Deden Dewantara Eris, S. Wahyuni, I. Riyadi, H. Widiastuti, Siswanto.
{"title":"Pengaruh kitosan, mikroba antagonis, dan bakteri endofit dalam menekan perkembangan penyakit bercak daun pada bibit kelapa kopyor (Effect of chitosan, antagonist and endophytic bacteria in suppressing the development of leaf spot disease in kopyor coconut seedlings)","authors":"Deden Dewantara Eris, S. Wahyuni, I. Riyadi, H. Widiastuti, Siswanto.","doi":"10.22302/IRIBB.JUR.MP.V87I1.324","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Currently, tissue culture is one of the best techniques in propagating of kopyor coconut. The important stage in plant propagation through tissue culture is acclimatization. Upon entering the acclimatization stage, the problem that couldarise in kopyor coconut seedlings is leaf spot disease caused by the fungus Colletotrichumsp., Curvularia sp. and Pestalotiopsissp. Environmentally friendly leaf spot disease control techniques can be done through the use of chitosan, antagonistsmicrobesand endophytic bacteria. This study aimed to examine the use of chitosan, microbial antagonists, endophytic bacteria and their combinations to control leaf spot kopyor coconut disease in four different disease severity categories, namely severe/heavy, moderate, mild, and healthy.Disease development was observed every three weeks, while the rate of disease infection, area under the disease development curve (AUDPC) and disease progression/delta were observed 15 weeks after treatment. The result showed that in heavy severity category, endophytic bacteria treatment was more effective to inhibit leaf spot disease showed byAUDPC value of 131.95 units thatsignificantly different compared to others. In the moderatecategory, combination treatment was more effective to suppress leaf spot disease, showed by the lowest infection rate by 0.03 unit per week, and percentage disease value progression changeswas 12.10%, withno significantly different AUDPC value to the other treatments. In mild and healthy severity category, therewereno significanly different between the rate of infection and AUDPC in all treatments. While the percentage of change progression disease was significantly different between endophytic treatment and control. [Keywords: coconut kopyor seedling, leaf spot disease, antagonist microbes, endophyticbacteria, chitosan]Abstrak Saat ini, teknik kultur jaringanmerupakan salah satu teknik terbaik untukmemproduksi bibit kelapa kopyor. Tahap penting dalam perbanyakan tanaman melaluikultur jaringan adalah aklimatisasi. Pada saat memasuki tahap aklimatisasi, masalah yangdapat muncul pada bibit kelapa kopyor adalah serangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichumsp., Curvulariasp. dan Pestalotiopsis sp.Teknik pengendalian penyakit bercak daun yang ramah lingkungan dapat melalui pemanfaatan kitosan, mikroba antagonis danbakteri endofit. Penelitian ini bertujuan untukmenguji pengaruhkitosan, mikroba antagonis, bakteri endofit dan kombinasinya untuk mengendalikan penyakit bercak daun bibit kelapakopyor pada empat kategori keparahan penyakit yang berbedayaitu berat, sedang, ringan, dan sehat. Perkembangan penyakit diamati setiap tiga minggu selama 15 minggu sedangkan laju infeksi penyakit, luas area dibawah kurva perkembangan penyakit (AUDPC)dan persentaseselisih/delta perkembangan penyakitdihitung pada minggu ke 15.Hasil penelitian menunjukkan bahwa padabibitkelapa kopyor dengan kategori keparahan berat, perlakuan bakteri endofitlebih efektif menghambat bercak daun dengan menghasilkan nilai AUDPC terkecilyaitu sebesar 131,95unit dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya sedangkan laju infeksi dan persentasedelta perkembangan penyakit tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada bibit kopyor kategori keparahan sedang, perlakuan kombinasi lebih efektif menekan bercak daun ditunjukkan dengan laju infeksi terendah sebesar 0,03 unit per minggu yang menghasilkan delta perkembangan penyakit terkecil yakni sebesar 12,1%, dengan nilai AUDPC tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada bibit kopyor kategori keparahanringandan sehat, tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk parameter laju infeksi dan nilai AUDPC pada semua perlakuan. Sedangkan nilai persentase delta perkembangan penyakit pada perlakuan endofit berbeda nyata dibandingkan dengankontrol. [Kata Kunci: bibit kelapa kopyor, penyakit bercak daun, kitosan, mikroba antagonis, bakteri endofit]","PeriodicalId":11660,"journal":{"name":"E-Journal Menara Perkebunan","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"E-Journal Menara Perkebunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22302/IRIBB.JUR.MP.V87I1.324","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
目前,组织培养是kopyor椰的最佳繁殖技术之一。植物组培繁殖的重要阶段是驯化。进入驯化阶段后,kopyor椰子幼苗可能出现的问题是由炭疽菌引起的叶斑病。,曲霉属和拟盘藻属。环境友好型叶斑病防治技术可以通过使用壳聚糖、拮抗剂、微生物和内生细菌来实现。本研究旨在研究壳聚糖、微生物拮抗剂、内生细菌及其组合对重度、中度、轻度和健康4种不同疾病严重程度的kopyor椰叶斑病的防治效果。每3周观察一次疾病发展情况,治疗15周后观察疾病感染率、疾病发展曲线下面积(AUDPC)和疾病进展/ δ。结果表明,在重度分类中,内生菌处理对叶斑病的抑制效果较好,其audpc值为131.95单位,与其他处理相比差异显著。在中度处理中,联合处理对叶斑病的抑制效果更好,侵染率最低,为0.03单位/周,病值进展变化百分比为12.10%,AUDPC值与其他处理无显著差异。在轻度和健康严重程度类别中,所有治疗的感染率和AUDPC之间无显著差异。而病变进展百分比在内生菌治疗和对照组之间有显著差异。【关键词】椰子苗,叶斑病,拮抗微生物,内生细菌,壳聚糖】摘要:椰子苗,椰子苗栽培,椰子苗,椰子苗,椰子苗,椰子苗Tahap penting dalam perbanyakan tanaman melaluikcultural jaringan adalah aklimatisasi。padat memasuki tahap aklimatisasi, masalah yangdapat muncul padbibit kelapa kopyor adalah serangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichumsp。, Curvulariasp。丹拟盘多毛菌属,拟盘多毛菌属,拟盘多毛菌属,拟盘多毛菌属。Penelitian ini bertujuan untukmenguji pengaruhkitosan, mickroba antagonis, bakteri endofit dan kombinasinya untuk mengendalikan penyakit bercak dawit bibit kelapakopyor padempat kategori keparahan penyakit yang berbedayaitu berat, seang, ringan, dansehat。Perkembangan penyakit diamati setiap tiga minggu selama 15 minggu sedangkan laju infeksi penyakit, luas area dibawah kurva Perkembangan penyakit (AUDPC),代表了Perkembangan penyakit /delta Perkembangan penyakitdihitung padminggu ke 15。Hasil penelitian menunjukkan bahwa padabibitkelapa kopyor dengan kategori keparahan berat, perlakuan bakteri endfitlebih efektif menghambat berchak dengan menghasilkan nilai AUDPC terkecilyyitu sebesar 131,95unit dan berbeda nyata dibeda nyya sedangkan laju infeksi dan perkembangan penyakit tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainya。Pada bibit kopyor kategori keparahan seainnya, perlakuan kombinasi lebih efektif menekan bercak daum dununjukkan dengan laju infeksi terendah sebesar 0.03 unit per minggu yang menghasilkan delta perkembangan penyakit terkecil yakni sebesar 12.1%, dengan nilai AUDPC tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan laainnya。Pada bibit kopyor kategori keparahanringandan sehat, tidak terdapat perbedaan and yang nyata untuk parameter laju infeksi dan nilai AUDPC Pada semua perlakuan。Sedangkan nilai代表三角洲,perkembang, penyakit, perlakuan的利益,berbeda, dibandingkan, dengancontrol。[Kata Kunci: bibit kelapa kopyor, penyakit bercak daun, kitosan, mickroba antagonis, bakteri endofit]
Pengaruh kitosan, mikroba antagonis, dan bakteri endofit dalam menekan perkembangan penyakit bercak daun pada bibit kelapa kopyor (Effect of chitosan, antagonist and endophytic bacteria in suppressing the development of leaf spot disease in kopyor coconut seedlings)
Currently, tissue culture is one of the best techniques in propagating of kopyor coconut. The important stage in plant propagation through tissue culture is acclimatization. Upon entering the acclimatization stage, the problem that couldarise in kopyor coconut seedlings is leaf spot disease caused by the fungus Colletotrichumsp., Curvularia sp. and Pestalotiopsissp. Environmentally friendly leaf spot disease control techniques can be done through the use of chitosan, antagonistsmicrobesand endophytic bacteria. This study aimed to examine the use of chitosan, microbial antagonists, endophytic bacteria and their combinations to control leaf spot kopyor coconut disease in four different disease severity categories, namely severe/heavy, moderate, mild, and healthy.Disease development was observed every three weeks, while the rate of disease infection, area under the disease development curve (AUDPC) and disease progression/delta were observed 15 weeks after treatment. The result showed that in heavy severity category, endophytic bacteria treatment was more effective to inhibit leaf spot disease showed byAUDPC value of 131.95 units thatsignificantly different compared to others. In the moderatecategory, combination treatment was more effective to suppress leaf spot disease, showed by the lowest infection rate by 0.03 unit per week, and percentage disease value progression changeswas 12.10%, withno significantly different AUDPC value to the other treatments. In mild and healthy severity category, therewereno significanly different between the rate of infection and AUDPC in all treatments. While the percentage of change progression disease was significantly different between endophytic treatment and control. [Keywords: coconut kopyor seedling, leaf spot disease, antagonist microbes, endophyticbacteria, chitosan]Abstrak Saat ini, teknik kultur jaringanmerupakan salah satu teknik terbaik untukmemproduksi bibit kelapa kopyor. Tahap penting dalam perbanyakan tanaman melaluikultur jaringan adalah aklimatisasi. Pada saat memasuki tahap aklimatisasi, masalah yangdapat muncul pada bibit kelapa kopyor adalah serangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichumsp., Curvulariasp. dan Pestalotiopsis sp.Teknik pengendalian penyakit bercak daun yang ramah lingkungan dapat melalui pemanfaatan kitosan, mikroba antagonis danbakteri endofit. Penelitian ini bertujuan untukmenguji pengaruhkitosan, mikroba antagonis, bakteri endofit dan kombinasinya untuk mengendalikan penyakit bercak daun bibit kelapakopyor pada empat kategori keparahan penyakit yang berbedayaitu berat, sedang, ringan, dan sehat. Perkembangan penyakit diamati setiap tiga minggu selama 15 minggu sedangkan laju infeksi penyakit, luas area dibawah kurva perkembangan penyakit (AUDPC)dan persentaseselisih/delta perkembangan penyakitdihitung pada minggu ke 15.Hasil penelitian menunjukkan bahwa padabibitkelapa kopyor dengan kategori keparahan berat, perlakuan bakteri endofitlebih efektif menghambat bercak daun dengan menghasilkan nilai AUDPC terkecilyaitu sebesar 131,95unit dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya sedangkan laju infeksi dan persentasedelta perkembangan penyakit tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada bibit kopyor kategori keparahan sedang, perlakuan kombinasi lebih efektif menekan bercak daun ditunjukkan dengan laju infeksi terendah sebesar 0,03 unit per minggu yang menghasilkan delta perkembangan penyakit terkecil yakni sebesar 12,1%, dengan nilai AUDPC tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada bibit kopyor kategori keparahanringandan sehat, tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk parameter laju infeksi dan nilai AUDPC pada semua perlakuan. Sedangkan nilai persentase delta perkembangan penyakit pada perlakuan endofit berbeda nyata dibandingkan dengankontrol. [Kata Kunci: bibit kelapa kopyor, penyakit bercak daun, kitosan, mikroba antagonis, bakteri endofit]