Minda Mora, M. H. Bashory, Yusron Saaroni, T. Setiadi, Zaini Rakhman, Muhammad Rafiqi Sitompul
{"title":"Risk Assessment Keberadaan Burung di Lingkungan Bandar Udara Studi Kasus: Bandar Udara Soekarno-Hatta","authors":"Minda Mora, M. H. Bashory, Yusron Saaroni, T. Setiadi, Zaini Rakhman, Muhammad Rafiqi Sitompul","doi":"10.25104/WA.V47I1.433.82-93","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The presence of birds in the airport area is a danger to aviation. Collisions between aircraft and birds (birdstrikes) have potential to damage the aircraft which is very detrimental to the airline financially and fatal accidents as the worst case. The International Civil Aviation Organization (ICAO) provides recommendations to all member countries to take preventive and anticipatory actions to control and reduce bird populations by conducting Risk Assessment and Habitat Management so that airport is not become attractive places for birds. This research aims to conduct a Risk Assessment (RA) on bird species in the airport environment, a case study at Soekarno-Hatta Airport. HRA is carried out using two methods, namely the based method (Sowden et al. 2007) and the modified method based on location, flight altitude and number of birds popullation. The results of the analysis of the two methods indicate that there are no bird species with a very high risk of bird strike hazard at Soekarno-Hatta Airport. Based on the modified method, there are five species of birds with a high risk of bird strike danger, namely rice heron (Ardeola speciosa), buffalo egret (Bubulcus ibis), silver egret (Ardea intermedia), red heron (Ardea purpurea), and bluwok heron (Mycteria cinerea). Meanwhile, based on the approach (Sowden et al. 2007) there are three types of birds that have a risk of causing significant danger in the event of a birdtsrike, namely the Bluwok heron, the gray heron (Ardea cinerea), and the Asian snakehead (Anhinga melanogaster). \n \nKeberadaan burung di area bandar udara merupakan bahaya bagi penerbangan. Tabrakan antara pesawat udara dengan burung (birdstrikes) berpotensi menimbulkan kerusakan pesawat yang sangat merugikan bagi maskapai penerbangan secara finansial hingga menyebabkan kecelakaan fatal. International Civil Aviation Organization (ICAO) memberikan rekomendasi ke seluruh negara anggota untuk melakukan tindakan preventif dan antisipatif untuk mengendalikan dan mengurangi populasi burung dengan melakukan Risk Asessment dan Habitat Management agar bandar udara tidak menjadi tempat yang menarik bagi burung. Peneitian ini bertujuan untuk melakukan Risk Assessment (RA) terhadap jenis burung yang berada di lingkungan bandar udara, studi kasus di Bandar Udara Soekarno-Hatta. HRA dilakukan dengan dua metode yaitu metode berdasarkan (Sowden et al. 2007) dan metode modifikasi berdasarkan lokasi, ketinggian terbang dan jumlah individu burung. Hasil analisis dari kedua metode tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat jenis burung dengan resiko sangat tinggi bahaya bird strike di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Berdasarkan metode modifikasi, terdapat lima jenis burung dengan resiko tinggi bahaya bird strike yaitu Blekok sawah (Ardeola speciosa), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Kuntul perak (Ardea intermedia), Cangak merah (Ardea purpurea), dan Bangau bluwok (Mycteria cinerea). Sedangkan berdasarkan pendekatan (Sowden et al. 2007) terdapat 3 jenis burung yang memiliki resiko menimbulkan bahaya yang signifikan apabila terjadi birdtsrike, yaitu Bangau bluwok, Cangak abu (Ardea cinerea), dan Pecuk-ular asia (Anhinga melanogaster).","PeriodicalId":32603,"journal":{"name":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Warta Ardhia Jurnal Perhubungan Udara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25104/WA.V47I1.433.82-93","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
机场区内鸟类的存在对航空业是一种威胁。飞机和鸟之间的碰撞(鸟击)有可能损坏飞机,这对航空公司的经济和致命事故是非常不利的。国际民航组织(ICAO)建议所有成员国采取预防和预期行动,通过风险评估和生境管理来控制和减少鸟类数量,以免机场成为吸引鸟类的地方。本研究以苏加诺-哈达机场为例,对机场环境中的鸟类进行了风险评估。HRA采用两种方法进行,一种是基于方法(Sowden et al. 2007),另一种是基于位置、飞行高度和种群数量的改进方法。两种方法的分析结果表明,苏加诺-哈达机场不存在具有极高鸟击危险的鸟类。根据改进的方法,有5种鸟类具有高鸟击危险,分别是稻鹭(Ardeola speciosa)、水牛鹭(Bubulcus ibis)、银鹭(Ardea intermedia)、红鹭(Ardea purpurea)和灰鹭(Mycteria cinerea)。同时,根据该方法(Sowden et al. 2007),有三种鸟类在鸟击事件中有造成重大危险的风险,即蓝头鹭、灰鹭(Ardea cinerea)和亚洲蛇头(Anhinga melanogaster)。Keberadaan burung - di区域bandar udara merupakan bahaya bagi penerbangan。Tabrakan antara pesawat udara dengan burung(鸟击)berpotensi menimbulkan kerusakan pesawat yang sangat merugikan bagi maskapai penerbangan secara financial hinga menyebabkan kecelakaan fatal。国际民用航空组织(ICAO) memberikan rekomendasi ke seluruh negara anggota为她melakukan tindakan preventif丹antisipatif为她mengendalikan丹mengurangi populasi burung dengan melakukan风险Asessment丹栖息地管理琼脂班达尔udara有些menjadi tempat杨menarik bagi burung。苏加诺-哈达,苏加诺-哈达,苏加诺-哈达,苏加诺-哈达,苏加诺-哈达。HRA dilakukan dengan dua method yyitu method berdasarkan (Sowden et al. 2007), dan method modifikasi berdasarkan lokasi, ketinggian terbang dan jumlah。苏加诺-哈塔省:哈塔省,苏加诺-哈塔省,苏加诺-哈塔省,苏加诺-哈塔省。Berdasarkan mede modifikasi, terdapat lima jenis burung reengko tinggi bahaya鸟击yaitu Blekok sawah (Ardeola speciosa), Kuntul kerbau(朱鹭),Kuntul perak (Ardea intermedia), canak merah (Ardea purpurea), dan Bangau bluwok (Mycteria cinerea)。Sedangkan berdasarkan pendekatan (Sowden et al. 2007) terdapat 3 jenis burung yang memiliki resiko menimbulkan bahaya yang signfikan apabila terjadi birdtsrike, yitu Bangau bluwook, canak abu (Ardea cinerea), dan Pecuk-ular asia (Anhinga melanogaster)。
Risk Assessment Keberadaan Burung di Lingkungan Bandar Udara Studi Kasus: Bandar Udara Soekarno-Hatta
The presence of birds in the airport area is a danger to aviation. Collisions between aircraft and birds (birdstrikes) have potential to damage the aircraft which is very detrimental to the airline financially and fatal accidents as the worst case. The International Civil Aviation Organization (ICAO) provides recommendations to all member countries to take preventive and anticipatory actions to control and reduce bird populations by conducting Risk Assessment and Habitat Management so that airport is not become attractive places for birds. This research aims to conduct a Risk Assessment (RA) on bird species in the airport environment, a case study at Soekarno-Hatta Airport. HRA is carried out using two methods, namely the based method (Sowden et al. 2007) and the modified method based on location, flight altitude and number of birds popullation. The results of the analysis of the two methods indicate that there are no bird species with a very high risk of bird strike hazard at Soekarno-Hatta Airport. Based on the modified method, there are five species of birds with a high risk of bird strike danger, namely rice heron (Ardeola speciosa), buffalo egret (Bubulcus ibis), silver egret (Ardea intermedia), red heron (Ardea purpurea), and bluwok heron (Mycteria cinerea). Meanwhile, based on the approach (Sowden et al. 2007) there are three types of birds that have a risk of causing significant danger in the event of a birdtsrike, namely the Bluwok heron, the gray heron (Ardea cinerea), and the Asian snakehead (Anhinga melanogaster).
Keberadaan burung di area bandar udara merupakan bahaya bagi penerbangan. Tabrakan antara pesawat udara dengan burung (birdstrikes) berpotensi menimbulkan kerusakan pesawat yang sangat merugikan bagi maskapai penerbangan secara finansial hingga menyebabkan kecelakaan fatal. International Civil Aviation Organization (ICAO) memberikan rekomendasi ke seluruh negara anggota untuk melakukan tindakan preventif dan antisipatif untuk mengendalikan dan mengurangi populasi burung dengan melakukan Risk Asessment dan Habitat Management agar bandar udara tidak menjadi tempat yang menarik bagi burung. Peneitian ini bertujuan untuk melakukan Risk Assessment (RA) terhadap jenis burung yang berada di lingkungan bandar udara, studi kasus di Bandar Udara Soekarno-Hatta. HRA dilakukan dengan dua metode yaitu metode berdasarkan (Sowden et al. 2007) dan metode modifikasi berdasarkan lokasi, ketinggian terbang dan jumlah individu burung. Hasil analisis dari kedua metode tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat jenis burung dengan resiko sangat tinggi bahaya bird strike di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Berdasarkan metode modifikasi, terdapat lima jenis burung dengan resiko tinggi bahaya bird strike yaitu Blekok sawah (Ardeola speciosa), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Kuntul perak (Ardea intermedia), Cangak merah (Ardea purpurea), dan Bangau bluwok (Mycteria cinerea). Sedangkan berdasarkan pendekatan (Sowden et al. 2007) terdapat 3 jenis burung yang memiliki resiko menimbulkan bahaya yang signifikan apabila terjadi birdtsrike, yaitu Bangau bluwok, Cangak abu (Ardea cinerea), dan Pecuk-ular asia (Anhinga melanogaster).