{"title":"PENERAPAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA","authors":"A. Anugraini, M. Muflihah","doi":"10.33503/prismatika.v4i1.1410","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak bisa mendapatkan informasi dengan cepat berbagai sumber. Siswa mempunyai kemampuan membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan bekerja sama yang efektif sehingga memungkinkan untuk terampil berpikir rasional. Hasil observasi awal dapat diketahui bahwasannya sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika, sehingga tampak jelas ketika guru bertanya tentang materi yang telah disampaikan, siswa masih terlihat bingung dengan materi yang disampaikan guru. Penyampaian materi pelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran konvensional serta pemanfaatan/penggunaan media pembelajaran yang berupa alat peraga yang masih terbatas. Dari permasalahan yang ditemukan peneliti mengambil keputusan untuk menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga dari bahan bekas sebagai tindakan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada siswa kelas VIII MTs. Miftahul Ulum Gondanglegi pada materi bangun ruang kubus dan balok yang dilakukan oleh peneliti dengan dua siklus. Siklus I menunjukkan 20% siswa dinyatakan tuntas belajar, sisanya belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80%. Hal tersebut dikarenakan dari segi beberapa aktivitas yang meliputi pemberian kuis, diskusi kelompok, presentasi, mengerjakan soal tes masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan karena kurangnya percaya diri, kurang komunikasi antar siswa dan guru saat diskusi dan presentasi, siswa masih takut bertanya dan takut menjawab sehingga tampak kurang kooperatif. Siklus II memberikan poin peningkatan individu berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam metode kooperatif tipe STAD. Siswa menunjukan kemampuan bertanya, menjawab, dalam berdiskusi dengan kelompok. Siswa aktif dalam merangkai alat peraga kooperatif dalam kegiatan diskusi. Hasil belajar mengalami peningkatan mencapai 80%.","PeriodicalId":20523,"journal":{"name":"PRISMATIKA: Jurnal Pendidikan dan Riset Matematika","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PRISMATIKA: Jurnal Pendidikan dan Riset Matematika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33503/prismatika.v4i1.1410","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENERAPAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak bisa mendapatkan informasi dengan cepat berbagai sumber. Siswa mempunyai kemampuan membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan bekerja sama yang efektif sehingga memungkinkan untuk terampil berpikir rasional. Hasil observasi awal dapat diketahui bahwasannya sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika, sehingga tampak jelas ketika guru bertanya tentang materi yang telah disampaikan, siswa masih terlihat bingung dengan materi yang disampaikan guru. Penyampaian materi pelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran konvensional serta pemanfaatan/penggunaan media pembelajaran yang berupa alat peraga yang masih terbatas. Dari permasalahan yang ditemukan peneliti mengambil keputusan untuk menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga dari bahan bekas sebagai tindakan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada siswa kelas VIII MTs. Miftahul Ulum Gondanglegi pada materi bangun ruang kubus dan balok yang dilakukan oleh peneliti dengan dua siklus. Siklus I menunjukkan 20% siswa dinyatakan tuntas belajar, sisanya belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu 80%. Hal tersebut dikarenakan dari segi beberapa aktivitas yang meliputi pemberian kuis, diskusi kelompok, presentasi, mengerjakan soal tes masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan karena kurangnya percaya diri, kurang komunikasi antar siswa dan guru saat diskusi dan presentasi, siswa masih takut bertanya dan takut menjawab sehingga tampak kurang kooperatif. Siklus II memberikan poin peningkatan individu berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam metode kooperatif tipe STAD. Siswa menunjukan kemampuan bertanya, menjawab, dalam berdiskusi dengan kelompok. Siswa aktif dalam merangkai alat peraga kooperatif dalam kegiatan diskusi. Hasil belajar mengalami peningkatan mencapai 80%.