{"title":"对Tasawuf Al-Raniri思想的批评","authors":"Syaifan Nur","doi":"10.20871/KPJIPM.V3I2.45","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract : Al-Raniri is often positioned by some scholars as “superior” figure, which is contrasted to Hamzah Fansuri and Syamsuddin Sumaterani, and that is why they predicate him as one of pioneer of Islamic reformer in Malay- Indonesian archipelago. Anti-wujūdiyyah Sufism campaign by al-Raniri quite successful to some extent to amputate the rate of development of philosophical Sufism was brought by Fansuri and Sumaterani in the one hand, and strike off the nature of moral Sufism in the other, redeemed by bloodshed. This article discussed the “superiority” of al-Raniri’s thought of Sufism, viewed from a broader spectrum, either in relation to problems of faith or theology and politics surrounding the circumstance of his time. Keywords : Philosophical tasawuf, neo-sufism, panteism, tajalli, God’s attribute Abstrak : Al-Raniri oleh banyak kalangan seringkali diposisikan sebagai tokoh “superior” yang diperlawankan dengan Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumaterani, dan itu sebabnya para ahli memberinya predikat sebagai seorang pelopor pembaru (mujaddid) Islam di Nusantara. Anti tasawuf wujūdiyyah yang dikampanyekan oleh al-Raniri cukup berhasil mengamputasi laju perkembangan tasawuf falsafi yang dibawa oleh Fansuri dan Sumaterani di satu sisi, dan melancarkan laju corak tasawuf akhlaki di sisi lain, yang ditebus dengan cara pertumpahan darah. Tulisan ini mendiskusikan “superioritas” pemikiran tasawuf al-Raniri tersebut, dilihat dari spektrum yang lebih luas, baik menyangkut persoalan keyakinan atau teologi maupun politik yang mengitari situasi zamannya. Kata kunci : Tasawuf falsafi , neo-sufisme, panteisme, tajalli, sifat Tuhan","PeriodicalId":31008,"journal":{"name":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","volume":"17 1","pages":"137-151"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2013-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Kritik Terhadap Pemikiran Tasawuf Al-Raniri\",\"authors\":\"Syaifan Nur\",\"doi\":\"10.20871/KPJIPM.V3I2.45\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract : Al-Raniri is often positioned by some scholars as “superior” figure, which is contrasted to Hamzah Fansuri and Syamsuddin Sumaterani, and that is why they predicate him as one of pioneer of Islamic reformer in Malay- Indonesian archipelago. Anti-wujūdiyyah Sufism campaign by al-Raniri quite successful to some extent to amputate the rate of development of philosophical Sufism was brought by Fansuri and Sumaterani in the one hand, and strike off the nature of moral Sufism in the other, redeemed by bloodshed. This article discussed the “superiority” of al-Raniri’s thought of Sufism, viewed from a broader spectrum, either in relation to problems of faith or theology and politics surrounding the circumstance of his time. Keywords : Philosophical tasawuf, neo-sufism, panteism, tajalli, God’s attribute Abstrak : Al-Raniri oleh banyak kalangan seringkali diposisikan sebagai tokoh “superior” yang diperlawankan dengan Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumaterani, dan itu sebabnya para ahli memberinya predikat sebagai seorang pelopor pembaru (mujaddid) Islam di Nusantara. Anti tasawuf wujūdiyyah yang dikampanyekan oleh al-Raniri cukup berhasil mengamputasi laju perkembangan tasawuf falsafi yang dibawa oleh Fansuri dan Sumaterani di satu sisi, dan melancarkan laju corak tasawuf akhlaki di sisi lain, yang ditebus dengan cara pertumpahan darah. Tulisan ini mendiskusikan “superioritas” pemikiran tasawuf al-Raniri tersebut, dilihat dari spektrum yang lebih luas, baik menyangkut persoalan keyakinan atau teologi maupun politik yang mengitari situasi zamannya. Kata kunci : Tasawuf falsafi , neo-sufisme, panteisme, tajalli, sifat Tuhan\",\"PeriodicalId\":31008,\"journal\":{\"name\":\"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"137-151\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2013-12-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20871/KPJIPM.V3I2.45\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kanz Philosophia A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20871/KPJIPM.V3I2.45","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
摘要:拉尼里经常被一些学者定位为“优越”的人物,这与哈姆扎·凡苏里和山苏丁·苏门答腊形成对比,因此他们将他定性为马来-印度尼西亚群岛伊斯兰教改革家的先驱之一。Anti-wujūdiyyah al-Raniri的苏菲主义运动在一定程度上相当成功,一方面切断了哲学苏菲主义的发展速度,另一方面切断了道德苏菲主义的本质,通过流血来救赎。这篇文章讨论了al-Raniri苏非主义思想的“优越性”,从更广泛的角度来看,无论是在信仰问题上,还是在神学和政治方面,围绕着他的时代环境。摘要:Al-Raniri oleh banyak kalangan seringkali diposisikan sebagai tokoh“superior”yang diperlawankan dengan Hamzah Fansuri dan Syamsuddin sumatani, dan itu sebabnya para ahli memberinya predikat sebagai seorang pelopor pembaru (mujaddid) Islam di Nusantara。反tasawuf wujūdiyyah yang dikampanyekan oleh al-Raniri cuup berhasil mengamputasi laju perkembangan tasawuf falsafi yang dibawa oleh Fansuri dan sumatani di satu sisi, dan melancarkan laju corak tasawuf akhlaki di sisi lain, yang ditebus dengan cara pertumpahan darah。图里桑尼mendiskusikan " superioritas " pemikiran tasawuf al-Raniri tersebut, diilihat dari spectrum yang lebih luas, baik menyangkut people, keyakinan atau technology, maupun politik yang mengitari sitasi zamannya。Kata kunci: Tasawuf falsafi,新sufisme, panteisme, tajalli, sifat Tuhan
Abstract : Al-Raniri is often positioned by some scholars as “superior” figure, which is contrasted to Hamzah Fansuri and Syamsuddin Sumaterani, and that is why they predicate him as one of pioneer of Islamic reformer in Malay- Indonesian archipelago. Anti-wujūdiyyah Sufism campaign by al-Raniri quite successful to some extent to amputate the rate of development of philosophical Sufism was brought by Fansuri and Sumaterani in the one hand, and strike off the nature of moral Sufism in the other, redeemed by bloodshed. This article discussed the “superiority” of al-Raniri’s thought of Sufism, viewed from a broader spectrum, either in relation to problems of faith or theology and politics surrounding the circumstance of his time. Keywords : Philosophical tasawuf, neo-sufism, panteism, tajalli, God’s attribute Abstrak : Al-Raniri oleh banyak kalangan seringkali diposisikan sebagai tokoh “superior” yang diperlawankan dengan Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumaterani, dan itu sebabnya para ahli memberinya predikat sebagai seorang pelopor pembaru (mujaddid) Islam di Nusantara. Anti tasawuf wujūdiyyah yang dikampanyekan oleh al-Raniri cukup berhasil mengamputasi laju perkembangan tasawuf falsafi yang dibawa oleh Fansuri dan Sumaterani di satu sisi, dan melancarkan laju corak tasawuf akhlaki di sisi lain, yang ditebus dengan cara pertumpahan darah. Tulisan ini mendiskusikan “superioritas” pemikiran tasawuf al-Raniri tersebut, dilihat dari spektrum yang lebih luas, baik menyangkut persoalan keyakinan atau teologi maupun politik yang mengitari situasi zamannya. Kata kunci : Tasawuf falsafi , neo-sufisme, panteisme, tajalli, sifat Tuhan