{"title":"ANALISIS HABITAT GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) BERDASARKAN Software SMART DI KECAMATAN PEUNARON KABUPATEN ACEH TIMUR","authors":"Taufan Mustafa, A. Abdullah, K. Khairil","doi":"10.22373/BIOTIK.V6I1.4041","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian analisis habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dilakukan di Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur pada bulan September sampai dengan Oktober 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gajah sumatera dan kondisi habitatnya. Metode yang digunakan adalah survei eksploratif deskriptif dengan mengamati secara langsung pada setiap area lintasan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik SMART untuk mengetahui keberadaan gajah liar dan kondisi habitat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan habitat yang digunakan oleh gajah memiliki frekwensi habitat yang berbeda-beda, terlihat dari jejak gajah yang ditemukan pada jalur lintasan. Jejak gajah lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan jejak satwa liar lainnya. Jejak gajah yang ditemukan didominasi oleh jejak kotoran sebanyak 56%, karena jejak kotoran lebih bertahan lama dari pada jejak tapak. Di kawasan ini, gajah lebih suka bermain di hutan sekunder daripada jenis hutan lainnya, dengan persentase temuan pada jenis hutan tersebut sebanyak 53%, karena hutan sekunder seperti di kawasan areal perkebunan banyak menyediakan tempat bernaung dari sinar matahari dan menyediakan pakan muda. Analisis peta citra satelit dalam kurun waktu 10 tahun menggambarkan kondisi habitat kawasan hutan di Kecamatan Peunaron terus menyusut sebanyak 12.726,02 hektar dari total luas Kecamatan Peunaron sebesar 75.187,45 hektar. Ancaman penyusutan hutan didominasi oleh penebangan kayu olahan sebesar 35%, temuan kayu olahan di lapangan mencapai 346,236 m3. Aktifitas manusia dalam kawasan habitat gajah menjadi faktor pemicu terjadinya konflik satwa tersebut dengan manusia.","PeriodicalId":33660,"journal":{"name":"Biotik Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Biotik Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/BIOTIK.V6I1.4041","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
摘要
对苏门答腊大象栖息地(Elephas maximus sumatranus)的研究于2016年9月至10月在亚齐潘戎地区进行。这项研究的目的是了解苏门答腊大象的存在及其栖息地。采用的方法是通过直接观察赛道的每个区域进行描述性的探索性调查。收集的数据通过智能技术分析了野生大象的存在和栖息地条件。研究表明,大象使用的栖息地区域有不同的频率,从轨道上发现的大象足迹可以看出。大象的足迹比其他野生动物的足迹还要多。发现的大象足迹主要由粪便留下的56%,因为粪便足迹比脚印留下的痕迹更持久。在该地区,大象比其他任何森林都更喜欢在次生森林中玩耍,发现这种森林的比例为53%,因为象林区这样的次生森林提供了充足的阳光和年轻的食物。卫星图像分析了10年的时间里,佩特朗省森林地区的栖息地状况继续下降,面积为75,187.45公顷,面积为12726.02英亩(12726.02公顷)。森林萎缩的威胁由35%的耕地砍伐占主导,而现场加工木材的发现达到346.236 m3。大象栖息地的人类活动是动物与人类冲突的一个因素。
ANALISIS HABITAT GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) BERDASARKAN Software SMART DI KECAMATAN PEUNARON KABUPATEN ACEH TIMUR
Penelitian analisis habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dilakukan di Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur pada bulan September sampai dengan Oktober 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gajah sumatera dan kondisi habitatnya. Metode yang digunakan adalah survei eksploratif deskriptif dengan mengamati secara langsung pada setiap area lintasan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik SMART untuk mengetahui keberadaan gajah liar dan kondisi habitat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan habitat yang digunakan oleh gajah memiliki frekwensi habitat yang berbeda-beda, terlihat dari jejak gajah yang ditemukan pada jalur lintasan. Jejak gajah lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan jejak satwa liar lainnya. Jejak gajah yang ditemukan didominasi oleh jejak kotoran sebanyak 56%, karena jejak kotoran lebih bertahan lama dari pada jejak tapak. Di kawasan ini, gajah lebih suka bermain di hutan sekunder daripada jenis hutan lainnya, dengan persentase temuan pada jenis hutan tersebut sebanyak 53%, karena hutan sekunder seperti di kawasan areal perkebunan banyak menyediakan tempat bernaung dari sinar matahari dan menyediakan pakan muda. Analisis peta citra satelit dalam kurun waktu 10 tahun menggambarkan kondisi habitat kawasan hutan di Kecamatan Peunaron terus menyusut sebanyak 12.726,02 hektar dari total luas Kecamatan Peunaron sebesar 75.187,45 hektar. Ancaman penyusutan hutan didominasi oleh penebangan kayu olahan sebesar 35%, temuan kayu olahan di lapangan mencapai 346,236 m3. Aktifitas manusia dalam kawasan habitat gajah menjadi faktor pemicu terjadinya konflik satwa tersebut dengan manusia.