{"title":"在Z代的眼中,家庭交流模式","authors":"Desi Yoanita","doi":"10.9744/scriptura.12.1.33-442","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Relasi orang tua dan anak yang menginjak usia dewasa muda (Gen Z) bisa digambarkan sebagai ‘love and hate relationship’. Ketegangan muncul karena di usia tersebut anak sudah memiliki kesadaran akan kemandirian, sementara orang tua masih menjalankan otoritas penuh atas mereka. Pola Komunikasi Keluarga menggambarkan relasi orang tua dan anak dalam dua bentuk, yaitu conformity orientation dan conversation orientation. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pola komunikasi diterapkan dalam keluarga 10 informan yang berusia 18-25 tahun. Menggunakan metode studi kasus, Peneliti menganalisis data hasil Focus Group Discussion (FGD) secara tematik dan menghasilkan temuan sebagai berikut: 1) kebersamaan dalam keluarga memerlukan komitmen; 2) setiap keluarga memiliki batasan keterbukaan yang berbeda dan keterbukaan tidak selalu terjadi dua arah; 3) orang tua masih berotoritas atas isu jangka panjang atau yang membutuhkan dana besar; 4) memperlakukan anak sebagai orang dewasa merupakan wujud trust dan penghargaan orang tua; 5) relasi antara orang tua menjadi role model kehangatan dalam keluarga; 6) Ayah menjadi sosok penting dalam menciptakan kehangatan.\n ","PeriodicalId":44409,"journal":{"name":"Scriptura-International Journal of Bible Religion and Theology in Southern Africa","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2022-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"POLA KOMUNIKASI KELUARGA DI MATA GENERASI Z\",\"authors\":\"Desi Yoanita\",\"doi\":\"10.9744/scriptura.12.1.33-442\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Relasi orang tua dan anak yang menginjak usia dewasa muda (Gen Z) bisa digambarkan sebagai ‘love and hate relationship’. Ketegangan muncul karena di usia tersebut anak sudah memiliki kesadaran akan kemandirian, sementara orang tua masih menjalankan otoritas penuh atas mereka. Pola Komunikasi Keluarga menggambarkan relasi orang tua dan anak dalam dua bentuk, yaitu conformity orientation dan conversation orientation. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pola komunikasi diterapkan dalam keluarga 10 informan yang berusia 18-25 tahun. Menggunakan metode studi kasus, Peneliti menganalisis data hasil Focus Group Discussion (FGD) secara tematik dan menghasilkan temuan sebagai berikut: 1) kebersamaan dalam keluarga memerlukan komitmen; 2) setiap keluarga memiliki batasan keterbukaan yang berbeda dan keterbukaan tidak selalu terjadi dua arah; 3) orang tua masih berotoritas atas isu jangka panjang atau yang membutuhkan dana besar; 4) memperlakukan anak sebagai orang dewasa merupakan wujud trust dan penghargaan orang tua; 5) relasi antara orang tua menjadi role model kehangatan dalam keluarga; 6) Ayah menjadi sosok penting dalam menciptakan kehangatan.\\n \",\"PeriodicalId\":44409,\"journal\":{\"name\":\"Scriptura-International Journal of Bible Religion and Theology in Southern Africa\",\"volume\":\"13 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2022-08-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Scriptura-International Journal of Bible Religion and Theology in Southern Africa\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.9744/scriptura.12.1.33-442\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"0\",\"JCRName\":\"RELIGION\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Scriptura-International Journal of Bible Religion and Theology in Southern Africa","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.9744/scriptura.12.1.33-442","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
Relasi orang tua dan anak yang menginjak usia dewasa muda (Gen Z) bisa digambarkan sebagai ‘love and hate relationship’. Ketegangan muncul karena di usia tersebut anak sudah memiliki kesadaran akan kemandirian, sementara orang tua masih menjalankan otoritas penuh atas mereka. Pola Komunikasi Keluarga menggambarkan relasi orang tua dan anak dalam dua bentuk, yaitu conformity orientation dan conversation orientation. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pola komunikasi diterapkan dalam keluarga 10 informan yang berusia 18-25 tahun. Menggunakan metode studi kasus, Peneliti menganalisis data hasil Focus Group Discussion (FGD) secara tematik dan menghasilkan temuan sebagai berikut: 1) kebersamaan dalam keluarga memerlukan komitmen; 2) setiap keluarga memiliki batasan keterbukaan yang berbeda dan keterbukaan tidak selalu terjadi dua arah; 3) orang tua masih berotoritas atas isu jangka panjang atau yang membutuhkan dana besar; 4) memperlakukan anak sebagai orang dewasa merupakan wujud trust dan penghargaan orang tua; 5) relasi antara orang tua menjadi role model kehangatan dalam keluarga; 6) Ayah menjadi sosok penting dalam menciptakan kehangatan.