业余摄影实践中的恋物癖

Hartono Karnadi
{"title":"业余摄影实践中的恋物癖","authors":"Hartono Karnadi","doi":"10.24821/ijcas.v9i2.8218","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"People, including amateur photographers, have been experiencing development on digital technology. Amateur phothographers are those who practicing photography as a hobby and join a photography club. Although at first people doubted the quality and performance of the digital tecnology, until now it has been growing to become a fetish. In the practice domain, it is cherished as a god-powered machine able to do incredible tasks. This research aimed at studying the psychological and sociological conditions of amateur photographers at the shift of technology from analog to digital photography and close to the the post-digital era. Technology transformation has brought about significant impacts on photographers’ perspective about creating, displaying, and publishing photographs. The qualitative data were collected from literature study and interviews with senior photographers famous for their achievements among the amateurs, especially those who joined the Salonfoto Indonesia. The result of this study shows that fetishism on digital technology in amateur photographers’ practices does not automatically become the only method employed in exploring their creativity sources. Based on the aesthetical experiences of the amateurs, it can be concluded that digital technology functions only as a computing system to perfect the creative works. Technigue is important but not the most important one. Fetis dalam Praktik Fotografi Amatir Abstrak Perkembangan digital sangat dirasakan oleh semua orang termasuk fotografer amatir. Mereka termotivasi untuk pengembangan diri, bersosialisasi dan berpartisipasi dalam kontes fotografi. Walaupun pada awalnya diragukan dalam performa kualitasnya. Dalam praktiknya, teknologi digital seperti mesin yang menjadi dewa, ia menjadi fetis, seolah-olah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menghasilkan foto yang bagus. Penelitian ini mengkaji kondisi-kondisi psikologis dan sosiologis amatir sebagai akibat dari peralihan teknologi analog ke digital dan menjelang pasca digital. Dampak transformasi teknologi sangat memengaruhi perspektif dalam mencipta, menyajikan, dan mempublikasikan foto mereka. Metode pengumpulan data menggunakan kualitatif yang bersumber pada studi kepustakaan dan mewawancarai beberapa fotografer senior yang sudah sangat dikenal prestasinya di kalangan amatir, khususnya Salonfoto Indonesia. Hasil awal dari penelitian ini menunjukkan tranformasi teknologi digital mengubah paradigma amatir senior, yang semula menganggap digitalisasi merupakan mesin rumit dan membingungkan, sehingga mereka berusaha mempertahankan nilai-nilai 'tradisional' fotografi analog yang mengutamakan proses manual. Kesimpulan yang dapat dirangkum bahwa fetisisme teknologi digital dalam praktik fotografer amatir, tidak serta-merta menjadi satu-satunya metode yang dapat mendukung eksplorasi sumber daya ciptanya. Berdasarkan pengalaman estetika amatir, teknologi digital hanya sebagai suatu sistem komputasi untuk menyempurnakan olah kreatif. Teknis penting, tapi bukan yang terpenting!","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Fetish in Amateur Photography Practices\",\"authors\":\"Hartono Karnadi\",\"doi\":\"10.24821/ijcas.v9i2.8218\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"People, including amateur photographers, have been experiencing development on digital technology. Amateur phothographers are those who practicing photography as a hobby and join a photography club. Although at first people doubted the quality and performance of the digital tecnology, until now it has been growing to become a fetish. In the practice domain, it is cherished as a god-powered machine able to do incredible tasks. This research aimed at studying the psychological and sociological conditions of amateur photographers at the shift of technology from analog to digital photography and close to the the post-digital era. Technology transformation has brought about significant impacts on photographers’ perspective about creating, displaying, and publishing photographs. The qualitative data were collected from literature study and interviews with senior photographers famous for their achievements among the amateurs, especially those who joined the Salonfoto Indonesia. The result of this study shows that fetishism on digital technology in amateur photographers’ practices does not automatically become the only method employed in exploring their creativity sources. Based on the aesthetical experiences of the amateurs, it can be concluded that digital technology functions only as a computing system to perfect the creative works. Technigue is important but not the most important one. Fetis dalam Praktik Fotografi Amatir Abstrak Perkembangan digital sangat dirasakan oleh semua orang termasuk fotografer amatir. Mereka termotivasi untuk pengembangan diri, bersosialisasi dan berpartisipasi dalam kontes fotografi. Walaupun pada awalnya diragukan dalam performa kualitasnya. Dalam praktiknya, teknologi digital seperti mesin yang menjadi dewa, ia menjadi fetis, seolah-olah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menghasilkan foto yang bagus. Penelitian ini mengkaji kondisi-kondisi psikologis dan sosiologis amatir sebagai akibat dari peralihan teknologi analog ke digital dan menjelang pasca digital. Dampak transformasi teknologi sangat memengaruhi perspektif dalam mencipta, menyajikan, dan mempublikasikan foto mereka. Metode pengumpulan data menggunakan kualitatif yang bersumber pada studi kepustakaan dan mewawancarai beberapa fotografer senior yang sudah sangat dikenal prestasinya di kalangan amatir, khususnya Salonfoto Indonesia. Hasil awal dari penelitian ini menunjukkan tranformasi teknologi digital mengubah paradigma amatir senior, yang semula menganggap digitalisasi merupakan mesin rumit dan membingungkan, sehingga mereka berusaha mempertahankan nilai-nilai 'tradisional' fotografi analog yang mengutamakan proses manual. Kesimpulan yang dapat dirangkum bahwa fetisisme teknologi digital dalam praktik fotografer amatir, tidak serta-merta menjadi satu-satunya metode yang dapat mendukung eksplorasi sumber daya ciptanya. Berdasarkan pengalaman estetika amatir, teknologi digital hanya sebagai suatu sistem komputasi untuk menyempurnakan olah kreatif. Teknis penting, tapi bukan yang terpenting!\",\"PeriodicalId\":53063,\"journal\":{\"name\":\"International Journal of Creative and Arts Studies\",\"volume\":\"19 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"International Journal of Creative and Arts Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i2.8218\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"International Journal of Creative and Arts Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i2.8218","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

包括业余摄影师在内的人们一直在经历数字技术的发展。业余摄影师是那些将摄影作为一种爱好并加入摄影俱乐部的人。虽然起初人们怀疑数字技术的质量和性能,但直到现在,它已经发展成为一种迷恋。在实践领域,它被视为一台能够完成令人难以置信的任务的神力机器。本研究旨在研究业余摄影师在技术从模拟摄影向数字摄影转变并接近后数字时代时的心理和社会学状况。技术变革对摄影师创作、展示和出版照片的视角产生了重大影响。定性数据来源于文献研究和对在业余摄影爱好者中取得成就的资深摄影师的采访,特别是那些参加过印尼沙龙摄影展的摄影师。本研究的结果表明,业余摄影师对数字技术的拜物教并没有自动成为他们探索创意来源的唯一方法。根据业余爱好者的审美经验,可以得出结论,数字技术只是作为一个计算系统来完善创作作品。技术很重要,但不是最重要的。Fetis dalam Praktik photography Amatir Abstrak Perkembangan digital sangat dirasakan oleh semua orang termasuk fogerer Amatir。Mereka termotivasi untuk pengembangan diri, bersosialisasi和berpartisipasi dalam kontes摄影。Walaupun pada awalnya diragukan dalam表演kualitasnya。Dalam praktiknya,技术数字分离在杨门加迪迪的dewa,在门加迪迪fetis, seolah-olah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menghasilkan foto yang bagus。Penelitian ini mengkaji kondisi-kondisi - kondisi-kondisi - kondisi-kondisi - kondisi-kondisi - kondisi-kondisi - kondisi-kondisi - kondisi-kondisi - basai akibat dari peralihan技术模拟数字但menjelang pasca数字。丹帕克转型技术公司在印度的发展前景,印度的发展前景,印度的发展前景。Metode pengpulan data menggunakan kualitf yang berberpa研究kepusstakaan和mewawanarai beberapa摄影资深杨sudah sangat dikenal prestasinya di kalangan amatir, khususnya Salonfoto印度尼西亚。Hasil awal dari penelitian ini menunjukkan转换技术数字mengubah范式amatir高级,杨semula menganggap digitalisasi merupakan mesin rumit dan memingingkan, sehinga mereka berusaha mempertahankan nilai-nilai '传统'摄影模拟杨mengutamakan过程手册。(2)数字摄影大师,摄影大师,摄影大师,摄影大师,摄影大师,摄影大师,摄影大师,摄影大师,摄影大师Berdasarkan pengalaman estetika amatir,技术数字hanya sebagai suatu系统komputasi untuk menyempurnakan olah kreatif。泰克尼斯,泰克北岸,泰克北岸!
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Fetish in Amateur Photography Practices
People, including amateur photographers, have been experiencing development on digital technology. Amateur phothographers are those who practicing photography as a hobby and join a photography club. Although at first people doubted the quality and performance of the digital tecnology, until now it has been growing to become a fetish. In the practice domain, it is cherished as a god-powered machine able to do incredible tasks. This research aimed at studying the psychological and sociological conditions of amateur photographers at the shift of technology from analog to digital photography and close to the the post-digital era. Technology transformation has brought about significant impacts on photographers’ perspective about creating, displaying, and publishing photographs. The qualitative data were collected from literature study and interviews with senior photographers famous for their achievements among the amateurs, especially those who joined the Salonfoto Indonesia. The result of this study shows that fetishism on digital technology in amateur photographers’ practices does not automatically become the only method employed in exploring their creativity sources. Based on the aesthetical experiences of the amateurs, it can be concluded that digital technology functions only as a computing system to perfect the creative works. Technigue is important but not the most important one. Fetis dalam Praktik Fotografi Amatir Abstrak Perkembangan digital sangat dirasakan oleh semua orang termasuk fotografer amatir. Mereka termotivasi untuk pengembangan diri, bersosialisasi dan berpartisipasi dalam kontes fotografi. Walaupun pada awalnya diragukan dalam performa kualitasnya. Dalam praktiknya, teknologi digital seperti mesin yang menjadi dewa, ia menjadi fetis, seolah-olah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menghasilkan foto yang bagus. Penelitian ini mengkaji kondisi-kondisi psikologis dan sosiologis amatir sebagai akibat dari peralihan teknologi analog ke digital dan menjelang pasca digital. Dampak transformasi teknologi sangat memengaruhi perspektif dalam mencipta, menyajikan, dan mempublikasikan foto mereka. Metode pengumpulan data menggunakan kualitatif yang bersumber pada studi kepustakaan dan mewawancarai beberapa fotografer senior yang sudah sangat dikenal prestasinya di kalangan amatir, khususnya Salonfoto Indonesia. Hasil awal dari penelitian ini menunjukkan tranformasi teknologi digital mengubah paradigma amatir senior, yang semula menganggap digitalisasi merupakan mesin rumit dan membingungkan, sehingga mereka berusaha mempertahankan nilai-nilai 'tradisional' fotografi analog yang mengutamakan proses manual. Kesimpulan yang dapat dirangkum bahwa fetisisme teknologi digital dalam praktik fotografer amatir, tidak serta-merta menjadi satu-satunya metode yang dapat mendukung eksplorasi sumber daya ciptanya. Berdasarkan pengalaman estetika amatir, teknologi digital hanya sebagai suatu sistem komputasi untuk menyempurnakan olah kreatif. Teknis penting, tapi bukan yang terpenting!
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信