{"title":"大众意识在TWITTER上成为足球案件专家","authors":"Tito Ari Pratama","doi":"10.21831/hum.v1i1.52752","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat cyber dalam platform twitter untuk melihat perilaku fans sepak bola Indonesia yang mendukung tim luar negeri. Penelitian virtual deskriptif kualitatif menjadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan bantuan pandangan teori psikoanalisis Sigmund Freud juga dengan beberapa pandangan pakar kebudayaan dan media lainnya yang memperkuat argumentasi dalam isi penelitiannya. Platform Twitter dipilih karena sangat dikenal sebagai media sosial yang bebas, sehingga menjadi arena yang cocok sebagai tempat komunitas sepak bola online untuk saling berbagi informasi. Mulai munculnya banyak argument yang menyatakan bahwa “kepakaran” seakan melebur dalam setiap argumentasi sepak bola di dalamnya, bahkan banyak argument menjurus ke arah seperti sarkas, hingga rasisme dan sara. Penelitian ini sendiri melihat tentang pentingnya kepakaran dalam dunia sosial media sepak bola di Twitter, sehingga penting melihat faktor seperti apa yang mempengaruhi argumentasi yang mengagung-agungkan kepakaran ini demi klub kesayangan mereka. Maka. Data memperlihatkan jika fanatisme dan fantasi secara tidak sadar menjadikan pengguna media sosial khususnya pecinta sepak bola seakan menjadi “pakar” jika klub kesayangan mereka dikritik oleh pihak lainnya.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PANDANGAN TERHADAP KETIDAKSADARAN MASYARAKAT MENJADI SEORANG PAKAR DALAM KASUS SEPAKBOLA DI TWITTER\",\"authors\":\"Tito Ari Pratama\",\"doi\":\"10.21831/hum.v1i1.52752\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat cyber dalam platform twitter untuk melihat perilaku fans sepak bola Indonesia yang mendukung tim luar negeri. Penelitian virtual deskriptif kualitatif menjadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan bantuan pandangan teori psikoanalisis Sigmund Freud juga dengan beberapa pandangan pakar kebudayaan dan media lainnya yang memperkuat argumentasi dalam isi penelitiannya. Platform Twitter dipilih karena sangat dikenal sebagai media sosial yang bebas, sehingga menjadi arena yang cocok sebagai tempat komunitas sepak bola online untuk saling berbagi informasi. Mulai munculnya banyak argument yang menyatakan bahwa “kepakaran” seakan melebur dalam setiap argumentasi sepak bola di dalamnya, bahkan banyak argument menjurus ke arah seperti sarkas, hingga rasisme dan sara. Penelitian ini sendiri melihat tentang pentingnya kepakaran dalam dunia sosial media sepak bola di Twitter, sehingga penting melihat faktor seperti apa yang mempengaruhi argumentasi yang mengagung-agungkan kepakaran ini demi klub kesayangan mereka. Maka. Data memperlihatkan jika fanatisme dan fantasi secara tidak sadar menjadikan pengguna media sosial khususnya pecinta sepak bola seakan menjadi “pakar” jika klub kesayangan mereka dikritik oleh pihak lainnya.\",\"PeriodicalId\":55711,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Penelitian Humaniora\",\"volume\":\"43 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-16\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Penelitian Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.52752\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21831/hum.v1i1.52752","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PANDANGAN TERHADAP KETIDAKSADARAN MASYARAKAT MENJADI SEORANG PAKAR DALAM KASUS SEPAKBOLA DI TWITTER
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat cyber dalam platform twitter untuk melihat perilaku fans sepak bola Indonesia yang mendukung tim luar negeri. Penelitian virtual deskriptif kualitatif menjadi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan bantuan pandangan teori psikoanalisis Sigmund Freud juga dengan beberapa pandangan pakar kebudayaan dan media lainnya yang memperkuat argumentasi dalam isi penelitiannya. Platform Twitter dipilih karena sangat dikenal sebagai media sosial yang bebas, sehingga menjadi arena yang cocok sebagai tempat komunitas sepak bola online untuk saling berbagi informasi. Mulai munculnya banyak argument yang menyatakan bahwa “kepakaran” seakan melebur dalam setiap argumentasi sepak bola di dalamnya, bahkan banyak argument menjurus ke arah seperti sarkas, hingga rasisme dan sara. Penelitian ini sendiri melihat tentang pentingnya kepakaran dalam dunia sosial media sepak bola di Twitter, sehingga penting melihat faktor seperti apa yang mempengaruhi argumentasi yang mengagung-agungkan kepakaran ini demi klub kesayangan mereka. Maka. Data memperlihatkan jika fanatisme dan fantasi secara tidak sadar menjadikan pengguna media sosial khususnya pecinta sepak bola seakan menjadi “pakar” jika klub kesayangan mereka dikritik oleh pihak lainnya.