{"title":"加强单亲妈妈在家庭经济恢复中的作用","authors":"Zenno Noeralamsyah","doi":"10.32678/jsga.v10i1.8307","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT \n \nThe analysis was arranged using qualitative-interpretative methods including interviews with five participants from single mothers. It finds that the transition into single parenthood via divorce always represents the dissolution of economic resilience and financial well-being of families. Due to the fact that the economic role for making a living in a male-dominated society is considered to be men’s primary responsibility, divorced women have experienced some form of difficulties in finding suitable employment and managing household income or remain trapped in low-paying jobs. On one side, divorce affects mainly women since the cultural idea of the single mother is its closeness to multiple risks related to basic needs such as earnings, healthcare, mental health, food security, education, and shelter, while on the other side single mothers have an enormous contribution to social participation and economic resilience, whether in their freedom to make decisions about household financial planning, living arrangements and mentally having a strong bond with their child. \n \nKeywords: Post-divorce; single mother; economic resilience. \n \nABSTRAK \nTulisan ini menyajikan permasalahan finansial yang dihadapi oleh perempuan pasca perceraian. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan interpretatif dengan disertai oleh wawancara terhadap lima partisipan dari ibu tunggal, dan diperkuat dengan penelusuran literatur. Perceraian seringkali merepresentasikan lemahnya ketahanan ekonomi dan keuangan keluarga. Hal ini terjadi karena dalam masyarakat yang cenderung mengarusutamakan peran laki-laki dalam ekonomi keluarga, perempuan tidak memiliki posisi mandiri dalam hal keuangan. Sehingga pasca perceraian perempuan menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau sekadar mendapat pekerjaan berpenghasilan rendah. Di samping itu juga perceraian berdampak pada perempuan dalam hal kebutuhan pokok seperti penghasilan, kesehatan, makanan, pendidikan dan tempat tinggal. Padahal di waktu yang bersamaan, ibu tunggal memiliki peran signifikan dalam partisipasi sosial dan menjaga ketahanan ekonomi, karena mereka memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan pengelolaan keuangan keluarga, dan cenderung memiliki ikatan yang lebih kuat dengan anak. \nKeywords: Pasca perceraian; ibu tunggal; ketahanan ekonomi.","PeriodicalId":33408,"journal":{"name":"Yinyang Jurnal Studi Islam Gender dan Anak","volume":"174 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penguatan Peran Single Mother dalam Ketahanan Ekonomi Keluarga\",\"authors\":\"Zenno Noeralamsyah\",\"doi\":\"10.32678/jsga.v10i1.8307\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACT \\n \\nThe analysis was arranged using qualitative-interpretative methods including interviews with five participants from single mothers. It finds that the transition into single parenthood via divorce always represents the dissolution of economic resilience and financial well-being of families. Due to the fact that the economic role for making a living in a male-dominated society is considered to be men’s primary responsibility, divorced women have experienced some form of difficulties in finding suitable employment and managing household income or remain trapped in low-paying jobs. On one side, divorce affects mainly women since the cultural idea of the single mother is its closeness to multiple risks related to basic needs such as earnings, healthcare, mental health, food security, education, and shelter, while on the other side single mothers have an enormous contribution to social participation and economic resilience, whether in their freedom to make decisions about household financial planning, living arrangements and mentally having a strong bond with their child. \\n \\nKeywords: Post-divorce; single mother; economic resilience. \\n \\nABSTRAK \\nTulisan ini menyajikan permasalahan finansial yang dihadapi oleh perempuan pasca perceraian. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan interpretatif dengan disertai oleh wawancara terhadap lima partisipan dari ibu tunggal, dan diperkuat dengan penelusuran literatur. Perceraian seringkali merepresentasikan lemahnya ketahanan ekonomi dan keuangan keluarga. Hal ini terjadi karena dalam masyarakat yang cenderung mengarusutamakan peran laki-laki dalam ekonomi keluarga, perempuan tidak memiliki posisi mandiri dalam hal keuangan. Sehingga pasca perceraian perempuan menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau sekadar mendapat pekerjaan berpenghasilan rendah. Di samping itu juga perceraian berdampak pada perempuan dalam hal kebutuhan pokok seperti penghasilan, kesehatan, makanan, pendidikan dan tempat tinggal. Padahal di waktu yang bersamaan, ibu tunggal memiliki peran signifikan dalam partisipasi sosial dan menjaga ketahanan ekonomi, karena mereka memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan pengelolaan keuangan keluarga, dan cenderung memiliki ikatan yang lebih kuat dengan anak. \\nKeywords: Pasca perceraian; ibu tunggal; ketahanan ekonomi.\",\"PeriodicalId\":33408,\"journal\":{\"name\":\"Yinyang Jurnal Studi Islam Gender dan Anak\",\"volume\":\"174 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Yinyang Jurnal Studi Islam Gender dan Anak\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32678/jsga.v10i1.8307\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Yinyang Jurnal Studi Islam Gender dan Anak","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32678/jsga.v10i1.8307","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要本研究采用定性解释的方法进行分析,包括对五位单身母亲进行访谈。研究发现,通过离婚过渡到单亲家庭总是代表着家庭经济弹性和财务福利的瓦解。由于在男性占主导地位的社会中谋生的经济作用被认为是男性的主要责任,离婚妇女在寻找合适的工作和管理家庭收入方面遇到了某种形式的困难,或者仍然被困在低薪工作中。一方面,离婚主要影响女性,因为单身母亲的文化观念是它与收入、医疗保健、心理健康、食品安全、教育和住房等基本需求相关的多重风险密切相关,而另一方面,单身母亲对社会参与和经济弹性做出了巨大贡献,无论是在自由决定家庭财务规划、生活安排方面,还是在精神上与孩子建立牢固的联系方面。关键词:离婚后;单身母亲;经济弹性。[摘要]土里土里土里土里土外的金融体系,是中国经济发展的重要组成部分。分析dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif丹interpretatif dengan disertai oleh pokalchuk wawancara terhadap利马partisipan达里语的伊布·tunggal,丹diperkuat dengan penelusuran文学。perperian seringkali是亚洲经济学家dan keuangan keluarga的代表。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我的意思是说,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Di samping itu juga perceraian berdampak pada perempuan dalam hal kebutuhan pokok seperti penghasilan, kesehatan, makanan, pendidikan dan tempat tinggal。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”关键词:Pasca perceria;伊布·tunggal;ketahanan ekonomi。
Penguatan Peran Single Mother dalam Ketahanan Ekonomi Keluarga
ABSTRACT
The analysis was arranged using qualitative-interpretative methods including interviews with five participants from single mothers. It finds that the transition into single parenthood via divorce always represents the dissolution of economic resilience and financial well-being of families. Due to the fact that the economic role for making a living in a male-dominated society is considered to be men’s primary responsibility, divorced women have experienced some form of difficulties in finding suitable employment and managing household income or remain trapped in low-paying jobs. On one side, divorce affects mainly women since the cultural idea of the single mother is its closeness to multiple risks related to basic needs such as earnings, healthcare, mental health, food security, education, and shelter, while on the other side single mothers have an enormous contribution to social participation and economic resilience, whether in their freedom to make decisions about household financial planning, living arrangements and mentally having a strong bond with their child.
Keywords: Post-divorce; single mother; economic resilience.
ABSTRAK
Tulisan ini menyajikan permasalahan finansial yang dihadapi oleh perempuan pasca perceraian. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan interpretatif dengan disertai oleh wawancara terhadap lima partisipan dari ibu tunggal, dan diperkuat dengan penelusuran literatur. Perceraian seringkali merepresentasikan lemahnya ketahanan ekonomi dan keuangan keluarga. Hal ini terjadi karena dalam masyarakat yang cenderung mengarusutamakan peran laki-laki dalam ekonomi keluarga, perempuan tidak memiliki posisi mandiri dalam hal keuangan. Sehingga pasca perceraian perempuan menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau sekadar mendapat pekerjaan berpenghasilan rendah. Di samping itu juga perceraian berdampak pada perempuan dalam hal kebutuhan pokok seperti penghasilan, kesehatan, makanan, pendidikan dan tempat tinggal. Padahal di waktu yang bersamaan, ibu tunggal memiliki peran signifikan dalam partisipasi sosial dan menjaga ketahanan ekonomi, karena mereka memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan pengelolaan keuangan keluarga, dan cenderung memiliki ikatan yang lebih kuat dengan anak.
Keywords: Pasca perceraian; ibu tunggal; ketahanan ekonomi.