{"title":"AL-QURAN DAN PLURALISME","authors":"Saihu Saihu","doi":"10.22548/SHF.V13I2.493","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas tentang argumentasi Al-Quran terhadap paham pluralisme agama. Dalam tulisan ini, penulis memfokuskan kajiannya pada bagaimana teks agama dan literatur Islam menyikapi pluralitas beragama dan sikap individu dalam konteks masyarakat yang multikultural. Berdasarkan pemahaman atas ayat-ayat Al-Quran yang dikumpulkan dan pendapat para sarjana, penulis berargumen bahwa pluralisme agama merupakan desain Tuhan atau sunnatullah yang mengejawantah dalam kehidupan manusia di bumi. Lebih jauh lagi, penulis memaparkan paham pluralisme memiliki tiga komponen penting yang dapat dijadikan landasan dalam berinteraksi di tengah masyarakat multiagama dan budaya. Tiga komponen itu antara lain: keterlibatan aktif (active engagement); pemahaman mendalam atas perbedaan (constructive understanding); penyamaan persepsi (encounter commitment), atau dalam terminologi agama disebut ummatan wasathān (umat pertengahan). Jika tiga komponen ini diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, maka akan tercipta masyarakat yang madani, yaitu masyarakat yang inklusif, humanis, egalitarian, toleran, dan demokratis, tidak dibatasi oleh perbedaan-perbedaan dan memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"11 1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/SHF.V13I2.493","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tulisan ini membahas tentang argumentasi Al-Quran terhadap paham pluralisme agama. Dalam tulisan ini, penulis memfokuskan kajiannya pada bagaimana teks agama dan literatur Islam menyikapi pluralitas beragama dan sikap individu dalam konteks masyarakat yang multikultural. Berdasarkan pemahaman atas ayat-ayat Al-Quran yang dikumpulkan dan pendapat para sarjana, penulis berargumen bahwa pluralisme agama merupakan desain Tuhan atau sunnatullah yang mengejawantah dalam kehidupan manusia di bumi. Lebih jauh lagi, penulis memaparkan paham pluralisme memiliki tiga komponen penting yang dapat dijadikan landasan dalam berinteraksi di tengah masyarakat multiagama dan budaya. Tiga komponen itu antara lain: keterlibatan aktif (active engagement); pemahaman mendalam atas perbedaan (constructive understanding); penyamaan persepsi (encounter commitment), atau dalam terminologi agama disebut ummatan wasathān (umat pertengahan). Jika tiga komponen ini diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, maka akan tercipta masyarakat yang madani, yaitu masyarakat yang inklusif, humanis, egalitarian, toleran, dan demokratis, tidak dibatasi oleh perbedaan-perbedaan dan memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik.