{"title":"MENCIPTAKAN MASA LALU DI KALANGAN ORANG ASMAT, PAPUA BARAT DAYA (MAKINGS OF THE PAST AMONG ASMAT, SOUTHWEST PAPUA)","authors":"Jaap Timmer","doi":"10.14203/jmi.v48i1.1176","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam artikel ini saya mengeksplorasi mobilisasi waktu transendental oleh orang Asmat dengan mempertimbangkan pengalaman mereka dalam konversi agama dan ide tentang perkembangan yang diperkenalkan oleh misionaris Katolik, pemerintah kolonial Belanda, pemerintah Indonesia, dan, yang terbaru, para pendakwah Islam. Saya akan membahas bagaimana waktu transendental yang diajarkan oleh gereja dan negara dimobilisasi oleh Asmat dalam menanggapi harapan masa depan yang menuntut sebuah masa lalu. Dari perspektif beberapa orang Asmat yang baru saja masuk Islam, saya akan menunjukkan bagaimana bagi umat Katolik masa lalu mengungkapkan keajaiban identitas yang kontras dengan bagaimana negara dan gereja menggambarkan masa lalu Asmat sebagai abstraksi yang dapat dibuang.","PeriodicalId":20616,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14203/jmi.v48i1.1176","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MENCIPTAKAN MASA LALU DI KALANGAN ORANG ASMAT, PAPUA BARAT DAYA (MAKINGS OF THE PAST AMONG ASMAT, SOUTHWEST PAPUA)
Dalam artikel ini saya mengeksplorasi mobilisasi waktu transendental oleh orang Asmat dengan mempertimbangkan pengalaman mereka dalam konversi agama dan ide tentang perkembangan yang diperkenalkan oleh misionaris Katolik, pemerintah kolonial Belanda, pemerintah Indonesia, dan, yang terbaru, para pendakwah Islam. Saya akan membahas bagaimana waktu transendental yang diajarkan oleh gereja dan negara dimobilisasi oleh Asmat dalam menanggapi harapan masa depan yang menuntut sebuah masa lalu. Dari perspektif beberapa orang Asmat yang baru saja masuk Islam, saya akan menunjukkan bagaimana bagi umat Katolik masa lalu mengungkapkan keajaiban identitas yang kontras dengan bagaimana negara dan gereja menggambarkan masa lalu Asmat sebagai abstraksi yang dapat dibuang.