{"title":"Daya Antimikroba Sabun “Umak Clink” Cymbopogon nordus","authors":"Fitriana Lestari, Ivoni Susanti","doi":"10.21043/JOBE.V4I2.11646","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Serai wangi merupakan salah satu potensi lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau yang tersebar salah satunya di Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Adanya senyawa aktif seperti alkaloid, flavanoid, tanin, dan minyak atsiri dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk diolah menjadi berbagai produk seperti parfum, Lotion pengusir nyamuk, handsanitizer, dan kerajinan tangan. Hasil olahan dari serai wangi akan meninggalkan limbah cairan yang kurang dimanfaatkan, sehingga untuk meminimalisir dampak tersebut, maka limbah akan diolah menjadi “Umak Clink” yaitu sabun cuci piring dari limbah serai wangi. Sabun cuci piring dipilih dikarenakan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan kebutuhan wajib yang harus ada di dalam rumah tangga sehingga menjadi pengeluran tetap per minggu ataupun per bulan, serta teknologi pengolahan ini belum ada di Kota Lubuklinggau. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui aktivitas antibakteri sabun cair cuci piring “Umak Clink dari limbah serai wangi. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan menguji aktivitas limbah serai wangi terhadap bakteri Salmonella thyposa dan Eischericia coli. Teknik analisis data adalah dengan mendeskripsikan hasil penelitian yang didapat yaitu berupa uji organoleptik, pH, tinggi busa, dan daya antibakteri dengan mengukur zona bening yang terbentuk. Sabun cair cuci piring “Umak Clink” memiliki daya antibakteri yang dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat pada media Na yang digoresi dengan E.coli dan S. thyposa masing-masing sebesar 8,5 mm dan 11,7 mm.","PeriodicalId":53330,"journal":{"name":"Unnes Journal of Biology Education","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Unnes Journal of Biology Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/JOBE.V4I2.11646","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Daya Antimikroba Sabun “Umak Clink” Cymbopogon nordus
Serai wangi merupakan salah satu potensi lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau yang tersebar salah satunya di Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Adanya senyawa aktif seperti alkaloid, flavanoid, tanin, dan minyak atsiri dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk diolah menjadi berbagai produk seperti parfum, Lotion pengusir nyamuk, handsanitizer, dan kerajinan tangan. Hasil olahan dari serai wangi akan meninggalkan limbah cairan yang kurang dimanfaatkan, sehingga untuk meminimalisir dampak tersebut, maka limbah akan diolah menjadi “Umak Clink” yaitu sabun cuci piring dari limbah serai wangi. Sabun cuci piring dipilih dikarenakan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan kebutuhan wajib yang harus ada di dalam rumah tangga sehingga menjadi pengeluran tetap per minggu ataupun per bulan, serta teknologi pengolahan ini belum ada di Kota Lubuklinggau. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui aktivitas antibakteri sabun cair cuci piring “Umak Clink dari limbah serai wangi. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan menguji aktivitas limbah serai wangi terhadap bakteri Salmonella thyposa dan Eischericia coli. Teknik analisis data adalah dengan mendeskripsikan hasil penelitian yang didapat yaitu berupa uji organoleptik, pH, tinggi busa, dan daya antibakteri dengan mengukur zona bening yang terbentuk. Sabun cair cuci piring “Umak Clink” memiliki daya antibakteri yang dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat pada media Na yang digoresi dengan E.coli dan S. thyposa masing-masing sebesar 8,5 mm dan 11,7 mm.