Ades Adrian Firmansyah, Catur Satria Aji Wibowo, Teuku Syahnureza
{"title":"Paduan Suara Digital Dalam Disain Thinking","authors":"Ades Adrian Firmansyah, Catur Satria Aji Wibowo, Teuku Syahnureza","doi":"10.36806/jsrw.v10i2.153","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hampir dua tahun pandemi COVID-19 melanda. Konser, resital, dan kompetisi bermusik tidak dapat lagi diadakan. Pemerintah membatasi kegiatan yang mengundang kerumunan untuk mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat. Hal ini menjadi kendala utama bagi musisi, mengingat kegiatan tersebut merupakan mata pencaharian utama bagi artis dan musisi di seluruh dunia. Keadaan tersebut membuat kita harus beradaptasi dengan gaya hidup new normal atau kenormalan baru. Teknologi digital memainkan peran penting dalam gaya hidup pada era pandemi tersebut. Jika adaptasi tersebut tidak dilakukan, kemungkinan besar para musisi terancam meninggalkan profesinya karena tidak mendapat penghasilan. Hal ini tentu sangat disayangkan. Oleh sebab itu, inovasi menjadi suatu keniscayaan. Salah satunya dengan membuat konser virtual seperti virtual choir atau paduan suara digital. Lewat metode design thinking proses pembuatan virtual choir akan dijelaskan secara detail agar hal ini bisa menjadi bahan penelitian lebih lanjut kearah yang lebih baik. Hasil kajian menunjukan bahwa situasi Pandemi telah mendorong perubahan dalam proses kreativitas berbasis digital art, sehingga kehidupan berkesenian tetap berjalan. Pembuatan virtual choir dengan pendekatan metode design thinking dapat memberikan solusi terbaik untuk semua orang, baik itu user maupun internal tim. Karena pendekatan metode dapat memberikan data yang komperhensif dengan pendekatan humanis kepada user.","PeriodicalId":17523,"journal":{"name":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JSRW (Jurnal Senirupa Warna)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36806/jsrw.v10i2.153","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Hampir dua tahun pandemi COVID-19 melanda. Konser, resital, dan kompetisi bermusik tidak dapat lagi diadakan. Pemerintah membatasi kegiatan yang mengundang kerumunan untuk mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat. Hal ini menjadi kendala utama bagi musisi, mengingat kegiatan tersebut merupakan mata pencaharian utama bagi artis dan musisi di seluruh dunia. Keadaan tersebut membuat kita harus beradaptasi dengan gaya hidup new normal atau kenormalan baru. Teknologi digital memainkan peran penting dalam gaya hidup pada era pandemi tersebut. Jika adaptasi tersebut tidak dilakukan, kemungkinan besar para musisi terancam meninggalkan profesinya karena tidak mendapat penghasilan. Hal ini tentu sangat disayangkan. Oleh sebab itu, inovasi menjadi suatu keniscayaan. Salah satunya dengan membuat konser virtual seperti virtual choir atau paduan suara digital. Lewat metode design thinking proses pembuatan virtual choir akan dijelaskan secara detail agar hal ini bisa menjadi bahan penelitian lebih lanjut kearah yang lebih baik. Hasil kajian menunjukan bahwa situasi Pandemi telah mendorong perubahan dalam proses kreativitas berbasis digital art, sehingga kehidupan berkesenian tetap berjalan. Pembuatan virtual choir dengan pendekatan metode design thinking dapat memberikan solusi terbaik untuk semua orang, baik itu user maupun internal tim. Karena pendekatan metode dapat memberikan data yang komperhensif dengan pendekatan humanis kepada user.