Muhammad Eko Prasetyo, Imron Riyadi, Sumaryono Sumaryono
{"title":"Keragaan vegetatif dan generatif pada fase pembungaan awal kelapa Genjah kopyor asal kultur embrio di Bogor, Jawa Barat","authors":"Muhammad Eko Prasetyo, Imron Riyadi, Sumaryono Sumaryono","doi":"10.22302/iribb.jur.mp.v90i1.492","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The performance of kopyor Dwarf coconuts from embryo culture in the field has not been reported. This study was conducted to determine the difference in vegetative and generative performances of three fruit color phenotypes (brown, green, and yellow) of kopyor Dwarf coconuts in the first year after the first flower appeared. The coconuts were planted in Bogor, West Java at 260 masl with average temperature 26.9 ºC and average rainfall 4,300 mm/year. Each color phenotype was represented by 20 kopyor coconut trees from the same planting date that had not been flowering yet. When the first flowers appeared, Kopyor Brown Dwarf (KBD) had 14.6 fronds, while Kopyor Yellow Dwarf (KYD) and Kopyor Green Dwarf (KGD) had 15.5 and 17.1 fronds respectively. Other vegetative components when the first flower appeared were not significantly difference among the three color phenotypes such as stem girth (90.7-99.2 cm), stem height (18.6-23.9 cm), frond length (3.9-4.2 m) and canopy diameter (5.8-6.1 m). KBD coconuts started flowering faster than that of KGD and KYD. The numbers of flowers formed in the first year of flowering were 15 to 17 flowers per tree. There was an initial sharp decrease in the survival of young fruits, but this levelled off after 2-3 months. On average 18-22 fruits per bunch at flowering decreased to 5-6 fruits per bunch at maturity. The survival of fruits in KGD (6.2 fruits per bunch) was higher than KBD (4.0 fruits) and KYD (4.5 fruits) at 11 months after flowering. The average fruit size and weight of brown phenotype were higher than green and yellow phenotypes. The mature brown fruits had a lower husk percentage, but higher shell and fruit meat percentages than those of the green and yellow fruits.[Keywords: fruit color phenotype, kopyor Dwarf coconut, fruit abortion, fruit quality] AbstrakKeragaan kelapa Genjah kopyor asal kultur embrio di lapang belum pernah dilaporkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati perbedaan keragaan vegetatif dan generatif tiga varietas kelapa Genjah kopyor yang berbeda dari warna buah (coklat, hijau dan kuning) pada tahun pertama sejak bunga pertama muncul. Kelapa tersebut ditanam di Bogor, Jawa Barat pada 260 mdpl dengan rerata suhu 26,9 ºC dan curah hujan 4.300 mm/tahun. Tiap fenotipe warna diwakili oleh 20 pohon kelapa kopyor berumur sama yang belum berbunga. Pada saat bunga pertama muncul, kelapa Genjah Coklat Kopyor (GCK) memiliki 14,6 pelepah daun, sedangkan Genjah Kuning Kopyor (GKK) dan Genjah Hijau Kopyor (GHK) berturut-turut memiliki 15,5 dan 17,1 pelepah. Parameter vegetatif lain ketika bunga pertama muncul tidak berbeda nyata antar fenotipe warna misalnya lingkar batang (90,7-99,2 cm), tinggi batang (18,6-23,9 cm), panjang pelepah (3,9-4,2 m) dan diameter tajuk (5,8-6,1 m). GCK mulai berbunga lebih cepat dibandingkan dengan GHK dan GKK. Jumlah bunga yang terbentuk selama satu tahun pertama pembungaan adalah 15 sampai 17 bunga per pohon. Jumlah buah muda yang bertahan hidup menurun tajam pada awal, namun relatif stabil setelah 2-3 bulan. Rata-rata terbentuk sebanyak 18-22 buah per tandan pada awal pembungaan dan menurun menjadi 5-6 buah per tandan saat dewasa. Buah yang bertahan hidup pada GHK (6,2 buah per tandan) lebih tinggi dibanding GCK (4,0 buah) dan GKK (4,5 buah) pada umur 11 bulan setelah bunga mekar. Rata-rata ukuran dan bobot buah fenotipe coklat lebih tinggi daripada fenotipe hijau dan kuning. Buah kelapa GCK mempunyai persentase sabut yang lebih rendah, tetapi persentase tempurung dan daging buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah kelapa GHK dan GKK.[Kata kunci: fenotipe warna buah, kelapa Genjah kopyor, kerontokan buah, kualitas buah]","PeriodicalId":11660,"journal":{"name":"E-Journal Menara Perkebunan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"E-Journal Menara Perkebunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22302/iribb.jur.mp.v90i1.492","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
kopyor矮椰子的田间胚培养性能尚未见报道。本研究旨在测定科佩尔矮椰子三种果色表型(棕色、绿色和黄色)在第一朵花出现后第一年营养和生殖性能的差异。这些椰子种植在西爪哇的茂物,年平均气温为26.9摄氏度,平均降雨量为4300毫米,年平均气温为260摄氏度。每种颜色表型由同一种植日期尚未开花的20棵kopyor椰子树代表。初花时,Kopyor Brown Dwarf (KBD)有14.6个叶片,Kopyor Yellow Dwarf (KYD)和Kopyor Green Dwarf (KGD)分别有15.5和17.1个叶片。茎长(90.7 ~ 99.2 cm)、茎高(18.6 ~ 23.9 cm)、叶长(3.9 ~ 4.2 m)和冠层直径(5.8 ~ 6.1 m)等3种颜色表型间第一次开花时的其他营养成分差异不显著,KBD比KGD和KYD的开花速度快。在开花的第一年,每棵树形成的花数为15 ~ 17朵。幼果的成活率最初急剧下降,但在2-3个月后趋于平稳。开花时平均每串果18-22个,成熟时每串果5-6个。开花后11个月,KGD组(每串6.2个)的果实成活率高于KBD组(4.0个)和KYD组(4.5个)。棕色表型的平均果实大小和重量高于绿色和黄色表型。成熟的棕色果实比成熟的绿色果实和成熟的黄色果实具有更低的果皮率,而更高的果壳率和果肉率。【关键词】果色表型,kopyor矮椰子,果实败育,果实品质】摘要:keragaan kelapa Genjah kopyor asal培养胚Penelitian ini dilakukan untuk mengamati perbedaan keragaan植被dan generatitiga变种kelapa Genjah kopyor yang berbeda dari warna buah (coklat, hijau dan kuning) pada tahun pertama sejak bunga pertama muncul。Kelapa tersebut ditanam di Bogor,爪哇Barat pada 260 mdpl dengan rerata suhu 26,9ºC dan curah hujan 4.300 mm/tahun。Tiap fenotipe warna diwakili oleh 20 pohon kelapa kopyor berumur sama yang belum berbunga。Pada saat bunga pertama muncul, kelapa Genjah Coklat Kopyor (GCK) memoriliki 14,6 pelepah daun, sedangkan Genjah Kuning Kopyor (GKK) dan Genjah Hijau Kopyor (GHK) berturut-turut memoriliki 15,5 dan 17,1 pelepah。参数植被:ketika bunga pertama muncul、berbeda nyata antar、warna misalnya lingkar batang (90,7-99,2 cm)、tinggi batang (18,6-23,9 cm)、panjang pelepah (3,9-4,2 m)、直径tajuk (5,8-6,1 m)。Jumlah bunga yang terbentuk selama satu tahun pertamama pembungaan adalah 15 sampai 17 bunga per pohon。Jumlah buah muda yang bertahan hidup menurun tajampadawal, namun相对稳定setelah 2-3 bulan。Rata-rata terbentuk sebanyak 18-22 buah per tandan pada awal pembungaan dan menurun menjadi 5-6 buah per tandan saat dewasa。Buah yang bertahan hidup pada GHK (6,2 Buah / tandan) lebih tinggi diding GCK (4,0 Buah) dan GKK (4,5 Buah) pada umur 11 bulan setelah bunga mekar。拉塔-拉塔-拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔-乌拉塔。Buah kelapa GCK mempunyai代表sabut yang lebih rendah, tetapi代表tempurung dandaging, Buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan Buah kelapa GHK dan GKK。[Kata kunci:挪威语warna buah, kelapa Genjah kopyor, kerontokan buah, kualitas buah]
Keragaan vegetatif dan generatif pada fase pembungaan awal kelapa Genjah kopyor asal kultur embrio di Bogor, Jawa Barat
The performance of kopyor Dwarf coconuts from embryo culture in the field has not been reported. This study was conducted to determine the difference in vegetative and generative performances of three fruit color phenotypes (brown, green, and yellow) of kopyor Dwarf coconuts in the first year after the first flower appeared. The coconuts were planted in Bogor, West Java at 260 masl with average temperature 26.9 ºC and average rainfall 4,300 mm/year. Each color phenotype was represented by 20 kopyor coconut trees from the same planting date that had not been flowering yet. When the first flowers appeared, Kopyor Brown Dwarf (KBD) had 14.6 fronds, while Kopyor Yellow Dwarf (KYD) and Kopyor Green Dwarf (KGD) had 15.5 and 17.1 fronds respectively. Other vegetative components when the first flower appeared were not significantly difference among the three color phenotypes such as stem girth (90.7-99.2 cm), stem height (18.6-23.9 cm), frond length (3.9-4.2 m) and canopy diameter (5.8-6.1 m). KBD coconuts started flowering faster than that of KGD and KYD. The numbers of flowers formed in the first year of flowering were 15 to 17 flowers per tree. There was an initial sharp decrease in the survival of young fruits, but this levelled off after 2-3 months. On average 18-22 fruits per bunch at flowering decreased to 5-6 fruits per bunch at maturity. The survival of fruits in KGD (6.2 fruits per bunch) was higher than KBD (4.0 fruits) and KYD (4.5 fruits) at 11 months after flowering. The average fruit size and weight of brown phenotype were higher than green and yellow phenotypes. The mature brown fruits had a lower husk percentage, but higher shell and fruit meat percentages than those of the green and yellow fruits.[Keywords: fruit color phenotype, kopyor Dwarf coconut, fruit abortion, fruit quality] AbstrakKeragaan kelapa Genjah kopyor asal kultur embrio di lapang belum pernah dilaporkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati perbedaan keragaan vegetatif dan generatif tiga varietas kelapa Genjah kopyor yang berbeda dari warna buah (coklat, hijau dan kuning) pada tahun pertama sejak bunga pertama muncul. Kelapa tersebut ditanam di Bogor, Jawa Barat pada 260 mdpl dengan rerata suhu 26,9 ºC dan curah hujan 4.300 mm/tahun. Tiap fenotipe warna diwakili oleh 20 pohon kelapa kopyor berumur sama yang belum berbunga. Pada saat bunga pertama muncul, kelapa Genjah Coklat Kopyor (GCK) memiliki 14,6 pelepah daun, sedangkan Genjah Kuning Kopyor (GKK) dan Genjah Hijau Kopyor (GHK) berturut-turut memiliki 15,5 dan 17,1 pelepah. Parameter vegetatif lain ketika bunga pertama muncul tidak berbeda nyata antar fenotipe warna misalnya lingkar batang (90,7-99,2 cm), tinggi batang (18,6-23,9 cm), panjang pelepah (3,9-4,2 m) dan diameter tajuk (5,8-6,1 m). GCK mulai berbunga lebih cepat dibandingkan dengan GHK dan GKK. Jumlah bunga yang terbentuk selama satu tahun pertama pembungaan adalah 15 sampai 17 bunga per pohon. Jumlah buah muda yang bertahan hidup menurun tajam pada awal, namun relatif stabil setelah 2-3 bulan. Rata-rata terbentuk sebanyak 18-22 buah per tandan pada awal pembungaan dan menurun menjadi 5-6 buah per tandan saat dewasa. Buah yang bertahan hidup pada GHK (6,2 buah per tandan) lebih tinggi dibanding GCK (4,0 buah) dan GKK (4,5 buah) pada umur 11 bulan setelah bunga mekar. Rata-rata ukuran dan bobot buah fenotipe coklat lebih tinggi daripada fenotipe hijau dan kuning. Buah kelapa GCK mempunyai persentase sabut yang lebih rendah, tetapi persentase tempurung dan daging buah yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah kelapa GHK dan GKK.[Kata kunci: fenotipe warna buah, kelapa Genjah kopyor, kerontokan buah, kualitas buah]