{"title":"Simulasi POACE pada budidaya pertanian dengan metode hidoponik (POACE Simulation in Agricultural Cultivation Using the Hydroponic Method)","authors":"Asep Lukmanul","doi":"10.2139/ssrn.3617944","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesian abstract: Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian dari tahun ketahun semakin pesat, sehingga masyarakat khususnya petani sangat tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi serta tidak akan memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Salah satu teknologi yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik, hal ini dikarenakan semakin langkanya lahan pertanian akibat dari banyaknya sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensial semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang mempunyai lahan atau pekarangan terbatas, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai, dengan mengetahui cara memanfaatkan lahan yang sempit di pekarangan rumah dapat meningkatkan pendapatan rumah, dan meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan. Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media. \n \nEnglish abstract: The development of technology in agriculture has been increasing rapidly so that people, especially farmers, are lagging behind in utilizing technological advancements and will not get the maximum benefit from their business activities. One technology that is feasible to disseminate is hydroponic technology, this is due to the scarcity of agricultural land due to the large number of industrial and service sectors, so that conventional agricultural business activities are increasingly un-competitive due to high land prices. Agricultural cultivation technology with a hydroponic system is expected to be an alternative for people who have limited land or yards, so that it can be used as an adequate source of income, knowing how to use narrow land in the home yard can increase home income, and increase the use of the plot. Hydroponics is a method of farming without using soil media, but by using nutrient mineral solutions or other materials that contain nutrients such as coconut fiber, mineral fibers, sand, broken bricks, sawdust, and others as a substitute for media.","PeriodicalId":7501,"journal":{"name":"Agricultural & Natural Resource Economics eJournal","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Agricultural & Natural Resource Economics eJournal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2139/ssrn.3617944","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
印度尼西亚:农业技术的发展速度正在加快,尤其是农民,在利用技术进步方面远远落后,没有从他们的商业活动中获得最大的利润。水培技术是一种有价值的传播技术,这是由于由于工业化和服务部门的过度短缺,传统农业活动由于地价高而变得没有竞争力。水培养殖技术被期望成为拥有有限土地或后院的社会的另一种选择,从而提供足够的收入来源,了解如何利用车道上的小块土地可以增加家庭收入,改善土地利用。水培是一种不使用土壤介质的种植方法,而是使用含营养成分的矿物质溶液,如椰子壳、矿物纤维、沙子、砖块、木屑和其他代替土壤的物质。英语抽象:农业技术的发展是快速增长的,所以人们,尤其是farmers,隐藏在技术先进的背景下,不会从他们的商业活动中获得最大的利益。一种水晶体技术正在提炼,这一技术正以水晶体技术的形式存在,这一技术正以大型工业和服务部门的数量存在,因此这种农业活动的限制正在增加,无法强迫地奖励高土地的价格。农业技术耕耘with a一点hydroponic系统是to be an另类for people who have limited)土地或码,所以它可以成为美国过去一个adequate源代码的收入,知道如何用《码可以增加家狭窄的土地收入,和增加利用》情节。水培学是一种不使用介质的药理方法,但通过利用矿物养料或其他物质来代替介质、矿物纤维、沙子、断砖、棕榈尘和其他媒介的替代品。
Simulasi POACE pada budidaya pertanian dengan metode hidoponik (POACE Simulation in Agricultural Cultivation Using the Hydroponic Method)
Indonesian abstract: Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian dari tahun ketahun semakin pesat, sehingga masyarakat khususnya petani sangat tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi serta tidak akan memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Salah satu teknologi yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik, hal ini dikarenakan semakin langkanya lahan pertanian akibat dari banyaknya sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensial semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang mempunyai lahan atau pekarangan terbatas, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai, dengan mengetahui cara memanfaatkan lahan yang sempit di pekarangan rumah dapat meningkatkan pendapatan rumah, dan meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan. Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media.
English abstract: The development of technology in agriculture has been increasing rapidly so that people, especially farmers, are lagging behind in utilizing technological advancements and will not get the maximum benefit from their business activities. One technology that is feasible to disseminate is hydroponic technology, this is due to the scarcity of agricultural land due to the large number of industrial and service sectors, so that conventional agricultural business activities are increasingly un-competitive due to high land prices. Agricultural cultivation technology with a hydroponic system is expected to be an alternative for people who have limited land or yards, so that it can be used as an adequate source of income, knowing how to use narrow land in the home yard can increase home income, and increase the use of the plot. Hydroponics is a method of farming without using soil media, but by using nutrient mineral solutions or other materials that contain nutrients such as coconut fiber, mineral fibers, sand, broken bricks, sawdust, and others as a substitute for media.