{"title":"Adab Berhias Muslimah Perspektif Ma’nā-cum-Maghzā tentang Tabarruj dalam QS Al-Ahzab 33","authors":"Mahfidhatul Khasanah","doi":"10.37680/adabiya.v16i2.920","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"One of the intriguing issues in the Islamic study is about women. Qur'an is used as a way of life for humans because it is believed to include various rules regarding all aspects of their life, including on Muslimah dress up manner. Today, many women spend money on physical treatments. This shows that women are getting more and more excessive about how to dress up with the aim of a compliment and attract others which is contrary to the tabarruj prohibition in the QS Al-Ahzab 33. The formulation of the problem in this paper is how the historical meaning and significance and the 'dynamic significance' of the verse. Applying the ma'nā-cum-maghzā hermeneutics perspective, it can be concluded that tabarruj was a bad behavior of women who were excessively ornate in the jahiliyyah era and becomes relevant again at this time. Although the verse was revealed to the wives of the Prophet, it is relevant for all Muslim women until now because of its universal moral message. This paper concludes the dress up manner for Muslimah to avoid tabarruj, including avoiding the intention not to flaunt in front of non-mahram, using make up means as needed, dressing up with the aim of ibadah by reading basmalah and prayers. \nSalah satu isu yang menarik dalam kajian Islam adalah tentang perempuan. Al-Qur'an dijadikan pedoman hidup bagi manusia karena diyakini memuat berbagai aturan tentang segala aspek kehidupan, termasuk tentang tata cara berbusana bagi Muslimah. Saat ini, banyak wanita menghabiskan uang untuk perawatan fisik. Hal ini menunjukkan bahwa wanita semakin berlebihan dalam hal berdandan dengan tujuan untuk mendapat pujian dan menarik orang lain, yang mana hal ini bertentangan dengan larangan tabarruj dalam QS Al-Ahzab 33. Tulisan ini bertujuan mengungkap makna dan signifikansi historis serta makna dinamis ayat tersebut. Dengan menggunakan perspektif hermeneutika ma'nā-cum-maghzā, dapat disimpulkan bahwa tabarruj adalah perilaku buruk perempuan yang berhias secara berlebihan di era jahiliyyah dan menjadi relevan kembali saat ini. Meskipun ayat tersebut diturunkan kepada istri-istri Nabi, namun tetap relevan bagi semua wanita Muslim hingga saat ini karena pesan moralnya yang universal. Tulisan ini menyimpulkan adab berhias bagi muslimah untuk menghindari tabarruj, antara lain menghindari niat untuk tidak pamer di depan non-mahram, menggunakan make up sesuai kebutuhan tidak secara berlebihan, berdandan untuk tujuan ibadah dengan diawali membaca basmalah dan doa.","PeriodicalId":7695,"journal":{"name":"Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan","volume":"78 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37680/adabiya.v16i2.920","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
伊斯兰研究中一个有趣的问题是关于女性的。古兰经被用作人类的一种生活方式,因为它被认为包含了关于他们生活各个方面的各种规则,包括穆斯林的着装方式。如今,许多女性花钱进行物理治疗。这表明,女性对如何以赞美和吸引他人为目的的打扮越来越过分,这与QS Al-Ahzab 33中的tabarruj禁令背道而驰。本文提出的问题是,这首诗的历史意义和意义以及“动态意义”如何。运用ma'nā-cum-maghzā解释学的观点,可以得出结论:塔巴鲁吉是贾希利亚时代女性过度华丽的一种不良行为,在这个时代再次变得相关。虽然这节经文是启示给先知的妻子们的,但由于其普遍的道德信息,它与所有穆斯林妇女有关,直到现在。本文总结了穆斯林避免tabarruj的着装方式,包括避免在非穆斯林面前不炫耀的意图,根据需要使用化妆手段,通过阅读basmalah和祈祷文以达到ibadah的目的。Salah satu isu yang menarik dalam kajian Islam adalah tentang perempuan。《古兰经》是关于穆斯林的,是关于穆斯林的,是关于穆斯林的。这是我想要的,我想要的,我想要的,我想要的。中文意思是:“我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。”图里萨尼·贝尔图胡安·蒙贡卡普·马格纳是一个重要的坎西历史学家,他认为马格纳是一个伟大的历史学家。登安梦古纳坎的观点是解释的'nā-cum-maghzā, dapat dispulpulkan bahwa tabarruj adalaku perakuk perempuan yang berhiberbihan di era jahiliyyah dan menjadi erean kembali saat ini。Meskipun ayat tersebut ditturunkan kepada istri- isri Nabi, namun tetap terteran bagi semua wanita穆斯林的兴发和发展,在karena pesan moralnya yang普遍。设定ini menyimpulkan adab berhias bagi muslimah为她menghindari tabarruj,安塔拉躺menghindari工作为她有些pam di depan non-mahram, menggunakan弥补sesuai kebutuhan有些secara berlebihan, berdandan为她tujuan ibadah dengan diawali membaca basmalah丹doa。
Adab Berhias Muslimah Perspektif Ma’nā-cum-Maghzā tentang Tabarruj dalam QS Al-Ahzab 33
One of the intriguing issues in the Islamic study is about women. Qur'an is used as a way of life for humans because it is believed to include various rules regarding all aspects of their life, including on Muslimah dress up manner. Today, many women spend money on physical treatments. This shows that women are getting more and more excessive about how to dress up with the aim of a compliment and attract others which is contrary to the tabarruj prohibition in the QS Al-Ahzab 33. The formulation of the problem in this paper is how the historical meaning and significance and the 'dynamic significance' of the verse. Applying the ma'nā-cum-maghzā hermeneutics perspective, it can be concluded that tabarruj was a bad behavior of women who were excessively ornate in the jahiliyyah era and becomes relevant again at this time. Although the verse was revealed to the wives of the Prophet, it is relevant for all Muslim women until now because of its universal moral message. This paper concludes the dress up manner for Muslimah to avoid tabarruj, including avoiding the intention not to flaunt in front of non-mahram, using make up means as needed, dressing up with the aim of ibadah by reading basmalah and prayers.
Salah satu isu yang menarik dalam kajian Islam adalah tentang perempuan. Al-Qur'an dijadikan pedoman hidup bagi manusia karena diyakini memuat berbagai aturan tentang segala aspek kehidupan, termasuk tentang tata cara berbusana bagi Muslimah. Saat ini, banyak wanita menghabiskan uang untuk perawatan fisik. Hal ini menunjukkan bahwa wanita semakin berlebihan dalam hal berdandan dengan tujuan untuk mendapat pujian dan menarik orang lain, yang mana hal ini bertentangan dengan larangan tabarruj dalam QS Al-Ahzab 33. Tulisan ini bertujuan mengungkap makna dan signifikansi historis serta makna dinamis ayat tersebut. Dengan menggunakan perspektif hermeneutika ma'nā-cum-maghzā, dapat disimpulkan bahwa tabarruj adalah perilaku buruk perempuan yang berhias secara berlebihan di era jahiliyyah dan menjadi relevan kembali saat ini. Meskipun ayat tersebut diturunkan kepada istri-istri Nabi, namun tetap relevan bagi semua wanita Muslim hingga saat ini karena pesan moralnya yang universal. Tulisan ini menyimpulkan adab berhias bagi muslimah untuk menghindari tabarruj, antara lain menghindari niat untuk tidak pamer di depan non-mahram, menggunakan make up sesuai kebutuhan tidak secara berlebihan, berdandan untuk tujuan ibadah dengan diawali membaca basmalah dan doa.