Dwi Hartanti, Shintia Lintang Charisma, H. Fitri, F. Fitriani, Denia Awanda Putri, Jeri Rinawati, Widya Agustina, Alwani Hamad
{"title":"甘蔗渣质量和当地抗糖尿病草本植物提取物","authors":"Dwi Hartanti, Shintia Lintang Charisma, H. Fitri, F. Fitriani, Denia Awanda Putri, Jeri Rinawati, Widya Agustina, Alwani Hamad","doi":"10.30595/jrst.v6i2.15545","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daun mindi (Melia azedarach L.), buah kersen (Muntingia calabura L.), serta daun dan bunga tapakdara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) digunakan masyarakat Baturraden dan Sumbang (Banyumas) untuk pengobatan tradisional diabetes. Penelitian ini mengkarakterisasi beberapa parameter mutu simplisia dan ekstrak ketiga tumbuhan tersebut. Simplisia dibuat dari bahan tumbuhan yang dikumpulkan dari tiga desa di wilayah kecamata Baturraden dan Sumbang. Morfologi makroskopik dan mikroskopik, profil kromatografi lapis tipis (KLT), kadar fenolik total, dan kadar flavonoid total simplisia, serta kadar air, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam ekstrak dianalisis dengan metode standar dalam Farmakope Herbal Indonesia (FHI) 2017. Karakter makroskopik, fragmen diagnostik, dan profil KLT dari simplisia hasil penelitian ini diusulkan untuk menjadi standar dalam memastikan kebenaran identitas simplisia. Kadar fenolik total dan kadar flavonoid total simplisia daun mindi, buah kersen, serta daun dan bunga tapakdara masing-masing sebesar 0,74±0,07 dan 0,99±0,31; 1,62±0,36 dan 1,39±0,11; dan 0,94±0,02 dan 1,98±0,04%. Nilai tersebut diusulkan sebagai standar untuk aspek kandungan masing-masing simplisia. Data kadar air, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam diusulkan sebagai standar aspek kemurnian dari masing-masing ekstrak.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"24 24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Karakter Mutu Simplisia dan Ekstrak Tumbuhan Antidiabetes Lokal dari Banyumas\",\"authors\":\"Dwi Hartanti, Shintia Lintang Charisma, H. Fitri, F. Fitriani, Denia Awanda Putri, Jeri Rinawati, Widya Agustina, Alwani Hamad\",\"doi\":\"10.30595/jrst.v6i2.15545\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Daun mindi (Melia azedarach L.), buah kersen (Muntingia calabura L.), serta daun dan bunga tapakdara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) digunakan masyarakat Baturraden dan Sumbang (Banyumas) untuk pengobatan tradisional diabetes. Penelitian ini mengkarakterisasi beberapa parameter mutu simplisia dan ekstrak ketiga tumbuhan tersebut. Simplisia dibuat dari bahan tumbuhan yang dikumpulkan dari tiga desa di wilayah kecamata Baturraden dan Sumbang. Morfologi makroskopik dan mikroskopik, profil kromatografi lapis tipis (KLT), kadar fenolik total, dan kadar flavonoid total simplisia, serta kadar air, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam ekstrak dianalisis dengan metode standar dalam Farmakope Herbal Indonesia (FHI) 2017. Karakter makroskopik, fragmen diagnostik, dan profil KLT dari simplisia hasil penelitian ini diusulkan untuk menjadi standar dalam memastikan kebenaran identitas simplisia. Kadar fenolik total dan kadar flavonoid total simplisia daun mindi, buah kersen, serta daun dan bunga tapakdara masing-masing sebesar 0,74±0,07 dan 0,99±0,31; 1,62±0,36 dan 1,39±0,11; dan 0,94±0,02 dan 1,98±0,04%. Nilai tersebut diusulkan sebagai standar untuk aspek kandungan masing-masing simplisia. Data kadar air, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam diusulkan sebagai standar aspek kemurnian dari masing-masing ekstrak.\",\"PeriodicalId\":31798,\"journal\":{\"name\":\"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi\",\"volume\":\"24 24 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30595/jrst.v6i2.15545\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30595/jrst.v6i2.15545","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Karakter Mutu Simplisia dan Ekstrak Tumbuhan Antidiabetes Lokal dari Banyumas
Daun mindi (Melia azedarach L.), buah kersen (Muntingia calabura L.), serta daun dan bunga tapakdara (Catharanthus roseus (L.) G.Don) digunakan masyarakat Baturraden dan Sumbang (Banyumas) untuk pengobatan tradisional diabetes. Penelitian ini mengkarakterisasi beberapa parameter mutu simplisia dan ekstrak ketiga tumbuhan tersebut. Simplisia dibuat dari bahan tumbuhan yang dikumpulkan dari tiga desa di wilayah kecamata Baturraden dan Sumbang. Morfologi makroskopik dan mikroskopik, profil kromatografi lapis tipis (KLT), kadar fenolik total, dan kadar flavonoid total simplisia, serta kadar air, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam ekstrak dianalisis dengan metode standar dalam Farmakope Herbal Indonesia (FHI) 2017. Karakter makroskopik, fragmen diagnostik, dan profil KLT dari simplisia hasil penelitian ini diusulkan untuk menjadi standar dalam memastikan kebenaran identitas simplisia. Kadar fenolik total dan kadar flavonoid total simplisia daun mindi, buah kersen, serta daun dan bunga tapakdara masing-masing sebesar 0,74±0,07 dan 0,99±0,31; 1,62±0,36 dan 1,39±0,11; dan 0,94±0,02 dan 1,98±0,04%. Nilai tersebut diusulkan sebagai standar untuk aspek kandungan masing-masing simplisia. Data kadar air, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam diusulkan sebagai standar aspek kemurnian dari masing-masing ekstrak.