{"title":"Penentuan Tipologi Halte BRT Trans Jateng Koridor I di Kabupaten Semarang Berdasarkan Konsep Transit Oriented Development","authors":"Arsyad Hadi Pramono","doi":"10.14710/pwk.v19i2.24454","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pembangunan metropolitan di Kota Semarang menjadi pemicu tingginya fenomena urbanisasi dan urban sprawl di kawasan pinggiran, diantaranya Kabupaten Semarang. Hal itu berdampak pada permasalahan sistem transportasi yang berperan penting dalam pertumbuhan kota. Dibutuhkan pergeseran strategi yang lebih inovatif dengan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD). Beroperasinya Bus Rapid Trans (BRT) Trans Jateng koridor I Semarang Tawang-Terminal Bawen dapat menjadi embrio bagi Provinsi Jawa Tengah dalam menerapkan konsep TOD. Halte BRT sebagai titik transit berpotensi dikembangkan berdasarkan konsep TOD sebagai upaya penataan sistem transportasi yang terintegrasi dengan kawasan disekitarnya. Terdapat 29 halte di Kabupaten Semarang di sepanjang jalan arteri Ungaran-Bawen yang menjadi objek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menenetukan tipologi halte BRT Trans Jateng Koridor I di Kabupaten Semarang berdasarkan konsep TOD. Penelitian ini menggunakan analisis buffering dan analisis cluster. Variabel yang digunakan adalah kepadatan permukiman dan proporsi tutupan lahan (density), jenis guna lahan dan proporsi permukiman-non permukiman (diversity), serta ketersediaan jalur pejalan kaki dan konektivitas jaringan jalan (design). Dari hasil analisis diketahui 3 tipologi TOD, yaitu 16 halte sebagai TOD kota, 8 halte sebagai TOD sub kota, dan 5 halte sebagai TOD lingkungan.","PeriodicalId":52922,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/pwk.v19i2.24454","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
三宝垄的大都市发展引发了农村地区三宝垄的城市扩张现象。这导致了城市发展中至关重要的交通系统问题。需要在战略上进行更创新的转变,即采用东方发展的概念(托德)。在爪哇岛中部,使用托德的概念可能成为该省的胚胎。BRT公交车站是一个潜在的中转点,这是基于托德的概念,试图使交通系统与周边地区融为一体。在通宝垄有29个休息站,沿着昂加-巴文动脉的道路进行研究。本研究的目标是根据托德的概念建立在三宝垄的BRT Trans Jateng I走廊上。该研究使用缓冲分析和集群分析。所使用的变量包括定居点密度和覆盖面积、土地类型和非定居点比例、步行街和道路网络连接的可用性。根据分析,托德有3个选区,16个选区为托德镇,8个选区为托德区,5个选区为托德区。
Penentuan Tipologi Halte BRT Trans Jateng Koridor I di Kabupaten Semarang Berdasarkan Konsep Transit Oriented Development
Pembangunan metropolitan di Kota Semarang menjadi pemicu tingginya fenomena urbanisasi dan urban sprawl di kawasan pinggiran, diantaranya Kabupaten Semarang. Hal itu berdampak pada permasalahan sistem transportasi yang berperan penting dalam pertumbuhan kota. Dibutuhkan pergeseran strategi yang lebih inovatif dengan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD). Beroperasinya Bus Rapid Trans (BRT) Trans Jateng koridor I Semarang Tawang-Terminal Bawen dapat menjadi embrio bagi Provinsi Jawa Tengah dalam menerapkan konsep TOD. Halte BRT sebagai titik transit berpotensi dikembangkan berdasarkan konsep TOD sebagai upaya penataan sistem transportasi yang terintegrasi dengan kawasan disekitarnya. Terdapat 29 halte di Kabupaten Semarang di sepanjang jalan arteri Ungaran-Bawen yang menjadi objek penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menenetukan tipologi halte BRT Trans Jateng Koridor I di Kabupaten Semarang berdasarkan konsep TOD. Penelitian ini menggunakan analisis buffering dan analisis cluster. Variabel yang digunakan adalah kepadatan permukiman dan proporsi tutupan lahan (density), jenis guna lahan dan proporsi permukiman-non permukiman (diversity), serta ketersediaan jalur pejalan kaki dan konektivitas jaringan jalan (design). Dari hasil analisis diketahui 3 tipologi TOD, yaitu 16 halte sebagai TOD kota, 8 halte sebagai TOD sub kota, dan 5 halte sebagai TOD lingkungan.