爪哇语古兰经训诂的认识论:Ṣāliḥ Darat的《法伊哈》al-Raḥmān研究

IF 0.3 0 RELIGION
Abdul Mustaqim
{"title":"爪哇语古兰经训诂的认识论:Ṣāliḥ Darat的《法伊哈》al-Raḥmān研究","authors":"Abdul Mustaqim","doi":"10.14421/AJIS.2017.552.357-390","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article seeks to analyse the structure of the epistemology of Fayḍ al-Raḥmān, a Javanese Qur’anic-exegetical work by Ṣāliḥ Darat, a prominent Javanese ulama in the nineteenth century. It is the only Javanese Qur’anic-exegetical work (kitāb al-tafsīr) with the Sufi-esoteric interpretation (al-tafsīr al-ṣūfi al-ishārī). Yet, there has not been research discussing its epistemology of interpretation whereas it is significant to grasp its fundamental structure of thought. Employing historical-philosophical approach, this article argues that Fayḍ al-Raḥmān’s exegesis reflect the illuminative epistemology (‘irfāni) by which Ṣāliḥ Darat does not only explain the textual meaning (al-ma‘nā al-ẓāhir) but also the esoteric meaning (al-ma‘nā al-ishārī) of the Qur’an. In Ṣāliḥ Darat’s view, the relation of the two resembles the relation between spirit and body that cannot be separated. The esoteric interpretation thus constitutes revealing inner meanings of the Qur’an. According to Ṣāliḥ Darat, the ideal interpretation is to grasp both the textual and esoteric meaning of the Qur’an. With the Sufi-esoteric interpretation, Ṣāliḥ Darat truly intends to bridge the epistemological polemics between Muslim jurists (fuqahā’) who are inclined to the textual meaning and Sufi-philosophers who are inclined to the esoteric meaning. Besides, written in Arabic-pegon script, Ṣāliḥ Darat’s Fayḍ al-Raḥmān fortifies the Javanese cultural identity in the sense that Javanese Qur’anic exegesis have equal authority as Arabic Qur’anic exegesis. This also reflects the cultural strategy to oppose the policy of the Dutch colonialism that enforced the use of Latin alphabet on behalf of bureaucracy and correspondence at the time. [Artikel ini mendiskusikan tentang struktur epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān karya Ṣāliḥ Darat. Kitab tersebut merupakan satu-satu kitab tafsir berbahasa Jawa dengan corak tafsir sufi isyari. Namun demikian, selama ini belum ada riset-riset terdahulu yang mengkaji tentang isu epistemologi tafsir nya . Padahal, dengan mengkaji epistemologinya, kita akan memahami struktur fundamental pemikirannya. Dengan pendekatan historis-filosofis, artikel ini berargumen bahwa epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān mencerminkan epistemologi ‘irfāni (illuminasi) dengan corak tafsir sufi isyari. Ketika menafsirkan al-Qur’an, Ṣāliḥ Darat tidak hanya menjelaskan dimensi makna zahir ayat, tetapi juga makna batinnya. Baginya, relasi keduanya tidak dapat dipisahkan, ibarat tubuh dan ruh. Sehingga, penafsiran al-Qur’an menjadi lebih hidup dan mendalam. Penafsiran yang ideal ialah manakala mampu menangkap kedua makna tersebut secara sinergis. Dengan corak tafsir sufi isyari, Ṣāliḥ Darat sebenarnya ingin mendamaikan konflik epistemik antara kaum fuqaha’ yang hanya berorietasi pada makna zahir dan kaum sufi yang hanya berorientasi pada makna batin. Di sisi lain, penggunaan tulisan Arab-Pegon dalam kitab tafsirnya merefleksikan peneguhan identitas kultural Jawa bahwa tafsir berbahasa Jawa memiliki otoritas yang sama dengan tafsir-tafsir yang berbahasa Arab. Hal ini juga merupakan strategi kebudayaan untuk melawan kolonialisme Belanda yang ketika itu menginstruksikan agar menggunakan tulisan laitin dalam birokrasi dan surat-menyurat.]","PeriodicalId":42231,"journal":{"name":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","volume":"43 1","pages":"357-390"},"PeriodicalIF":0.3000,"publicationDate":"2017-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"The Epistemology of Javanese Qur’anic Exegesis: A Study of Ṣāliḥ Darat’s Fayḍ al-Raḥmān\",\"authors\":\"Abdul Mustaqim\",\"doi\":\"10.14421/AJIS.2017.552.357-390\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article seeks to analyse the structure of the epistemology of Fayḍ al-Raḥmān, a Javanese Qur’anic-exegetical work by Ṣāliḥ Darat, a prominent Javanese ulama in the nineteenth century. It is the only Javanese Qur’anic-exegetical work (kitāb al-tafsīr) with the Sufi-esoteric interpretation (al-tafsīr al-ṣūfi al-ishārī). Yet, there has not been research discussing its epistemology of interpretation whereas it is significant to grasp its fundamental structure of thought. Employing historical-philosophical approach, this article argues that Fayḍ al-Raḥmān’s exegesis reflect the illuminative epistemology (‘irfāni) by which Ṣāliḥ Darat does not only explain the textual meaning (al-ma‘nā al-ẓāhir) but also the esoteric meaning (al-ma‘nā al-ishārī) of the Qur’an. In Ṣāliḥ Darat’s view, the relation of the two resembles the relation between spirit and body that cannot be separated. The esoteric interpretation thus constitutes revealing inner meanings of the Qur’an. According to Ṣāliḥ Darat, the ideal interpretation is to grasp both the textual and esoteric meaning of the Qur’an. With the Sufi-esoteric interpretation, Ṣāliḥ Darat truly intends to bridge the epistemological polemics between Muslim jurists (fuqahā’) who are inclined to the textual meaning and Sufi-philosophers who are inclined to the esoteric meaning. Besides, written in Arabic-pegon script, Ṣāliḥ Darat’s Fayḍ al-Raḥmān fortifies the Javanese cultural identity in the sense that Javanese Qur’anic exegesis have equal authority as Arabic Qur’anic exegesis. This also reflects the cultural strategy to oppose the policy of the Dutch colonialism that enforced the use of Latin alphabet on behalf of bureaucracy and correspondence at the time. [Artikel ini mendiskusikan tentang struktur epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān karya Ṣāliḥ Darat. Kitab tersebut merupakan satu-satu kitab tafsir berbahasa Jawa dengan corak tafsir sufi isyari. Namun demikian, selama ini belum ada riset-riset terdahulu yang mengkaji tentang isu epistemologi tafsir nya . Padahal, dengan mengkaji epistemologinya, kita akan memahami struktur fundamental pemikirannya. Dengan pendekatan historis-filosofis, artikel ini berargumen bahwa epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān mencerminkan epistemologi ‘irfāni (illuminasi) dengan corak tafsir sufi isyari. Ketika menafsirkan al-Qur’an, Ṣāliḥ Darat tidak hanya menjelaskan dimensi makna zahir ayat, tetapi juga makna batinnya. Baginya, relasi keduanya tidak dapat dipisahkan, ibarat tubuh dan ruh. Sehingga, penafsiran al-Qur’an menjadi lebih hidup dan mendalam. Penafsiran yang ideal ialah manakala mampu menangkap kedua makna tersebut secara sinergis. Dengan corak tafsir sufi isyari, Ṣāliḥ Darat sebenarnya ingin mendamaikan konflik epistemik antara kaum fuqaha’ yang hanya berorietasi pada makna zahir dan kaum sufi yang hanya berorientasi pada makna batin. Di sisi lain, penggunaan tulisan Arab-Pegon dalam kitab tafsirnya merefleksikan peneguhan identitas kultural Jawa bahwa tafsir berbahasa Jawa memiliki otoritas yang sama dengan tafsir-tafsir yang berbahasa Arab. Hal ini juga merupakan strategi kebudayaan untuk melawan kolonialisme Belanda yang ketika itu menginstruksikan agar menggunakan tulisan laitin dalam birokrasi dan surat-menyurat.]\",\"PeriodicalId\":42231,\"journal\":{\"name\":\"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies\",\"volume\":\"43 1\",\"pages\":\"357-390\"},\"PeriodicalIF\":0.3000,\"publicationDate\":\"2017-12-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/AJIS.2017.552.357-390\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"0\",\"JCRName\":\"RELIGION\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/AJIS.2017.552.357-390","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

本文试图分析《法伊哈al-Raḥmān》的认识论结构。《法伊哈al-Raḥmān》是一部爪哇古兰经训诂著作,作者Ṣāliḥ Darat是19世纪著名的爪哇乌拉玛。这是唯一一部爪哇语古兰经训诂著作(kitāb al-tafsīr),其中有苏菲派的深奥解释(al-tafsīr al-ṣūfi al-ishārī)。然而,对其解释认识论的研究尚不多见,把握其基本思想结构具有重要意义。本文采用历史哲学的方法,认为法伊哈al-Raḥmān的训诂反映了启发性认识论(irfāni), Ṣāliḥ达拉特通过这种认识论不仅解释了古兰经的文本意义(al-ma ' nā al-ẓāhir),而且解释了古兰经的深奥意义(al-ma ' nā al-ishārī)。在Ṣāliḥ Darat看来,两者的关系类似于精神与肉体的关系,不可分割。因此,深奥的解释构成了揭示古兰经的内在意义。根据Ṣāliḥ Darat的说法,理想的解释是既要掌握古兰经的文本意义,又要掌握古兰经的深奥意义。通过苏菲-深奥的解释,Ṣāliḥ Darat真正想要在穆斯林法学家(fuqah ')和苏菲-哲学家(倾向于深奥的意义)之间的认知论论战中架起一座桥梁。此外,Ṣāliḥ Darat的《法伊哈al-Raḥmān》以阿拉伯语-格贡文字写成,从某种意义上说,爪哇古兰经注释与阿拉伯语古兰经注释具有同等的权威,从而加强了爪哇的文化认同。这也反映了当时反对荷兰殖民主义政策的文化策略,荷兰殖民主义政策强制使用拉丁字母,代表了当时的官僚和通信。[Artikel ini mendiskusikan tentkturr epistemologi tafsir fayha al-Raḥmān karya Ṣāliḥ Darat]。Kitab tersebut merupakan satu-satu Kitab tafsir berbahasa java dengan corak tafsir sufi isyari。南门德米克安,杨孟加基,等。论认识论。struktur Padahal, dengan mengkaji epistemologinya、基塔阿坎人memahami基本pemikirannya。登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干。Ketika menafsirkan al- quuran, Ṣāliḥ Darat tidak hanya menjelaskan dimensions makna zahir ayat, tetapi juga makna batinya。Baginya, relasi keduanya tidak dapat dipisahkan, ibarat tubuh danruh。《古兰经》(menjadi lebih hidup dan mendalam)。Penafsiran yang理想的生活方式是:manakala mampu manangkap kedua makna teris,但是secara sinergis。邓干的科学工作,Ṣāliḥ Darat sebenarya ingin mendamaikan konflik epistemik antara kaum fuqaha '杨汉亚beroriya pada makna zahir dan kaum sufi杨汉亚beroriya pada makna batin。disisi lain, penggunaan tulisan Arab- pegon dalam kitab tafsirnya merefleksikan peneguhan身份文化爪哇语,爪哇语,爪哇语,爪哇语,爪哇语记忆,爪哇语记忆,爪哇语,爪哇语,爪哇语,爪哇语,爪哇语,爪哇语,爪哇语。[英语泛读词典][中文泛读词典][中文泛读词典]
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
The Epistemology of Javanese Qur’anic Exegesis: A Study of Ṣāliḥ Darat’s Fayḍ al-Raḥmān
This article seeks to analyse the structure of the epistemology of Fayḍ al-Raḥmān, a Javanese Qur’anic-exegetical work by Ṣāliḥ Darat, a prominent Javanese ulama in the nineteenth century. It is the only Javanese Qur’anic-exegetical work (kitāb al-tafsīr) with the Sufi-esoteric interpretation (al-tafsīr al-ṣūfi al-ishārī). Yet, there has not been research discussing its epistemology of interpretation whereas it is significant to grasp its fundamental structure of thought. Employing historical-philosophical approach, this article argues that Fayḍ al-Raḥmān’s exegesis reflect the illuminative epistemology (‘irfāni) by which Ṣāliḥ Darat does not only explain the textual meaning (al-ma‘nā al-ẓāhir) but also the esoteric meaning (al-ma‘nā al-ishārī) of the Qur’an. In Ṣāliḥ Darat’s view, the relation of the two resembles the relation between spirit and body that cannot be separated. The esoteric interpretation thus constitutes revealing inner meanings of the Qur’an. According to Ṣāliḥ Darat, the ideal interpretation is to grasp both the textual and esoteric meaning of the Qur’an. With the Sufi-esoteric interpretation, Ṣāliḥ Darat truly intends to bridge the epistemological polemics between Muslim jurists (fuqahā’) who are inclined to the textual meaning and Sufi-philosophers who are inclined to the esoteric meaning. Besides, written in Arabic-pegon script, Ṣāliḥ Darat’s Fayḍ al-Raḥmān fortifies the Javanese cultural identity in the sense that Javanese Qur’anic exegesis have equal authority as Arabic Qur’anic exegesis. This also reflects the cultural strategy to oppose the policy of the Dutch colonialism that enforced the use of Latin alphabet on behalf of bureaucracy and correspondence at the time. [Artikel ini mendiskusikan tentang struktur epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān karya Ṣāliḥ Darat. Kitab tersebut merupakan satu-satu kitab tafsir berbahasa Jawa dengan corak tafsir sufi isyari. Namun demikian, selama ini belum ada riset-riset terdahulu yang mengkaji tentang isu epistemologi tafsir nya . Padahal, dengan mengkaji epistemologinya, kita akan memahami struktur fundamental pemikirannya. Dengan pendekatan historis-filosofis, artikel ini berargumen bahwa epistemologi tafsir Fayḍ al-Raḥmān mencerminkan epistemologi ‘irfāni (illuminasi) dengan corak tafsir sufi isyari. Ketika menafsirkan al-Qur’an, Ṣāliḥ Darat tidak hanya menjelaskan dimensi makna zahir ayat, tetapi juga makna batinnya. Baginya, relasi keduanya tidak dapat dipisahkan, ibarat tubuh dan ruh. Sehingga, penafsiran al-Qur’an menjadi lebih hidup dan mendalam. Penafsiran yang ideal ialah manakala mampu menangkap kedua makna tersebut secara sinergis. Dengan corak tafsir sufi isyari, Ṣāliḥ Darat sebenarnya ingin mendamaikan konflik epistemik antara kaum fuqaha’ yang hanya berorietasi pada makna zahir dan kaum sufi yang hanya berorientasi pada makna batin. Di sisi lain, penggunaan tulisan Arab-Pegon dalam kitab tafsirnya merefleksikan peneguhan identitas kultural Jawa bahwa tafsir berbahasa Jawa memiliki otoritas yang sama dengan tafsir-tafsir yang berbahasa Arab. Hal ini juga merupakan strategi kebudayaan untuk melawan kolonialisme Belanda yang ketika itu menginstruksikan agar menggunakan tulisan laitin dalam birokrasi dan surat-menyurat.]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
CiteScore
1.80
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
6 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信