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-07-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL EKOLOGI KESEHATAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jek.17.1.106.11-19","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
ABSTRACT
Globally, the prevalence of tinea pedis reaches a high enough rate of 10%. This study aims to determine the relationship between garbage collectors in landfill Rawa Kucing Tangerang city with infection of tinea pedis using cross-sectional design. There are 42 people were interviewed and physically and microscopically examined. Secondary data from the Environmental Office of Tangerang City, Rawa Kucing Landfill, and Neglasari Public Health Center were also collected. Data were analyzed using chi-square test and logistic regression. The results showed that respondents who experienced tinea pedis were 74.9%, poor individual hygiene were 61,9%, the largest group aged 31 - 55 years old (57.1%) and allergy history was about 66.7%. Poor personal hygiene was having tinea pedis 15.6 times, respondents who did not use personal protective equipment (PPE) at work were at risk of 10.3 times, and respondents who had a history of allergy were at risk of 8.5 times. The study suggested that it is necessary to improve routine supervisions by City Health Office concerning labor compliance in maintaining personal hygiene, as well as increasing the role of Puskesmas in improving counseling to maintain personal hygiene in overcoming tinea pedis.
Keywords: Personal hygiene, use of self-protection equipment, tinea pedis
ABSTRAK
Secara global, prevalensi tinea pedis mencapai angka yang cukup tinggi yaitu 10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petugas pemungut sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing Kota Tangerang dengan tinea pedis dengan disain cross sectional. Sampel sebanyak 42 orang diwawancarai, diperiksa secara fisik dan mikroskopis. Data sekunder diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, TPA Rawa Kucing, dan Puskesmas Neglasari Kota Tangerang. Data diuji dengan chi-square dan regresi logistik. Hasil menunjukkan responden yang mengalami tinea pedis sebesar 74,9%, kebersihan individu yang kurang baik sebesar 61,9%, kelompok umur terbanyak adalah pada umur 31 – 55 tahun sebesar 57,1% dan mempunyai riwayat alergi sebesar 66,7%. Kebersihan individu yang jelek berisiko mempunyai tinea pedis 15,6 kali, responden yang tidak menggunakan APD saat bekerja berisiko 10,3 kali terkena tinea pedis dan responden yang mempunyai riwayat alergi berisiko 8,5 kali kejadian tinea pedis. Peenelitian ini menyarankan peningkatan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota mengenai kepatuhan tenaga kerja dalam menjaga kebersihan individu, serta pihak Puskesmas meningkatkan penyuluhan dalam menjaga kebersihan diri dalam mengatasi tinea pedis.
Kata kunci: Kebersihan individu, alat pelindung diri, tinea pedis
在全球范围内,足癣的患病率高达10%。本研究采用横断面设计,探讨坦格朗市拉瓦古兴垃圾填埋场垃圾收集者与足癣感染的关系。有42人接受了采访,并进行了身体和显微镜检查。还收集了来自坦格朗市环境办公室、拉瓦库辛垃圾填埋场和尼亚萨里公共卫生中心的二次数据。数据分析采用卡方检验和logistic回归。结果显示,有过足癣的占74.9%,个人卫生不良的占61.9%,其中31 ~ 55岁人群最多(57.1%),有过敏史的占66.7%。个人卫生不良的受访者患足癣的风险为15.6倍,工作中不使用个人防护装备的受访者患足癣的风险为10.3倍,有过敏史的受访者患足癣的风险为8.5倍。本研究建议有必要改善市卫生局对劳工遵守个人卫生的日常监督,并增加Puskesmas在改善个人卫生咨询方面的作用,以克服足癣。【关键词】个人卫生;自我防护装备的使用;足癣;Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petugas pemungut sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa kuching Kota Tangerang dengan tiinepetis dengan disain横截面。样本sebanyak 42橙diwawancarai, diperiksa secara fisik dan microskopis。根据diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, TPA Rawa kuching, dan Puskesmas nigasari Kota Tangerang进行数据查找。数据diuji dengan卡方单回归logistic。哈西尔梅农朱克坎地区的小儿科患者为74.9%,克别尔斯汗地区的小儿科患者为61.9%,克隆波克地区的小儿科患者为31 - 55岁,哈努克地区的小儿科患者为57.1%,孟斐尔地区的小儿科患者为66.7%。克伯尔斯汉个体羊jelek berisiko menpunyai足癣15,6 kali,响应羊titiak menggunakan APD, bekerja berisiko 10,3 kali terkena足癣,响应羊mempunyai河流过敏性脚癣8,5 kali kejadian足癣。penenelitian ini menyarankan peningkatan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota mengenai kepatuhan tenaga kepatuhan menjaga kebersihan diri dalam mengatasi titiis。Kata kunci: Kebersihan个体,alat pelindung dii,足癣