{"title":"让女性来决定:基于创世纪2:21-25对女性存在的性神学概述","authors":"Firman Panjaitan","doi":"10.34307/mjsaa.v1i2.29","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Masalah seksualitas menjadi krusial ketika terjadi kekerasan seksual dalam keluarga, termasuk keluarga Kristen. Kekerasan seksual bisa berbentuk fisik dan non-fisik, dan salah satunya adalah tentang keputusan kehamilan seorang perempuan yang dibuat oleh laki-laki. Dikatakan sebagai bentuk kekerasan seksual, karena sesungguhnya yang memiliki rahim adalah perempuan, sehingga keputusan hamil atau tidak harus ditentukan oleh perempuan, bukan laki-laki. Oleh sebab itu, pemahaman seksualitas harus dikembangkan melalui pemahaman yang benar, agar dalam pernikahan dan keluarga Kristen tidak hidup di dalam kekerasan seksual. Jalan menuju hal tersebut adalah menggali pemahaman tentang seksualitas dalam Kejadian 2:21-25 guna membangun teologi seksualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang diperkaya dengan metode eksegesa tekstual terhadap Kejadian 2:21-25. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa teologi seksualitas menghantar keluarga untuk menyadari bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah seimbang dan masing-masing memiliki haknya sehingga tidak boleh ada intervensi terhadap hak masing-masing. Perempuanlah yang menentukan hak rahimnya, bukan laki-laki.","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"154 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"BIARLAH PEREMPUAN YANG MENENTUKAN: TINJAUAN TEOLOGI SEKSUALITAS TERHADAP KEBERADAAN PEREMPUAN BERDASARKAN KEJADIAN 2:21-25\",\"authors\":\"Firman Panjaitan\",\"doi\":\"10.34307/mjsaa.v1i2.29\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Masalah seksualitas menjadi krusial ketika terjadi kekerasan seksual dalam keluarga, termasuk keluarga Kristen. Kekerasan seksual bisa berbentuk fisik dan non-fisik, dan salah satunya adalah tentang keputusan kehamilan seorang perempuan yang dibuat oleh laki-laki. Dikatakan sebagai bentuk kekerasan seksual, karena sesungguhnya yang memiliki rahim adalah perempuan, sehingga keputusan hamil atau tidak harus ditentukan oleh perempuan, bukan laki-laki. Oleh sebab itu, pemahaman seksualitas harus dikembangkan melalui pemahaman yang benar, agar dalam pernikahan dan keluarga Kristen tidak hidup di dalam kekerasan seksual. Jalan menuju hal tersebut adalah menggali pemahaman tentang seksualitas dalam Kejadian 2:21-25 guna membangun teologi seksualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang diperkaya dengan metode eksegesa tekstual terhadap Kejadian 2:21-25. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa teologi seksualitas menghantar keluarga untuk menyadari bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah seimbang dan masing-masing memiliki haknya sehingga tidak boleh ada intervensi terhadap hak masing-masing. Perempuanlah yang menentukan hak rahimnya, bukan laki-laki.\",\"PeriodicalId\":31333,\"journal\":{\"name\":\"Religio Jurnal Studi Agamaagama\",\"volume\":\"154 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Religio Jurnal Studi Agamaagama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34307/mjsaa.v1i2.29\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34307/mjsaa.v1i2.29","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
BIARLAH PEREMPUAN YANG MENENTUKAN: TINJAUAN TEOLOGI SEKSUALITAS TERHADAP KEBERADAAN PEREMPUAN BERDASARKAN KEJADIAN 2:21-25
Masalah seksualitas menjadi krusial ketika terjadi kekerasan seksual dalam keluarga, termasuk keluarga Kristen. Kekerasan seksual bisa berbentuk fisik dan non-fisik, dan salah satunya adalah tentang keputusan kehamilan seorang perempuan yang dibuat oleh laki-laki. Dikatakan sebagai bentuk kekerasan seksual, karena sesungguhnya yang memiliki rahim adalah perempuan, sehingga keputusan hamil atau tidak harus ditentukan oleh perempuan, bukan laki-laki. Oleh sebab itu, pemahaman seksualitas harus dikembangkan melalui pemahaman yang benar, agar dalam pernikahan dan keluarga Kristen tidak hidup di dalam kekerasan seksual. Jalan menuju hal tersebut adalah menggali pemahaman tentang seksualitas dalam Kejadian 2:21-25 guna membangun teologi seksualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yang diperkaya dengan metode eksegesa tekstual terhadap Kejadian 2:21-25. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa teologi seksualitas menghantar keluarga untuk menyadari bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah seimbang dan masing-masing memiliki haknya sehingga tidak boleh ada intervensi terhadap hak masing-masing. Perempuanlah yang menentukan hak rahimnya, bukan laki-laki.