{"title":"法国和印尼小说中对半mondaine和nyai的社会排斥","authors":"Arifah Arum Candra Hayuningsih","doi":"10.22146/poetika.v9i2.61094","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"One of the interesting themes but not widely featured in Indonesian and French literatures in the 19th and 20th centuries is nyai and demi-mondaine. Both have a similar meaning, namely the mistress of a man from the upper-middle class. This study looks at the exclusions that occur in the lives of nyai and demi-mondaine in an Indonesian novel titled Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer and a French novel titled La Dame aux Camélias by Alexandre Dumas (philosophers). The analysis was carried out using Fairclough’s critical discourse analysis approach to examine the exclusion process in the two novels, which describes the realities that occur in society. This study found that the mistresses are excluded primarily through labeling and stereotyping. Despite the exclusion from the discourse of ‘honor’ in society, the mistresses find their own way of surviving in a society that does not like them.Salah satu tema menarik namun tidak banyak ditampilkan dalam karya sastra Indonesia dan Prancis di abad 19 dan 20 adalah kehidupan nyai dan demi-monde. Keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yakni perempuan simpanan dari seorang laki-laki kelas menengah ke atas. Sikap masyarakat yang cenderung merendahkan mereka dapat dipandang sebagai proses eksklusi. Penelitian ini menelusuri bagaimana ekslusi yang terjadi dalam kehidupan nyai dan courtesan di Indonesia dan Prancis seperti yang ada pada novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan novel La Dame aux Camélias karya Alexandre Dumas (fils). Analisis dilakukan dengan metode analisis wacana kritis dari Fairclough untuk melihat proses eksklusi di kedua novel tersebut, yang merupakan gambaran dari realita yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini memperlihatkan bahwa proses eksklusi paling banyak terjadi melalui labelling dan stereotyping. Meski demikian, para perempuan simpanan yang mengalami eksklusi dari wacana ‘kehormatan’ di masyarakat memiliki cara sendiri untuk bertahan di tengah masyarakat yang tidak menyukai mereka.","PeriodicalId":31482,"journal":{"name":"Jurnal Poetika","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"SOCIAL EXCLUSION OF DEMI-MONDAINE AND NYAI IN FRENCH AND INDONESIAN NOVELS\",\"authors\":\"Arifah Arum Candra Hayuningsih\",\"doi\":\"10.22146/poetika.v9i2.61094\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"One of the interesting themes but not widely featured in Indonesian and French literatures in the 19th and 20th centuries is nyai and demi-mondaine. Both have a similar meaning, namely the mistress of a man from the upper-middle class. This study looks at the exclusions that occur in the lives of nyai and demi-mondaine in an Indonesian novel titled Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer and a French novel titled La Dame aux Camélias by Alexandre Dumas (philosophers). The analysis was carried out using Fairclough’s critical discourse analysis approach to examine the exclusion process in the two novels, which describes the realities that occur in society. This study found that the mistresses are excluded primarily through labeling and stereotyping. Despite the exclusion from the discourse of ‘honor’ in society, the mistresses find their own way of surviving in a society that does not like them.Salah satu tema menarik namun tidak banyak ditampilkan dalam karya sastra Indonesia dan Prancis di abad 19 dan 20 adalah kehidupan nyai dan demi-monde. Keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yakni perempuan simpanan dari seorang laki-laki kelas menengah ke atas. Sikap masyarakat yang cenderung merendahkan mereka dapat dipandang sebagai proses eksklusi. Penelitian ini menelusuri bagaimana ekslusi yang terjadi dalam kehidupan nyai dan courtesan di Indonesia dan Prancis seperti yang ada pada novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan novel La Dame aux Camélias karya Alexandre Dumas (fils). Analisis dilakukan dengan metode analisis wacana kritis dari Fairclough untuk melihat proses eksklusi di kedua novel tersebut, yang merupakan gambaran dari realita yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini memperlihatkan bahwa proses eksklusi paling banyak terjadi melalui labelling dan stereotyping. Meski demikian, para perempuan simpanan yang mengalami eksklusi dari wacana ‘kehormatan’ di masyarakat memiliki cara sendiri untuk bertahan di tengah masyarakat yang tidak menyukai mereka.\",\"PeriodicalId\":31482,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Poetika\",\"volume\":\"18 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Poetika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/poetika.v9i2.61094\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Poetika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/poetika.v9i2.61094","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
在19世纪和20世纪的印尼和法国文学中,nyai和demi-mondaine是一个有趣的主题,但并没有广泛出现。两者都有相似的意思,即中上阶层男子的情妇。本研究着眼于普拉姆迪亚·阿南塔·托尔(Pramoedya Ananta Toer)的印度尼西亚小说《Bumi Manusia》和亚历山大·杜马(哲学家)的法国小说《La Dame aux camsamlias》中出现的nyai和半mondaine生活中的排斥现象。本文采用费尔克劳的批评话语分析方法,对两部小说中描写社会现实的排斥过程进行了分析。这项研究发现,二奶被排除在外主要是通过标签和刻板印象。尽管被排除在社会的“荣誉”话语之外,情妇们在一个不喜欢她们的社会中找到了自己的生存方式。印度尼西亚的新年祝酒词:祝酒词:祝酒词:祝酒词:祝酒词:祝酒词:祝酒词:祝酒词:祝酒词Keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yakni perempuan simpanan dari seorang laki- lakki kelas menengah ke atas。Sikap masyarakat yang cenderung merendahkan mereka dapat dipandang sebagai处理eksklusi。杨Penelitian ini menelusuri bagaimana ekslusi terjadi dalam kehidupan nyai丹情妇di印尼丹Prancis seperti杨ada篇小说Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta到丹小说拉夫人辅助卡梅利娅karya大仲马(儿子)。分析方法分析wacana kritis dari Fairclough untuk melihan处理eksklusi di kedua小说,但yang merupakan gambaran dari realita yang terjadi di masyarakat。Penelitian ini memperlihatkan bahwa处理eksklusi palyak terjadi melalui标签和刻板印象。Meski demikian, para perempuan simpanan yang mengalami eksklusi dari wacana ' kehormatan ' di masyarakat memiliki cara sendiri untuk bertahan di tengah masyarakat yang tidak menyukai mereka。
SOCIAL EXCLUSION OF DEMI-MONDAINE AND NYAI IN FRENCH AND INDONESIAN NOVELS
One of the interesting themes but not widely featured in Indonesian and French literatures in the 19th and 20th centuries is nyai and demi-mondaine. Both have a similar meaning, namely the mistress of a man from the upper-middle class. This study looks at the exclusions that occur in the lives of nyai and demi-mondaine in an Indonesian novel titled Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer and a French novel titled La Dame aux Camélias by Alexandre Dumas (philosophers). The analysis was carried out using Fairclough’s critical discourse analysis approach to examine the exclusion process in the two novels, which describes the realities that occur in society. This study found that the mistresses are excluded primarily through labeling and stereotyping. Despite the exclusion from the discourse of ‘honor’ in society, the mistresses find their own way of surviving in a society that does not like them.Salah satu tema menarik namun tidak banyak ditampilkan dalam karya sastra Indonesia dan Prancis di abad 19 dan 20 adalah kehidupan nyai dan demi-monde. Keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yakni perempuan simpanan dari seorang laki-laki kelas menengah ke atas. Sikap masyarakat yang cenderung merendahkan mereka dapat dipandang sebagai proses eksklusi. Penelitian ini menelusuri bagaimana ekslusi yang terjadi dalam kehidupan nyai dan courtesan di Indonesia dan Prancis seperti yang ada pada novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan novel La Dame aux Camélias karya Alexandre Dumas (fils). Analisis dilakukan dengan metode analisis wacana kritis dari Fairclough untuk melihat proses eksklusi di kedua novel tersebut, yang merupakan gambaran dari realita yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini memperlihatkan bahwa proses eksklusi paling banyak terjadi melalui labelling dan stereotyping. Meski demikian, para perempuan simpanan yang mengalami eksklusi dari wacana ‘kehormatan’ di masyarakat memiliki cara sendiri untuk bertahan di tengah masyarakat yang tidak menyukai mereka.