{"title":"关系紧张程度和神经末梢人格与家庭关系伙伴营养不良的情感行为相匹配","authors":"Miosan Tasadeva Azalea, Noerfitri Noerfitri","doi":"10.14710/jnc.v12i2.37610","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACTBackground: Students are one of the age groups that experience a lot of stress. Most of the stress experienced by students is caused by intrapersonal, interpersonal, academic activities, and environmental problems. Stress can affect eating behavior, someone who is experiencing stress tends not to eat or otherwise will overeat which has an impact on changes in nutritional status. Eating behavior is not only caused by hunger, but there are also other factors that influence it. Several factors that can influence eating behavior are mood, taste, and personality.Objectives: Analyze the relationship between stress levels and neuroticism personality with emotional eating behavior in STIKes Mitra Keluarga nutrition students.Methods: This research is quantitative research with a cross sectional design. The number of samples is 117 students of the S1 Nutrition STIKes Mitra Keluarga study program who were selected using the Simple Random Sampling technique. Data were collected using the Perceived Stress Scale (PSS), Big Five Inventory (BFI), and Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ). Data were analyzed using Chi-Square test.Results: Most of the respondents experienced a high level of stress (70.1%), had a moderate category of neuroticism personality (63.2%), and experienced a high category of emotional eating (52.1%). The significant relationship between variables is proven by the results of bivariate analysis which shows the p-value of each research variable, namely stress level (0.012) and neuroticism personality (0.016).Conclusion: There is a significant relationship between stress levels and neuroticism personality with emotional eating behavior in STIKes Mitra Keluarga nutrition students.Keywords: Emotional eating; Neuroticism personality; stress level. ABSTRAK Latar belakang: Mahasiswa merupakan salah satu kelompok umur yang banyak mengalami stres. Sebagian besar stres yang dialami oleh mahasiswa disebabkan dari masalah intrapersonal, interpersonal, kegiatan akademik, dan lingkungan. Stres dapat mempengaruhi perilaku makan, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung tidak selera makan atau sebaliknya akan makan berlebihan yang berdampak pada adanya perubahan status gizi. Perilaku makan tidak hanya disebabkan oleh rasa lapar, tetapi juga terdapat faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan adalah suasana hati, selera, dan kepribadian. Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 117 mahasiswa program studi S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga yang dipilih dengan teknik Simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS), Big Five Inventory (BFI), dan Dutch Eating Behaviour Questionnaire (DEBQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar responden mengalami stress tingkat berat (70,1%), memiliki kepribadian neuroticism kategori sedang (63,2%), dan mengalami emotional eating kategori tinggi (52,1%). Hubungan yang signifikan antara variabel dibuktikan dengan hasil analisis bivariat yang menunjukkan nilai p-value pada masing-masing variabel penelitian yaitu tingkat stress (0,012) dan kepribadian neuroticism (0,016).Simpulan: Adanya hubungan yang signfikan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga.Kata Kunci: Emotional eating; Kepribadian neuroticism; Tingkat stres","PeriodicalId":16594,"journal":{"name":"Journal of Nutrition College","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KEPRIBADIAN NEUROTICISM DENGAN PERILAKU EMOTIONAL EATING PADA MAHASISWA GIZI STIKES MITRA KELUARGA\",\"authors\":\"Miosan Tasadeva Azalea, Noerfitri Noerfitri\",\"doi\":\"10.14710/jnc.v12i2.37610\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACTBackground: Students are one of the age groups that experience a lot of stress. Most of the stress experienced by students is caused by intrapersonal, interpersonal, academic activities, and environmental problems. Stress can affect eating behavior, someone who is experiencing stress tends not to eat or otherwise will overeat which has an impact on changes in nutritional status. Eating behavior is not only caused by hunger, but there are also other factors that influence it. Several factors that can influence eating behavior are mood, taste, and personality.Objectives: Analyze the relationship between stress levels and neuroticism personality with emotional eating behavior in STIKes Mitra Keluarga nutrition students.Methods: This research is quantitative research with a cross sectional design. The number of samples is 117 students of the S1 Nutrition STIKes Mitra Keluarga study program who were selected using the Simple Random Sampling technique. Data were collected using the Perceived Stress Scale (PSS), Big Five Inventory (BFI), and Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ). Data were analyzed using Chi-Square test.Results: Most of the respondents experienced a high level of stress (70.1%), had a moderate category of neuroticism personality (63.2%), and experienced a high category of emotional eating (52.1%). The significant relationship between variables is proven by the results of bivariate analysis which shows the p-value of each research variable, namely stress level (0.012) and neuroticism personality (0.016).Conclusion: There is a significant relationship between stress levels and neuroticism personality with emotional eating behavior in STIKes Mitra Keluarga nutrition students.Keywords: Emotional eating; Neuroticism personality; stress level. ABSTRAK Latar belakang: Mahasiswa merupakan salah satu kelompok umur yang banyak mengalami stres. Sebagian besar stres yang dialami oleh mahasiswa disebabkan dari masalah intrapersonal, interpersonal, kegiatan akademik, dan lingkungan. Stres dapat mempengaruhi perilaku makan, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung tidak selera makan atau sebaliknya akan makan berlebihan yang berdampak pada adanya perubahan status gizi. Perilaku makan tidak hanya disebabkan oleh rasa lapar, tetapi juga terdapat faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan adalah suasana hati, selera, dan kepribadian. Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 117 mahasiswa program studi S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga yang dipilih dengan teknik Simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS), Big Five Inventory (BFI), dan Dutch Eating Behaviour Questionnaire (DEBQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar responden mengalami stress tingkat berat (70,1%), memiliki kepribadian neuroticism kategori sedang (63,2%), dan mengalami emotional eating kategori tinggi (52,1%). Hubungan yang signifikan antara variabel dibuktikan dengan hasil analisis bivariat yang menunjukkan nilai p-value pada masing-masing variabel penelitian yaitu tingkat stress (0,012) dan kepribadian neuroticism (0,016).Simpulan: Adanya hubungan yang signfikan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga.Kata Kunci: Emotional eating; Kepribadian neuroticism; Tingkat stres\",\"PeriodicalId\":16594,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Nutrition College\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Nutrition College\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/jnc.v12i2.37610\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Nutrition College","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/jnc.v12i2.37610","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要背景:学生是承受压力最大的年龄组之一。学生所经历的大部分压力是由个人、人际、学术活动和环境问题引起的。压力会影响饮食行为,经历压力的人往往不吃东西,或者会吃得过多,这对营养状况的变化有影响。饮食行为不仅是由饥饿引起的,还有其他因素影响着它。影响饮食行为的因素有情绪、口味和个性。目的:分析STIKes Mitra Keluarga营养专业学生应激水平、神经质人格与情绪性饮食行为的关系。方法:采用横断面设计进行定量研究。样本数量为117名S1 Nutrition STIKes Mitra Keluarga研究项目的学生,他们是使用简单随机抽样技术选择的。采用感知压力量表(PSS)、大五量表(BFI)和荷兰饮食行为问卷(DEBQ)收集数据。数据分析采用卡方检验。结果:大部分被调查者有高水平的压力(70.1%),中度神经质人格(63.2%),高类型情绪化进食(52.1%)。双变量分析结果表明,各研究变量的p值,即压力水平(0.012)和神经质人格(0.016),证明了变量之间的显著性关系。结论:STIKes Mitra Keluarga营养专业学生的应激水平、神经质人格与情绪性饮食行为存在显著相关。关键词:情绪性进食;神经质人格;应力水平。【摘要】紫竹:Mahasiswa merupakan salah satu kelompok umur yang banyak mengalami株。塞巴吉亚伯萨尔强调扬dialami oleh mahasiswa disebabkan dari masalah人际关系,人际关系,学术关系,但lingkungan。应力dapat mempengaruhi peraku makan, sesseorang yang sedang mengalami应力cenderung tidak selera makan atau sebaliknya akan makan berlebihan yang berdampak padadanya perubahan status gizi。peraku makan tidak hanya disebabkan oleh rasa lapar, tetapi juga terdapat factor for lain yang mempengaruhinya。Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peraku makan adalah suasana hati, selera, dan kepribadian。Tujuan: menganalis hubungan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan peraku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga。方法:Penelitian ini merupakan Penelitian kuttatian dengan design横截面。Jumlah样本sebanyak 117 mahasiswa项目研究S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga yang dipilih dengan teknik简单随机抽样。数据包括:感知压力量表(PSS)、大五量表(BFI)、荷兰饮食行为问卷(DEBQ)。数据分析采用卡方法。Hasil: Sebagian besar对mengalami应激性tingkat berat(70.1 %)、memiliki kepribadian神经质性kategori sedang(63.2%)、dan mengalami情绪性进食kategori tinggi(52.1%)有反应。Hubungan yang signifikan antara变量dibuktikan dengan hasil分析双变量yang menunjukkan nilai p-value pada masing-masing变量penelitian yitu tingkat stress(0.012)和kepribadian neuroticism(0.016)。Simpulan: Adanya hubungan yang signfikan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan peraku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga。Kata Kunci:情绪化进食;Kepribadian神经质;Tingkat度假
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KEPRIBADIAN NEUROTICISM DENGAN PERILAKU EMOTIONAL EATING PADA MAHASISWA GIZI STIKES MITRA KELUARGA
ABSTRACTBackground: Students are one of the age groups that experience a lot of stress. Most of the stress experienced by students is caused by intrapersonal, interpersonal, academic activities, and environmental problems. Stress can affect eating behavior, someone who is experiencing stress tends not to eat or otherwise will overeat which has an impact on changes in nutritional status. Eating behavior is not only caused by hunger, but there are also other factors that influence it. Several factors that can influence eating behavior are mood, taste, and personality.Objectives: Analyze the relationship between stress levels and neuroticism personality with emotional eating behavior in STIKes Mitra Keluarga nutrition students.Methods: This research is quantitative research with a cross sectional design. The number of samples is 117 students of the S1 Nutrition STIKes Mitra Keluarga study program who were selected using the Simple Random Sampling technique. Data were collected using the Perceived Stress Scale (PSS), Big Five Inventory (BFI), and Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ). Data were analyzed using Chi-Square test.Results: Most of the respondents experienced a high level of stress (70.1%), had a moderate category of neuroticism personality (63.2%), and experienced a high category of emotional eating (52.1%). The significant relationship between variables is proven by the results of bivariate analysis which shows the p-value of each research variable, namely stress level (0.012) and neuroticism personality (0.016).Conclusion: There is a significant relationship between stress levels and neuroticism personality with emotional eating behavior in STIKes Mitra Keluarga nutrition students.Keywords: Emotional eating; Neuroticism personality; stress level. ABSTRAK Latar belakang: Mahasiswa merupakan salah satu kelompok umur yang banyak mengalami stres. Sebagian besar stres yang dialami oleh mahasiswa disebabkan dari masalah intrapersonal, interpersonal, kegiatan akademik, dan lingkungan. Stres dapat mempengaruhi perilaku makan, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung tidak selera makan atau sebaliknya akan makan berlebihan yang berdampak pada adanya perubahan status gizi. Perilaku makan tidak hanya disebabkan oleh rasa lapar, tetapi juga terdapat faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan adalah suasana hati, selera, dan kepribadian. Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 117 mahasiswa program studi S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga yang dipilih dengan teknik Simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS), Big Five Inventory (BFI), dan Dutch Eating Behaviour Questionnaire (DEBQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar responden mengalami stress tingkat berat (70,1%), memiliki kepribadian neuroticism kategori sedang (63,2%), dan mengalami emotional eating kategori tinggi (52,1%). Hubungan yang signifikan antara variabel dibuktikan dengan hasil analisis bivariat yang menunjukkan nilai p-value pada masing-masing variabel penelitian yaitu tingkat stress (0,012) dan kepribadian neuroticism (0,016).Simpulan: Adanya hubungan yang signfikan antara tingkat stress dan kepribadian neuroticism dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa gizi STIKes Mitra Keluarga.Kata Kunci: Emotional eating; Kepribadian neuroticism; Tingkat stres