{"title":"在传播儿童文学数字识字的COVID-19大流行期间,国中52名中学生的文化努力塑造了他们","authors":"R. Andayani","doi":"10.25273/widyabastra.v9i1.9714","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kemampuan membaca anak Indonesia masih terkategori rendah jika dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Adapun upaya yang dapat dilakukan melalui kegiatan literasi, atau Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. GLS merupakan salah satu bentuk pengembangan potensi diri peserta didik secara utuh, yaitu waktu lima belas menit, setiap hari sebelum hari pembelajaran, digunakan untuk membaca buku selain buku mata pelajaran. GLS juga mampu menjadi kegiatan Penanaman Budi Pekerti (PBP) yang merupakan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah. Namun, di masa pandemi Covid-19 saat ini, GLS dapat tetap dilaksanakan dengan menerapkan literasi digital. Salah satu sumber literasi digital yang sesuai dengan karakter dan umur siswa yaitu sastra anak. Sastra anak merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang yang telah melewati masa bayi yaitu berusia dua tahun hingga tiga belas tahun. Karya anak memiliki fungsi dan tujuan sebagai (1) alat penghibur, (2) pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) alat pendidikan, dan (4) alat pemasak dan pengawas norma masyarakat agar dipatuhi oleh kelompoknya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang konsisten dalam membentuk budi pekerti siswa walaupun di masa pendemi Covid-19 saat ini melalui budaya literasi digital sastra anak.","PeriodicalId":32448,"journal":{"name":"JIBS Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"UPAYA MEMBENTUK BUDI PEKERTI PADA SISWA SMP NEGERI 52 SURABAYA DI MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI LITERASI DIGITAL SASTRA ANAK\",\"authors\":\"R. Andayani\",\"doi\":\"10.25273/widyabastra.v9i1.9714\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kemampuan membaca anak Indonesia masih terkategori rendah jika dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Adapun upaya yang dapat dilakukan melalui kegiatan literasi, atau Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. GLS merupakan salah satu bentuk pengembangan potensi diri peserta didik secara utuh, yaitu waktu lima belas menit, setiap hari sebelum hari pembelajaran, digunakan untuk membaca buku selain buku mata pelajaran. GLS juga mampu menjadi kegiatan Penanaman Budi Pekerti (PBP) yang merupakan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah. Namun, di masa pandemi Covid-19 saat ini, GLS dapat tetap dilaksanakan dengan menerapkan literasi digital. Salah satu sumber literasi digital yang sesuai dengan karakter dan umur siswa yaitu sastra anak. Sastra anak merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang yang telah melewati masa bayi yaitu berusia dua tahun hingga tiga belas tahun. Karya anak memiliki fungsi dan tujuan sebagai (1) alat penghibur, (2) pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) alat pendidikan, dan (4) alat pemasak dan pengawas norma masyarakat agar dipatuhi oleh kelompoknya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang konsisten dalam membentuk budi pekerti siswa walaupun di masa pendemi Covid-19 saat ini melalui budaya literasi digital sastra anak.\",\"PeriodicalId\":32448,\"journal\":{\"name\":\"JIBS Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra\",\"volume\":\"88 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JIBS Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25273/widyabastra.v9i1.9714\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIBS Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25273/widyabastra.v9i1.9714","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
UPAYA MEMBENTUK BUDI PEKERTI PADA SISWA SMP NEGERI 52 SURABAYA DI MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI LITERASI DIGITAL SASTRA ANAK
Kemampuan membaca anak Indonesia masih terkategori rendah jika dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Adapun upaya yang dapat dilakukan melalui kegiatan literasi, atau Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. GLS merupakan salah satu bentuk pengembangan potensi diri peserta didik secara utuh, yaitu waktu lima belas menit, setiap hari sebelum hari pembelajaran, digunakan untuk membaca buku selain buku mata pelajaran. GLS juga mampu menjadi kegiatan Penanaman Budi Pekerti (PBP) yang merupakan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah. Namun, di masa pandemi Covid-19 saat ini, GLS dapat tetap dilaksanakan dengan menerapkan literasi digital. Salah satu sumber literasi digital yang sesuai dengan karakter dan umur siswa yaitu sastra anak. Sastra anak merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang yang telah melewati masa bayi yaitu berusia dua tahun hingga tiga belas tahun. Karya anak memiliki fungsi dan tujuan sebagai (1) alat penghibur, (2) pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) alat pendidikan, dan (4) alat pemasak dan pengawas norma masyarakat agar dipatuhi oleh kelompoknya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang konsisten dalam membentuk budi pekerti siswa walaupun di masa pendemi Covid-19 saat ini melalui budaya literasi digital sastra anak.