{"title":"2019年总统大选后的伊斯兰面貌:民主与对话的挑战","authors":"Muhammad Radya Yudantiasa","doi":"10.47655/DIALOG.V43I2.373","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article examines the problems of intra/interreligious dialogue that occurred after the 2019 presidential election. The focus of this study is to analyse the impact of Islamic populism on the sustainability of dialogue in Indonesia. The trend of Islamic populism is basically narrative and analytic of Indonesian political studies. The political contestation has an impact on the intra/inter-religious dialogue problems or even transcending ethnic and group boundaries. This situation requires intense dialogue among scholars, activists, elites, religious leaders and society members. This research is a library research using descriptive-analysis method. The main theory in this research is agonistic theory. This theory sees the conflict from more positive ways. This article argues that the discourse and the narration of moderate Islam needs to be brought into public sphere. Hence, the peaceful characters of Islam and tolerant Islam become the dominant colors of Islam in the public sphere. \nArtikel ini mengungkap kembali problematika tentang dialog pasca pemilihan presiden 2019. Fokus dari artikel ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari populisme Islam terhadap keberlanjutan dialog di Indonesia. Tren dari populisme Islam pada dasarnya merupakan sebuah narasi dan analisis yang banyak dikaji dalam lingkup studi politik di Indonesia. Peristiwa kontestasi politik yang terjadi di dalam pemilihan presiden 2019 menunjukkan adanya permasalahan terhadap dialog dalam/antar agama dan bahkan melampaui batas-batas etnik maupun kelompok agama. Situasi ini meniscayakan para aktor-aktor dialog dari kalangan akademisi, aktivis, elit politik, pemuka agama, dan masyarakat untuk terlibat dalam kontestasi ini. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Teori utama yang digunakan dalam artikel ini adalah teori agonistik (agonistic theory). Teori ini berfungsi untuk melihat konflik dalam sudut pandang yang positif. Artikel ini menyimpulkan bahwa klaim tentang wacana dan narasi Islam yang moderat harus muncul untuk dikontestasikan dalam ruang publik. Dengan demikian, wajah asli Islam yang damai, toleran dan rahmatan lil-‘alamin akan menjadi wajah yang dominan dalam ruang publik.","PeriodicalId":42769,"journal":{"name":"Dialog-A Journal of Theology","volume":"45 1","pages":"265-274"},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2020-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"The Face Of Islam After The 2019 Presidential Election: Democracy And The Challenge Of Dialogue\",\"authors\":\"Muhammad Radya Yudantiasa\",\"doi\":\"10.47655/DIALOG.V43I2.373\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article examines the problems of intra/interreligious dialogue that occurred after the 2019 presidential election. The focus of this study is to analyse the impact of Islamic populism on the sustainability of dialogue in Indonesia. The trend of Islamic populism is basically narrative and analytic of Indonesian political studies. The political contestation has an impact on the intra/inter-religious dialogue problems or even transcending ethnic and group boundaries. This situation requires intense dialogue among scholars, activists, elites, religious leaders and society members. This research is a library research using descriptive-analysis method. The main theory in this research is agonistic theory. This theory sees the conflict from more positive ways. This article argues that the discourse and the narration of moderate Islam needs to be brought into public sphere. Hence, the peaceful characters of Islam and tolerant Islam become the dominant colors of Islam in the public sphere. \\nArtikel ini mengungkap kembali problematika tentang dialog pasca pemilihan presiden 2019. Fokus dari artikel ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari populisme Islam terhadap keberlanjutan dialog di Indonesia. Tren dari populisme Islam pada dasarnya merupakan sebuah narasi dan analisis yang banyak dikaji dalam lingkup studi politik di Indonesia. Peristiwa kontestasi politik yang terjadi di dalam pemilihan presiden 2019 menunjukkan adanya permasalahan terhadap dialog dalam/antar agama dan bahkan melampaui batas-batas etnik maupun kelompok agama. Situasi ini meniscayakan para aktor-aktor dialog dari kalangan akademisi, aktivis, elit politik, pemuka agama, dan masyarakat untuk terlibat dalam kontestasi ini. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Teori utama yang digunakan dalam artikel ini adalah teori agonistik (agonistic theory). Teori ini berfungsi untuk melihat konflik dalam sudut pandang yang positif. Artikel ini menyimpulkan bahwa klaim tentang wacana dan narasi Islam yang moderat harus muncul untuk dikontestasikan dalam ruang publik. Dengan demikian, wajah asli Islam yang damai, toleran dan rahmatan lil-‘alamin akan menjadi wajah yang dominan dalam ruang publik.\",\"PeriodicalId\":42769,\"journal\":{\"name\":\"Dialog-A Journal of Theology\",\"volume\":\"45 1\",\"pages\":\"265-274\"},\"PeriodicalIF\":0.2000,\"publicationDate\":\"2020-12-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Dialog-A Journal of Theology\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47655/DIALOG.V43I2.373\",\"RegionNum\":4,\"RegionCategory\":\"哲学\",\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"0\",\"JCRName\":\"RELIGION\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dialog-A Journal of Theology","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47655/DIALOG.V43I2.373","RegionNum":4,"RegionCategory":"哲学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本文探讨了2019年总统大选后出现的宗教内部/宗教间对话问题。本研究的重点是分析伊斯兰民粹主义对印尼对话可持续性的影响。伊斯兰民粹主义的趋势基本上是对印尼政治研究的叙述和分析。政治纷争对宗教内/宗教间对话问题的影响甚至超越了种族和群体的界限。这种情况需要学者、活动家、精英、宗教领袖和社会成员之间进行激烈的对话。本研究采用描述分析法对图书馆进行研究。本研究的主要理论是拮抗理论。这一理论从更积极的角度看待冲突。本文认为,温和伊斯兰的话语和叙述需要进入公共领域。因此,伊斯兰教的和平特性和宽容的伊斯兰教成为伊斯兰教在公共领域的主导色彩。Artikel ini mengungkap kembali problematika tentang dialog pasca pemilihan总统2019。福克达里artikel ini adalah untuk menganalis pengaruh dari民粹主义伊斯兰教terhadap keberlanjutan dialog di印度尼西亚。特伦达里民粹主义伊斯兰教教徒达萨尼亚merupakan sebuah narasi丹分析杨班雅克dikaji dalam lingup研究印尼政治。2019年总统就职典礼上,总统就职典礼上,总理就职典礼上,总理就职典礼上,总理就职典礼上,总理就职典礼上,总理就职典礼上,总理就职典礼上,总理就职典礼。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。[中文]:图书馆研究,登安,孟古纳坎方法分析。Teori utama yang digunakan dalam artikel ini adalah Teori agonistik。我想我的朋友们都很高兴,我的朋友们都很高兴。Artikel ini menyimpimpkan bahwa klaim tantanwacana dan narasi Islam yang温和派harus muncutuk dikontestasikan dalam ruang public。邓根德米克安,瓦贾阿斯利伊斯兰教杨达迈,宽容的丹·拉赫马坦,阿贾阿斯利伊斯兰教杨达迈,瓦贾阿斯利伊斯兰教杨达迈。
The Face Of Islam After The 2019 Presidential Election: Democracy And The Challenge Of Dialogue
This article examines the problems of intra/interreligious dialogue that occurred after the 2019 presidential election. The focus of this study is to analyse the impact of Islamic populism on the sustainability of dialogue in Indonesia. The trend of Islamic populism is basically narrative and analytic of Indonesian political studies. The political contestation has an impact on the intra/inter-religious dialogue problems or even transcending ethnic and group boundaries. This situation requires intense dialogue among scholars, activists, elites, religious leaders and society members. This research is a library research using descriptive-analysis method. The main theory in this research is agonistic theory. This theory sees the conflict from more positive ways. This article argues that the discourse and the narration of moderate Islam needs to be brought into public sphere. Hence, the peaceful characters of Islam and tolerant Islam become the dominant colors of Islam in the public sphere.
Artikel ini mengungkap kembali problematika tentang dialog pasca pemilihan presiden 2019. Fokus dari artikel ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari populisme Islam terhadap keberlanjutan dialog di Indonesia. Tren dari populisme Islam pada dasarnya merupakan sebuah narasi dan analisis yang banyak dikaji dalam lingkup studi politik di Indonesia. Peristiwa kontestasi politik yang terjadi di dalam pemilihan presiden 2019 menunjukkan adanya permasalahan terhadap dialog dalam/antar agama dan bahkan melampaui batas-batas etnik maupun kelompok agama. Situasi ini meniscayakan para aktor-aktor dialog dari kalangan akademisi, aktivis, elit politik, pemuka agama, dan masyarakat untuk terlibat dalam kontestasi ini. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Teori utama yang digunakan dalam artikel ini adalah teori agonistik (agonistic theory). Teori ini berfungsi untuk melihat konflik dalam sudut pandang yang positif. Artikel ini menyimpulkan bahwa klaim tentang wacana dan narasi Islam yang moderat harus muncul untuk dikontestasikan dalam ruang publik. Dengan demikian, wajah asli Islam yang damai, toleran dan rahmatan lil-‘alamin akan menjadi wajah yang dominan dalam ruang publik.