{"title":"对印尼私人电视上外国节目节目的批判性分析","authors":"Sari Rahmani, Irma Suryani","doi":"10.24815/jkg.v10i1.20233","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia telah mengatur pembatasan tayangan asing di layar stasiun televisi dalam negeri. Regulasi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 36 ayat 2 yang mewajibkan setiap stasiun televisi untuk menayangkan sekurang-kurangnya 60% tayangan produksi domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan tayangan asing di televisi Indonesia dalam perspektif kritis industri budaya. Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif studi kasus. Pengambilan data dari berbagai studi dokumen dan wawancara. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun televisi swasta melanggar ketentuan mengenai muatan tayangan asing. Ada dua masalah utama tayangan asing di televisi Indonesia. Masalah pertama adalah lemahnya peran negara terhadap penyiaran di Indonesia. Kedua adalah masalah ekonomi media khususnya terkait dengan pekerja media. Indonesia issued the law regarding the limitation of foreign television programs in 2002. In Article 36, paragraph 2 of Law No. 32/2002 stated that every television station is obligated to broadcast domestic programs at least 60 percent of the total content. This research aimed to analyze foreign programs in Indonesia through a critical thinking perspective. This research adopted a study case, qualitative approach. Data collection was done through interviews, documents study. The collected data were analyzed by data collection, reduction, display, and conclusion drawing. The findings showed that The results showed that private television stations violated the provisions regarding the proportion of foreign programs. There were two main problems that emerge from foreign programs in private TV stations. The first problem was the weak role of the state in broadcasting in Indonesia. The second was the problem of the media economy, especially related to media workers.","PeriodicalId":33651,"journal":{"name":"JKG Jurnal Komunikasi Global","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Kritis Program Tayangan Asing di Televisi Swasta Indonesia\",\"authors\":\"Sari Rahmani, Irma Suryani\",\"doi\":\"10.24815/jkg.v10i1.20233\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesia telah mengatur pembatasan tayangan asing di layar stasiun televisi dalam negeri. Regulasi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 36 ayat 2 yang mewajibkan setiap stasiun televisi untuk menayangkan sekurang-kurangnya 60% tayangan produksi domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan tayangan asing di televisi Indonesia dalam perspektif kritis industri budaya. Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif studi kasus. Pengambilan data dari berbagai studi dokumen dan wawancara. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun televisi swasta melanggar ketentuan mengenai muatan tayangan asing. Ada dua masalah utama tayangan asing di televisi Indonesia. Masalah pertama adalah lemahnya peran negara terhadap penyiaran di Indonesia. Kedua adalah masalah ekonomi media khususnya terkait dengan pekerja media. Indonesia issued the law regarding the limitation of foreign television programs in 2002. In Article 36, paragraph 2 of Law No. 32/2002 stated that every television station is obligated to broadcast domestic programs at least 60 percent of the total content. This research aimed to analyze foreign programs in Indonesia through a critical thinking perspective. This research adopted a study case, qualitative approach. Data collection was done through interviews, documents study. The collected data were analyzed by data collection, reduction, display, and conclusion drawing. The findings showed that The results showed that private television stations violated the provisions regarding the proportion of foreign programs. There were two main problems that emerge from foreign programs in private TV stations. The first problem was the weak role of the state in broadcasting in Indonesia. The second was the problem of the media economy, especially related to media workers.\",\"PeriodicalId\":33651,\"journal\":{\"name\":\"JKG Jurnal Komunikasi Global\",\"volume\":\"51 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JKG Jurnal Komunikasi Global\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i1.20233\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JKG Jurnal Komunikasi Global","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24815/jkg.v10i1.20233","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
印尼已经限制外国节目在国内电视台的屏幕。该规定被纳入2002年《广播法案》第32条第36条第2款,要求每个电视台至少广播60%的国内生产内容。本研究旨在分析问题在外国电视节目中印尼文化工业批判视角。方法是定性案例研究方法。不同研究的数据文件和面试。收集到的数据使用数据收集技术、数据还原、数据展示和推论进行分析。研究结果表明,违反规定私营电视台关于货物的外国节目。印尼在外国电视节目主要有两个问题。第一个问题是对广播的印尼国家软弱的角色。其次是媒体经济问题,特别是与媒体工作者有关。2002年,印度尼西亚提出法律限制电视节目的外国限制。在第36条第2款中,2002年第32条第2款规定,每个电视平台都有义务广播国内的广播程序,至少是总收入的60分之一。这个研究aimed to analyze外交项目在印度尼西亚通过一个连接在思考视角。这个研究是qqe凯斯adopted a study,进近。收集数据是通过面试、文档研究完成的。数据集是分析数据收集、还原、显示和结合性起草。最终表明,该规定的私人电视设施违反了规定,规定了外国项目的比例。有两个主要的问题,来自私人电视档的外国节目。第一个问题是印尼广播国家的软弱角色。第二种是媒体经济的问题,尤其是与媒体工作人员的问题。
Analisis Kritis Program Tayangan Asing di Televisi Swasta Indonesia
Indonesia telah mengatur pembatasan tayangan asing di layar stasiun televisi dalam negeri. Regulasi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 36 ayat 2 yang mewajibkan setiap stasiun televisi untuk menayangkan sekurang-kurangnya 60% tayangan produksi domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan tayangan asing di televisi Indonesia dalam perspektif kritis industri budaya. Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif studi kasus. Pengambilan data dari berbagai studi dokumen dan wawancara. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun televisi swasta melanggar ketentuan mengenai muatan tayangan asing. Ada dua masalah utama tayangan asing di televisi Indonesia. Masalah pertama adalah lemahnya peran negara terhadap penyiaran di Indonesia. Kedua adalah masalah ekonomi media khususnya terkait dengan pekerja media. Indonesia issued the law regarding the limitation of foreign television programs in 2002. In Article 36, paragraph 2 of Law No. 32/2002 stated that every television station is obligated to broadcast domestic programs at least 60 percent of the total content. This research aimed to analyze foreign programs in Indonesia through a critical thinking perspective. This research adopted a study case, qualitative approach. Data collection was done through interviews, documents study. The collected data were analyzed by data collection, reduction, display, and conclusion drawing. The findings showed that The results showed that private television stations violated the provisions regarding the proportion of foreign programs. There were two main problems that emerge from foreign programs in private TV stations. The first problem was the weak role of the state in broadcasting in Indonesia. The second was the problem of the media economy, especially related to media workers.