艺术,古老的“Gotong Royong”精神,以及全球流行病村

Salima Hakim
{"title":"艺术,古老的“Gotong Royong”精神,以及全球流行病村","authors":"Salima Hakim","doi":"10.24821/ijcas.v8i2.6304","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractAccording to the World Giving Index, a study done by the Charities Aid Foundation that provides insights into the global trends of generosity, Indonesia has taken the top position of the chart and was named 2020’s most charitable country in the world. The notion of communality, consensus and collectivity, also known in Javanese as gotong royong or mutual assistance, a prominent characteristic associated with the traditional village life, appeared to also transpire within the global village. As we are universally connected through the digital world and are collectively experiencing a global pandemic where all art activities came to a halt, it is important to look further into how art adapted to these sudden changes and limitations of circumstances. Using a cultural studies approach and virtual ethnography data collecting, this paper will seek to examine how several online art initiatives try to embody the spirit of collectivity, using artworks as a tool of activism to help others survive the pandemic and at the same time reimagining the notion of gotong royong that can persist in the digital village that functions as a form of collective belonging to the concept of a nation. Aktivitas Seni sebagai Medium Gotong Royong di Era PandemiAbstrakMenurut World Giving Index, sebuah studi yang dilakukan oleh the Charities Aid Foundation yang memberikan wawasan tentang tren global kedermawanan, Indonesia menempati posisi teratas dan dinobatkan sebagai negara paling dermawan tahun 2020 di dunia. Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang diasosiasikan dengan tradisi dan kehidupan wilayah desa, tampak juga terjadi di dalam desa virtual. Karena kita terhubung secara universal melalui dunia digital dan secara kolektif sedang mengalami pandemi global di mana semua kegiatan seni terhenti, penting untuk melihat lebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan dan keterbatasan keadaan yang terjadi. Dengan menggunakan pendekatan kajian budaya dan pengumpulan data etnografi virtual, makalah ini akan mencoba mengkaji bagaimana beberapa inisiatif seni daring mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas, menggunakan karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat membantu orang lain dalam kondisi pandemi, dan di saat yang sama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dari konsep sebuah bangsa.","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"1078 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Art, the Ancient Spirit of ‘Gotong Royong’, and The Global Pandemic Village\",\"authors\":\"Salima Hakim\",\"doi\":\"10.24821/ijcas.v8i2.6304\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractAccording to the World Giving Index, a study done by the Charities Aid Foundation that provides insights into the global trends of generosity, Indonesia has taken the top position of the chart and was named 2020’s most charitable country in the world. The notion of communality, consensus and collectivity, also known in Javanese as gotong royong or mutual assistance, a prominent characteristic associated with the traditional village life, appeared to also transpire within the global village. As we are universally connected through the digital world and are collectively experiencing a global pandemic where all art activities came to a halt, it is important to look further into how art adapted to these sudden changes and limitations of circumstances. Using a cultural studies approach and virtual ethnography data collecting, this paper will seek to examine how several online art initiatives try to embody the spirit of collectivity, using artworks as a tool of activism to help others survive the pandemic and at the same time reimagining the notion of gotong royong that can persist in the digital village that functions as a form of collective belonging to the concept of a nation. Aktivitas Seni sebagai Medium Gotong Royong di Era PandemiAbstrakMenurut World Giving Index, sebuah studi yang dilakukan oleh the Charities Aid Foundation yang memberikan wawasan tentang tren global kedermawanan, Indonesia menempati posisi teratas dan dinobatkan sebagai negara paling dermawan tahun 2020 di dunia. Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang diasosiasikan dengan tradisi dan kehidupan wilayah desa, tampak juga terjadi di dalam desa virtual. Karena kita terhubung secara universal melalui dunia digital dan secara kolektif sedang mengalami pandemi global di mana semua kegiatan seni terhenti, penting untuk melihat lebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan dan keterbatasan keadaan yang terjadi. Dengan menggunakan pendekatan kajian budaya dan pengumpulan data etnografi virtual, makalah ini akan mencoba mengkaji bagaimana beberapa inisiatif seni daring mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas, menggunakan karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat membantu orang lain dalam kondisi pandemi, dan di saat yang sama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dari konsep sebuah bangsa.\",\"PeriodicalId\":53063,\"journal\":{\"name\":\"International Journal of Creative and Arts Studies\",\"volume\":\"1078 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"International Journal of Creative and Arts Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i2.6304\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"International Journal of Creative and Arts Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i2.6304","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

摘要慈善援助基金会(Charities Aid Foundation)发布的《世界捐赠指数》(World Giving Index)揭示了全球捐赠的趋势,其中印尼位居榜首,被评为2020年世界上最慈善的国家。共同性、共识和集体的概念,在爪哇语中也被称为gotong royong或互助,是与传统村庄生活相关的一个突出特征,似乎也在地球村中出现。由于我们通过数字世界普遍联系在一起,并且正在共同经历一场全球流行病,所有艺术活动都停止了,因此进一步研究艺术如何适应这些突然的变化和环境的限制是很重要的。利用文化研究方法和虚拟人种学数据收集,本文将试图研究几个在线艺术倡议如何试图体现集体精神,利用艺术品作为行动主义的工具来帮助其他人在流行病中生存,同时重新构想可以在数字村庄中持续存在的gotong royong概念,作为一种属于国家概念的集体形式。【摘要】世界捐赠指数、慈善援助基金会成员、全球捐赠基金、印尼捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金。Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang dikenal dalam desa, tanpak juga terjadi di dalam desa virtual。Karena kita terhubung secara universal melalui dunii digital dansecara kolektif seang mengalami流行病全球di mana semua kegiatan seni terhenti, pentuk melitanlebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan danketerbatasan keadaan yang terjadi。邓加尼孟古纳坎pendekatan kajian budaya danppumpulan数据图谱虚拟,马加尼孟古纳坎mengkaji bagaimana beberapa inisiatii mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas,孟古纳坎karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat menbantu orang dalam kondisi pandemi,丹加尼尼坎samama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dansep sebuah bangsa。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Art, the Ancient Spirit of ‘Gotong Royong’, and The Global Pandemic Village
AbstractAccording to the World Giving Index, a study done by the Charities Aid Foundation that provides insights into the global trends of generosity, Indonesia has taken the top position of the chart and was named 2020’s most charitable country in the world. The notion of communality, consensus and collectivity, also known in Javanese as gotong royong or mutual assistance, a prominent characteristic associated with the traditional village life, appeared to also transpire within the global village. As we are universally connected through the digital world and are collectively experiencing a global pandemic where all art activities came to a halt, it is important to look further into how art adapted to these sudden changes and limitations of circumstances. Using a cultural studies approach and virtual ethnography data collecting, this paper will seek to examine how several online art initiatives try to embody the spirit of collectivity, using artworks as a tool of activism to help others survive the pandemic and at the same time reimagining the notion of gotong royong that can persist in the digital village that functions as a form of collective belonging to the concept of a nation. Aktivitas Seni sebagai Medium Gotong Royong di Era PandemiAbstrakMenurut World Giving Index, sebuah studi yang dilakukan oleh the Charities Aid Foundation yang memberikan wawasan tentang tren global kedermawanan, Indonesia menempati posisi teratas dan dinobatkan sebagai negara paling dermawan tahun 2020 di dunia. Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang diasosiasikan dengan tradisi dan kehidupan wilayah desa, tampak juga terjadi di dalam desa virtual. Karena kita terhubung secara universal melalui dunia digital dan secara kolektif sedang mengalami pandemi global di mana semua kegiatan seni terhenti, penting untuk melihat lebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan dan keterbatasan keadaan yang terjadi. Dengan menggunakan pendekatan kajian budaya dan pengumpulan data etnografi virtual, makalah ini akan mencoba mengkaji bagaimana beberapa inisiatif seni daring mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas, menggunakan karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat membantu orang lain dalam kondisi pandemi, dan di saat yang sama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dari konsep sebuah bangsa.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信