Ira Ummu Aimanah, Made Asri Budisuari, Eka Denis Machfutra
{"title":"MODEL PENDEKATAN MULTISEKTOR UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI IBU DAN ANAK ETNIS MOLO DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN","authors":"Ira Ummu Aimanah, Made Asri Budisuari, Eka Denis Machfutra","doi":"10.22435/bpk.v46i4.85","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Status gizi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan balita yang berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan. Namun, etnis Molo di Desa Fatumnasi, Timur Tengah Selatan (TTS), masih menjalankan adat taskon yang berpotensi menurunkan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adat taskon merupakan serangkaian kegiatan bertujuan merawat ibu selama masa nifas yaitu pantangan terhadap makanan selama 40 hari dengan hanya memakan jagung bose, yang mempengaruhi pemenuhan gizi ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan memahami mengapa dan bagaimana masyarakat etnis Molo melaksanakan taskon dan menyusun model intervensi peningkatan status gizi ibu dan anak Etnis Molo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam terhadap ibu nifas, tokoh agama dan tokoh masyarakat etnis Molo pada April-Oktober 2017. Hasil menunjukkan taskon masih banyak dilakukan Marga Oematan, walaupun kini hanya dilakukan 4-8 hari pertama kelahiran. Adat ini turun temurun masih dilakukan karena masyarakat takut jika melanggar bisa mengalami sakit bahkan mengakibatkan kematian. Hasil observasi menggambarkan kondisi vegetasi Desa Fatumnasi dataran tinggi subur tetapi sedikit penduduk yang memanfaatkan potensi tersebut. Akses transportasi dan infrastruktur kurang mendukung dalam memasarkan hasil perkebunan. Mengatasi gizi buruk tidak bisa dilakukan sektor kesehatan sendiri, tetapi sektor lain yang terkait yaitu pertanian, peternakan dan kesehatan hewan. Model intervensi multisektor diharapkan bisa menekan kasus gizi buruk.","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/bpk.v46i4.85","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MODEL PENDEKATAN MULTISEKTOR UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI IBU DAN ANAK ETNIS MOLO DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
Status gizi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan balita yang berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan. Namun, etnis Molo di Desa Fatumnasi, Timur Tengah Selatan (TTS), masih menjalankan adat taskon yang berpotensi menurunkan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adat taskon merupakan serangkaian kegiatan bertujuan merawat ibu selama masa nifas yaitu pantangan terhadap makanan selama 40 hari dengan hanya memakan jagung bose, yang mempengaruhi pemenuhan gizi ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan memahami mengapa dan bagaimana masyarakat etnis Molo melaksanakan taskon dan menyusun model intervensi peningkatan status gizi ibu dan anak Etnis Molo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam terhadap ibu nifas, tokoh agama dan tokoh masyarakat etnis Molo pada April-Oktober 2017. Hasil menunjukkan taskon masih banyak dilakukan Marga Oematan, walaupun kini hanya dilakukan 4-8 hari pertama kelahiran. Adat ini turun temurun masih dilakukan karena masyarakat takut jika melanggar bisa mengalami sakit bahkan mengakibatkan kematian. Hasil observasi menggambarkan kondisi vegetasi Desa Fatumnasi dataran tinggi subur tetapi sedikit penduduk yang memanfaatkan potensi tersebut. Akses transportasi dan infrastruktur kurang mendukung dalam memasarkan hasil perkebunan. Mengatasi gizi buruk tidak bisa dilakukan sektor kesehatan sendiri, tetapi sektor lain yang terkait yaitu pertanian, peternakan dan kesehatan hewan. Model intervensi multisektor diharapkan bisa menekan kasus gizi buruk.