文化相关性,摄政社区对潜在的BAITUL MAAL WAT TAMWIL的看法

Litriani Erdah
{"title":"文化相关性,摄政社区对潜在的BAITUL MAAL WAT TAMWIL的看法","authors":"Litriani Erdah","doi":"10.19109/ifinace.v5i1.3722","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Praktek gadai atau nating yang sering terjadi dimasyarakat dapat dikatakan terdapat unsur penganiayaan,hal ini disebabkan karena pelaku nating sangat terpaksa untuk menggadaikan lahan milik mereka, selama dalam masa perjanjian pemilik lahan tidak memiliki hak untuk mengelola atau menggarap dan tidak mendapatkan bagian dari hasil produksi atau hasil panen. Kemudian, pada saat perjanjian berakhir pemilik lahan harus menebus lahan dengan jumlah atau besaran yang sama pada saat peminjaman awal tanpa mendapatkan bagian dari keuntungan hasil panen itu sendiri. Budaya nating yang ada dimasyarakat selama ini telah berlangsung sejak lamadan menjadi adat yang biasa dan belum ada problem solving baik dari Pemerintah, lembaga adat atau pihak terkait lainnya. Konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat dihadirkan di daerah  kabupaten kota Lahat Sumatera Selatan dan bahkan di kecamatan dan perdesaan.Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah. Pendekatan Community Based Riset (CBR) dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada masyarakat yang melakukan kegiatan nating, guna menemukan faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat melakukan kegiatan nating tersebut dan permasalahan yang sering dihadapi . Wawancara dilakukan dengan pemilik tanah / lahan, pemilik modal, dan pemangku setempat yang berwenang baik pemangku pemerintahan maupun pelaku adat. Serta, mendiskusikan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang sering terjadi. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Masyarakat melakukan praktek nating atau gadai dikarenakan ada keperluan yang sangat mendesak biasanya untuk biaya pengobatan, biaya pendidikan anak, tambahan uang untu merenovasi rumah, tambahan uang untuk membeli kebun, banyak alasan yang melatarbelakangi masyarakat melakukan praktek gadai. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan BMT sangat setuju karena dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat yang sawahnya sudah tergadai, jenis BMT/ Koperasi yang diinginkan oleh masyarakat adalah jenis simpan pinjam yang tidak berbunga, serta pembayaran yang dapat dibayar pada saat musim panen. Relevansi budaya nating terhadap potensi pendirian BMT, bahwa diharapkan BMT menjadi suatu penewaran baru bagi permsalahan yang ada selama ini. Dengan danya pendiirian BMT diharapkan mampu menjadi sebuah solusi baru bagi permasalahan yang ada dimasyarakat. Pendirian BMT sangat relevan bagi solusi permasalahan budaya “nating” di Kabupaten Lahat pada umumnya.","PeriodicalId":33079,"journal":{"name":"IFinance","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"RELEVANSI BUDAYA “ NATING” DAN PERSEPSI MASYARAKAT KABUPATEN LAHAT TERHADAP POTENSI PENDIRIAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL\",\"authors\":\"Litriani Erdah\",\"doi\":\"10.19109/ifinace.v5i1.3722\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Praktek gadai atau nating yang sering terjadi dimasyarakat dapat dikatakan terdapat unsur penganiayaan,hal ini disebabkan karena pelaku nating sangat terpaksa untuk menggadaikan lahan milik mereka, selama dalam masa perjanjian pemilik lahan tidak memiliki hak untuk mengelola atau menggarap dan tidak mendapatkan bagian dari hasil produksi atau hasil panen. Kemudian, pada saat perjanjian berakhir pemilik lahan harus menebus lahan dengan jumlah atau besaran yang sama pada saat peminjaman awal tanpa mendapatkan bagian dari keuntungan hasil panen itu sendiri. Budaya nating yang ada dimasyarakat selama ini telah berlangsung sejak lamadan menjadi adat yang biasa dan belum ada problem solving baik dari Pemerintah, lembaga adat atau pihak terkait lainnya. Konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat dihadirkan di daerah  kabupaten kota Lahat Sumatera Selatan dan bahkan di kecamatan dan perdesaan.Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah. Pendekatan Community Based Riset (CBR) dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada masyarakat yang melakukan kegiatan nating, guna menemukan faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat melakukan kegiatan nating tersebut dan permasalahan yang sering dihadapi . Wawancara dilakukan dengan pemilik tanah / lahan, pemilik modal, dan pemangku setempat yang berwenang baik pemangku pemerintahan maupun pelaku adat. Serta, mendiskusikan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang sering terjadi. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Masyarakat melakukan praktek nating atau gadai dikarenakan ada keperluan yang sangat mendesak biasanya untuk biaya pengobatan, biaya pendidikan anak, tambahan uang untu merenovasi rumah, tambahan uang untuk membeli kebun, banyak alasan yang melatarbelakangi masyarakat melakukan praktek gadai. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan BMT sangat setuju karena dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat yang sawahnya sudah tergadai, jenis BMT/ Koperasi yang diinginkan oleh masyarakat adalah jenis simpan pinjam yang tidak berbunga, serta pembayaran yang dapat dibayar pada saat musim panen. Relevansi budaya nating terhadap potensi pendirian BMT, bahwa diharapkan BMT menjadi suatu penewaran baru bagi permsalahan yang ada selama ini. Dengan danya pendiirian BMT diharapkan mampu menjadi sebuah solusi baru bagi permasalahan yang ada dimasyarakat. Pendirian BMT sangat relevan bagi solusi permasalahan budaya “nating” di Kabupaten Lahat pada umumnya.\",\"PeriodicalId\":33079,\"journal\":{\"name\":\"IFinance\",\"volume\":\"29 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-07-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"IFinance\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.19109/ifinace.v5i1.3722\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IFinance","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19109/ifinace.v5i1.3722","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在条约中,土地所有者没有管理或耕种的权利,也没有获得生产或收获的一部分。然后,在交易结束时,土地所有者必须在最初的贷款中以同样数量或数量赎回土地,而不能分享农作物利润。自古以来,社区内的自然文化就一直存在,而政府、土著机构或任何其他相关机构都没有问题加以解决。BMT (Baitul Mal Tamwil)的概念可以在南苏门答腊阿拉特摄政地区,甚至街道和乡村地区提出。BMT的概念作为一个微观金融机构。社区研究方法(CBR)是对从事nating活动的社区进行深度采访,以发现社会背后的因素以及经常面临的问题。采访包括土地所有者、资本所有者和地方当局的官员,政府人员和土著居民。以及讨论经常发生的问题的适当解决方案。这项研究的结果表明,人们从事这种做法的原因是,通常需要医疗费用、儿童教育费用、装修房屋的额外资金、购买花园的额外资金,这是人们从事留置业的原因之一。公众对BMT存在的看法是一致的,因为它可以帮助人们,尤其是那些已经被留置的农业社区。文化与BMT建立潜力的相关性,预计BMT将成为目前存在的新文明的推手。BMT的使用预计将成为社会问题的新解决方案。BMT的立场与传统摄政时期的“nating”文化问题解决方案非常相关。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
RELEVANSI BUDAYA “ NATING” DAN PERSEPSI MASYARAKAT KABUPATEN LAHAT TERHADAP POTENSI PENDIRIAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL
Praktek gadai atau nating yang sering terjadi dimasyarakat dapat dikatakan terdapat unsur penganiayaan,hal ini disebabkan karena pelaku nating sangat terpaksa untuk menggadaikan lahan milik mereka, selama dalam masa perjanjian pemilik lahan tidak memiliki hak untuk mengelola atau menggarap dan tidak mendapatkan bagian dari hasil produksi atau hasil panen. Kemudian, pada saat perjanjian berakhir pemilik lahan harus menebus lahan dengan jumlah atau besaran yang sama pada saat peminjaman awal tanpa mendapatkan bagian dari keuntungan hasil panen itu sendiri. Budaya nating yang ada dimasyarakat selama ini telah berlangsung sejak lamadan menjadi adat yang biasa dan belum ada problem solving baik dari Pemerintah, lembaga adat atau pihak terkait lainnya. Konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat dihadirkan di daerah  kabupaten kota Lahat Sumatera Selatan dan bahkan di kecamatan dan perdesaan.Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah. Pendekatan Community Based Riset (CBR) dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada masyarakat yang melakukan kegiatan nating, guna menemukan faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat melakukan kegiatan nating tersebut dan permasalahan yang sering dihadapi . Wawancara dilakukan dengan pemilik tanah / lahan, pemilik modal, dan pemangku setempat yang berwenang baik pemangku pemerintahan maupun pelaku adat. Serta, mendiskusikan solusi yang tepat bagi masalah-masalah yang sering terjadi. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Masyarakat melakukan praktek nating atau gadai dikarenakan ada keperluan yang sangat mendesak biasanya untuk biaya pengobatan, biaya pendidikan anak, tambahan uang untu merenovasi rumah, tambahan uang untuk membeli kebun, banyak alasan yang melatarbelakangi masyarakat melakukan praktek gadai. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan BMT sangat setuju karena dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat yang sawahnya sudah tergadai, jenis BMT/ Koperasi yang diinginkan oleh masyarakat adalah jenis simpan pinjam yang tidak berbunga, serta pembayaran yang dapat dibayar pada saat musim panen. Relevansi budaya nating terhadap potensi pendirian BMT, bahwa diharapkan BMT menjadi suatu penewaran baru bagi permsalahan yang ada selama ini. Dengan danya pendiirian BMT diharapkan mampu menjadi sebuah solusi baru bagi permasalahan yang ada dimasyarakat. Pendirian BMT sangat relevan bagi solusi permasalahan budaya “nating” di Kabupaten Lahat pada umumnya.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
16 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信