{"title":"宗教话语中的妇女自由(nawĀl al-sa 'dĀwĪ对zĪnah的幻想)","authors":"Y. Latifi","doi":"10.22146/poetika.v9i1.61327","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The objective of this research is to reveal Nawāl al-Sa’dāwī’s fantasy and to find out why she builds a fantasy of women’s autonomy in religious discourse as depicted in her latest novel, Zīnah. This study focuses on the concept of fantasy in Žižek's theory of subjectivity, which sees fantasy as a screen covering the lacks and inconsistencies of the shackling Symbolic. Fantasy is also an estuary of meaning that confirms the existence of a divided and dialectical subject that continues to move in search of self-fulfillment. The research method is hermeneutic, namely by interpreting the actions and fantasies of al-Sa’dāwī' as a subject. The analysis shows that al-Sa’dāwī’s fantasy is her realization of a transcendental humanist religious discourse which gives women full autonomy, internally and externally. Zīnah, the main character in the novel, is a symbol of this autonomy. Internally, Zīnah has been set free from the patriarchal shackles of religious discourses. Externally, Zīnah is able to change the structure and create a new humanist, transcendental, and progressive structure in religious discourse to liberate human beings. Zīnah is al-Sa’dāwī’s fantasy to cover up the lacks of The Symbolic, the estuary of meaning, and confirmation of her existence as a divided and dialectical subject. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fantasi Nawāl al-Sa’dāwī dan mengapa Nawāl al-Sa’dāwī membangun fantasi otonomi perempuan dalam wacana agama yang tergambar dalam novel terakhirnya, Zīnah. Penelitian ini memfokuskan pada Fantasi yang ada dalam teori subjektivitas Žižek. Fantasi adalah layar yang menutupi kekurangan dan inkonsistensi dalam the symbolic yang membelenggu. Fantasi juga muara makna yang mengukuhkan eksistensi subjek yang terbelah dan berdialektik yang terus bergerak untuk mencari pemenuhan diri. Metode penelitian adalah hermeneutik dengan cara menafsirkan tindakan dan fantasi Nawāl al-Sa’dāwī sebagai subjek. Hasil analisisnya, fantasi Nawāl al-Sa’dāwī adalah terwujudnya wacana agama humanis transendental yang memberikan otonomi penuh perempuan, internal dan eksternal. Tokoh Zīnah adalah simbolisasi otonomi tersebut. Secara internal, Zīnah telah terbebas dari belenggu patriarki wacana agama. Secara eksternal, Zīnah mampu mengubah struktur dan membuat struktur baru yang humanis, transendental, dan progresif dalam wacana agama untuk membebaskan manusia. Zīnah adalah fantasi Nawāl al-Sa’dāwī untuk menutupi kekurangan the symbolic, muara makna, dan pengukuhan eksistensinya sebagai subjek yang terbelah dan berdialektika.","PeriodicalId":31482,"journal":{"name":"Jurnal Poetika","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"WOMEN’S LIBERTY IN RELIGIOUS DISCOURSE (NAWĀL AL-SA’DĀWĪ’S FANTASY IN ZĪNAH)\",\"authors\":\"Y. Latifi\",\"doi\":\"10.22146/poetika.v9i1.61327\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The objective of this research is to reveal Nawāl al-Sa’dāwī’s fantasy and to find out why she builds a fantasy of women’s autonomy in religious discourse as depicted in her latest novel, Zīnah. This study focuses on the concept of fantasy in Žižek's theory of subjectivity, which sees fantasy as a screen covering the lacks and inconsistencies of the shackling Symbolic. Fantasy is also an estuary of meaning that confirms the existence of a divided and dialectical subject that continues to move in search of self-fulfillment. The research method is hermeneutic, namely by interpreting the actions and fantasies of al-Sa’dāwī' as a subject. The analysis shows that al-Sa’dāwī’s fantasy is her realization of a transcendental humanist religious discourse which gives women full autonomy, internally and externally. Zīnah, the main character in the novel, is a symbol of this autonomy. Internally, Zīnah has been set free from the patriarchal shackles of religious discourses. Externally, Zīnah is able to change the structure and create a new humanist, transcendental, and progressive structure in religious discourse to liberate human beings. Zīnah is al-Sa’dāwī’s fantasy to cover up the lacks of The Symbolic, the estuary of meaning, and confirmation of her existence as a divided and dialectical subject. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fantasi Nawāl al-Sa’dāwī dan mengapa Nawāl al-Sa’dāwī membangun fantasi otonomi perempuan dalam wacana agama yang tergambar dalam novel terakhirnya, Zīnah. Penelitian ini memfokuskan pada Fantasi yang ada dalam teori subjektivitas Žižek. Fantasi adalah layar yang menutupi kekurangan dan inkonsistensi dalam the symbolic yang membelenggu. Fantasi juga muara makna yang mengukuhkan eksistensi subjek yang terbelah dan berdialektik yang terus bergerak untuk mencari pemenuhan diri. Metode penelitian adalah hermeneutik dengan cara menafsirkan tindakan dan fantasi Nawāl al-Sa’dāwī sebagai subjek. Hasil analisisnya, fantasi Nawāl al-Sa’dāwī adalah terwujudnya wacana agama humanis transendental yang memberikan otonomi penuh perempuan, internal dan eksternal. Tokoh Zīnah adalah simbolisasi otonomi tersebut. Secara internal, Zīnah telah terbebas dari belenggu patriarki wacana agama. Secara eksternal, Zīnah mampu mengubah struktur dan membuat struktur baru yang humanis, transendental, dan progresif dalam wacana agama untuk membebaskan manusia. Zīnah adalah fantasi Nawāl al-Sa’dāwī untuk menutupi kekurangan the symbolic, muara makna, dan pengukuhan eksistensinya sebagai subjek yang terbelah dan berdialektika.\",\"PeriodicalId\":31482,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Poetika\",\"volume\":\"10 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-07-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Poetika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/poetika.v9i1.61327\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Poetika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/poetika.v9i1.61327","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究的目的是揭示Nawāl al-Sa 'dāwī的幻想,并找出为什么她在她的最新小说z ā nah中描绘了女性在宗教话语中的自主幻想。本文主要研究Žižek主体性理论中的幻想概念,将幻想视为遮蔽束缚符号的缺失和不一致的屏障。幻想也是一个意义的港湾,它证实了一个分裂和辩证的主体的存在,这个主体在寻找自我实现的过程中不断移动。研究方法是解释学的,即通过解释al-Sa 'dāwī '作为主体的行为和幻想。分析表明,al-Sa 'dāwī的幻想是她对一种先验的人文主义宗教话语的实现,这种话语赋予了女性内在和外在的充分自主权。小说中的主人公泽纳就是这种自主性的象征。在内部,ziznah已经从宗教话语的父权枷锁中解放出来。在外部,兹齐纳能够改变这种结构,在宗教话语中创造一种新的人文主义的、先验的、进步的结构,从而解放人类。ziznah是al-Sa 'dāwī的幻想,以掩盖《象征》的缺失,作为意义的河口,并确认她作为一个分裂和辩证的主体的存在。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fantasi Nawāl al-Sa 'dāwī dan mengapa Nawāl al-Sa 'dāwī membangun fantasi otonomi perempuan dalam wacana agama yang tergambar dalam小说terakhirnya, z - nah。Penelitian i memfokuskan pada Fantasi yang ada dalam teori subjjetivitas Žižek。fanti adalah layar yang menutupi kekurangan dan inconsistensi dalam象征yang成员belenggu。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Metode penelitian adalah hermeneutik dengan cara menafsirkan tindakan dan fantasi Nawāl al-Sa 'dāwī sebagai主题。哈西尔分析,幻想Nawāl al-Sa 'dāwī adalah terwujudnya wacana agama人类的超验阳成员,otonomi penuh perempuan,内部和胸骨。Tokoh ziznah adalah象征着一个简单的概念。Secara internal, zuznah telah terbebas dari belenggu patriki wacana agama。Secara eksternal, zutna mampu mengubah structur dan member, structur structur baru yang, humanis, transcendental, and progress, dalam wacana agama untuk member, baskan manusia。zuz - nah adalah fantasi Nawāl al-Sa 'dāwī untuk menutupi kekurangan的象征,muara makna, dan pengukuhan eksistensinya sebagai subjek yang terbelah dan berdialektika。
WOMEN’S LIBERTY IN RELIGIOUS DISCOURSE (NAWĀL AL-SA’DĀWĪ’S FANTASY IN ZĪNAH)
The objective of this research is to reveal Nawāl al-Sa’dāwī’s fantasy and to find out why she builds a fantasy of women’s autonomy in religious discourse as depicted in her latest novel, Zīnah. This study focuses on the concept of fantasy in Žižek's theory of subjectivity, which sees fantasy as a screen covering the lacks and inconsistencies of the shackling Symbolic. Fantasy is also an estuary of meaning that confirms the existence of a divided and dialectical subject that continues to move in search of self-fulfillment. The research method is hermeneutic, namely by interpreting the actions and fantasies of al-Sa’dāwī' as a subject. The analysis shows that al-Sa’dāwī’s fantasy is her realization of a transcendental humanist religious discourse which gives women full autonomy, internally and externally. Zīnah, the main character in the novel, is a symbol of this autonomy. Internally, Zīnah has been set free from the patriarchal shackles of religious discourses. Externally, Zīnah is able to change the structure and create a new humanist, transcendental, and progressive structure in religious discourse to liberate human beings. Zīnah is al-Sa’dāwī’s fantasy to cover up the lacks of The Symbolic, the estuary of meaning, and confirmation of her existence as a divided and dialectical subject. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fantasi Nawāl al-Sa’dāwī dan mengapa Nawāl al-Sa’dāwī membangun fantasi otonomi perempuan dalam wacana agama yang tergambar dalam novel terakhirnya, Zīnah. Penelitian ini memfokuskan pada Fantasi yang ada dalam teori subjektivitas Žižek. Fantasi adalah layar yang menutupi kekurangan dan inkonsistensi dalam the symbolic yang membelenggu. Fantasi juga muara makna yang mengukuhkan eksistensi subjek yang terbelah dan berdialektik yang terus bergerak untuk mencari pemenuhan diri. Metode penelitian adalah hermeneutik dengan cara menafsirkan tindakan dan fantasi Nawāl al-Sa’dāwī sebagai subjek. Hasil analisisnya, fantasi Nawāl al-Sa’dāwī adalah terwujudnya wacana agama humanis transendental yang memberikan otonomi penuh perempuan, internal dan eksternal. Tokoh Zīnah adalah simbolisasi otonomi tersebut. Secara internal, Zīnah telah terbebas dari belenggu patriarki wacana agama. Secara eksternal, Zīnah mampu mengubah struktur dan membuat struktur baru yang humanis, transendental, dan progresif dalam wacana agama untuk membebaskan manusia. Zīnah adalah fantasi Nawāl al-Sa’dāwī untuk menutupi kekurangan the symbolic, muara makna, dan pengukuhan eksistensinya sebagai subjek yang terbelah dan berdialektika.