{"title":"GAMBARAN PEMANJANGAN INTERVAL QTC PADA TERAPI JANGKA PENDEK PASIEN TB MDR","authors":"Mifta Mansur, Budi Suprapti, Movita Hidayati, Umi Fatmawati","doi":"10.33088/jmk.v14i1.581","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Permasalahan: Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara dengan beban TB-MDR tinggi, diperkirakan terdapat 23.000 (kisaran, 16.000-31.000) kasus, dengan persentase 8,8% (kisaran, 6,2-12) untuk setiap 100.000 populasi. Salah satu tantangan dalam pengobatan TB MDR adalah tingginya tingkat efek samping. Pada bulan Mei 2016 WHO mengeluarkan rekomendasi penggunaan paduan pengobatan standar jangka pendek 9-11 bulan. Efek samping yang dapat timbul pada paduan pengobatan ini adalah terjadinya pemanjangan interval QTc akibat pemberian moksifloksasin (Mfx) dan klofazimin (Cfz). Tujuan penelitian: Untuk mengetahui kejadian pemanjangan interval QTc pada pasien TB MDR yang menerima regimen terapi jangka pendek. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, didapatkan 51 subyek masuk kriteria eksklusi dan terdapat 74 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Telah terjadi pemanjangan interval QTc rata- rata 31,31±43,471 ms dari baseline, nilai interval QTc terpanjang 756 ms dengan rata-rata 468,54±33,565 ms, sebanyak 52 (70,3%) subyek mengalami efek samping interval QTc memanjang. Kesimpulan: Telah terjadi pemanjangan interval QTc pada pasien TB MDR dengan regimen terapi jangka pendek.","PeriodicalId":17791,"journal":{"name":"Jurnal Media Analis Kesehatan","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Media Analis Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33088/jmk.v14i1.581","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Permasalahan: Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara dengan beban TB-MDR tinggi, diperkirakan terdapat 23.000 (kisaran, 16.000-31.000) kasus, dengan persentase 8,8% (kisaran, 6,2-12) untuk setiap 100.000 populasi. Salah satu tantangan dalam pengobatan TB MDR adalah tingginya tingkat efek samping. Pada bulan Mei 2016 WHO mengeluarkan rekomendasi penggunaan paduan pengobatan standar jangka pendek 9-11 bulan. Efek samping yang dapat timbul pada paduan pengobatan ini adalah terjadinya pemanjangan interval QTc akibat pemberian moksifloksasin (Mfx) dan klofazimin (Cfz). Tujuan penelitian: Untuk mengetahui kejadian pemanjangan interval QTc pada pasien TB MDR yang menerima regimen terapi jangka pendek. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, didapatkan 51 subyek masuk kriteria eksklusi dan terdapat 74 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Telah terjadi pemanjangan interval QTc rata- rata 31,31±43,471 ms dari baseline, nilai interval QTc terpanjang 756 ms dengan rata-rata 468,54±33,565 ms, sebanyak 52 (70,3%) subyek mengalami efek samping interval QTc memanjang. Kesimpulan: Telah terjadi pemanjangan interval QTc pada pasien TB MDR dengan regimen terapi jangka pendek.